Mimpi

26 9 13
                                    

Kekuatan terbesarmu ada di dalam darahmu. Bergegaslah, kami butuh bantuanmu ratu.

Seorang Javanie bangun dari tidurnya dan merasakan hawa dingin disekujur tubuhnya. Mimpi bertemu dengan para manusia bersayap hijau kembali ia alami. Nie mengambil kaca matanya dan membuka jendela kamarnya. Rasanya senyap sekali. Ia melihat gelapnya malam dengan begitu jelas. Menenangkan, pikirnya.

Ia masih bingung dengan mimpi-mimpinya tentang para manusia bersayap hijau yang memanggil dirinya ratu dan meminta pertolongan.

Nie adalah seorang mantan anak panti asuhan yang kabur dan memulai kehidupannya sendiri. Ia dulunya melamar pekerjaan sebagai seorang fotografer yang menangkap segala objek alam yang indah.
Lalu sekarang? Inilah Javanie seorang fotografer handal dan profesional dengan segala bidikan yang sangat indah.

“Siapa sebenarnya aku? Dan bagaimana dengan orang tuaku dimasa lalu?” gumannya sesekali menatap kearah bulan yang sedang dalam fase bulat sempurna. Nie membuang nafas kasar dan segera menutup jendelanya, sangat dingin diluaran sana.

Ia turun menuju dapur dan melihat bosnya yang tengah menikmati gambar-gambar fiksi manusia burung.

“Lihatlah mereka. Sangat indah bagai  dewi aphrodite. Membuatku terpesona,” Reas dengan antusias menunjukkan para manusia burung yang sangat indah dan cantik kepada Javanie.

“Namun kau belum pernah melihat yang bersayap biru menyala Rey,” balas Nie dengan bercanda.

“Ah Nie. Pasti sangat cantik,” Reas tak henti-hentinya membayangkan kecantikan manusia yang memiliki sayap biru menyala. Pasti cantik sekali.

“Katanya sulit sekali mencari burung phoenix berwarna biru menyala di hutan sana Rey. Ah rasanya aku ingin mencoba mencarinya,” Reas menatap aneh Nie dan segera mukul pelan kepala Nie.

“Kenapa aku punya bawahan yang sangat bodoh sepertimu Nie. Mencari rajawali saja kau menghabiskan waktu satu bulan penuh. Lalu bagaimana dengan burung phoenix biru menyala? Jangan mencari makhluk fiksi yang jelas-jelas tidak ada,” Nie hanya tertawa kecil sembari menuangkan air dingin kedalam gelasnya.

“Lihatlah gambar ini Nie,” Javanie menengok kearah laptop milik Reas.

( Gambar lima ekor burung Phoenix. Merah, emas, hijau dan ungu. Dengan burung biru agung ditengah )

Mau saya kasih cast takut pelanggaran hak cipta.
( Kalau masih kepo nanti kalian bisa chat WhatsApp pribadi saya oke, nomor ada di profil )

“Ibuku dulu sering mendongeng tentang sang ratu. Lihatlah, yang biru dan besar itu. Sepertinya ialah sang ratu,” Nie merasa sangat tertarik dengan gambar itu.

“Kau Sepertinya mulai tertarik dengan legenda ini ya Nie,” sindir Reas saat Javanie terlalu fokus dengan gambar itu.

“Hih. Kembalilah ke kamarmu dan segera tidur. Esok kau harus membantuku untuk mempromosikan hasil karya potretanmu kepada klienku Nie,” Javanie hanya menatap jengah kepada bosnya.

“Apa tidak ada asisten lain bos?” ucapnya dengan penuh penekanan.

“Bayar asisten pribadi mahal Nie. Sudahlah aku ngantuk,” Reas menutup laptop miliknya dan segera masuk kedalam kamarnya. Lalu Javanie juga mulai menaiki tangga menuju kamarnya untuk melanjutkan tidurnya.

Sang RatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang