"Tunggu, aku masih merindukanmu sayang!” seru ku saat pacarku diseberang sana ingin menghentikan telepon kami.
Kami mulai menelepon saat jam sebelas malam. Karena aku baru selesai mengerjakan tugasku di jam itu.
.
.
.Tak terasa saat aku melirik jam dinding di kamar kost ku, sudah jam satu lewat ternyata.
“Phi, udahan dulu, yuk. Aku ada matkul besok pagi, diajar sama Pak Supot. Kalo telat, mampus aku,”
Aku tertawa mendengarnya, karena aku tahu bagaimana galaknya pak Supot jika ada mahasiswanya terlambat dijam matkulnya walaupun itu hanya hitungan detik haha.
“Yasudah, selamat malam Gulfku, tidurlah yang nyenyak, aku akan kencan dengan Gulingku saja kalau begitu, i love u” canda ku.
Aku mendengarnya tertawa.
“ Hati-hati dengan ucapanmu Phi hahaa,” ledek Gulf.
Setelah mengucapkan ‘I Love U’ berkali kali, akhirnya sambungan telepon putus.
Aku rentangkan tanganku sebelum tidur karena jujur sedikit pegal tadi karena salah posisi wkwkkw, ku baringkan tubuh di kasur dan menarik selimut hingga dada.
Aku membuka ponsel, ingin bermain sebentar dengan benda pipih itu sebelum akhirnya rasa kantuk menyerang mataku.
Aku bergelung dibawah selimut, memeluk guling empuk yang menemaniku selama aku tinggal di kost ini. Perlahan aku memejamkan mata, mulai membuka kilas kilas mimpi dialam bawah sadarku.
"Eh?"
"Bau apa ini?"
Aku mengendus, mencium bau pandan yang menyeruak hebat di dalam kamarku.
"Sejak kapan ada pandan di kamar ku?"
Aku dengan malas membuka mata. Aih, bau ini begitu menyengat, menganggu pernapasan ku!
Aku bangun dan duduk ditepi tempat tidur dengan gontai, berniat untuk minum air yang sudah biasa aku siapkan di nakas.
Seteguk..
Dua teguk..
Aku menaruh gelas setelah meneguk air yang ke empat.
Aku kembali ke tempat tidur, lalu mencoba tidur dengan memejamkan mataku.
Srengggg
Sial
Bau pandan itu semakin parah! Seolah bau itu berada di dekatku.
Aku menutup hidung dengan gulingku, tetap positif thinking bahwa bau pandan itu dari musang pandan yang mungkin ada diatap. Besok aku harus menyuruh Pak Boy memeriksa atap.
Percuma, gulingku yang wangi bahkan tak mampu mengalahkan bau bau tidak sedap ini. Aku mendengus kesal, ingin tidur pun susah sekali.
“Bau banget sih, bikin mual, astaga,” decakku kesal.
"Musang nya ada berapa sih? Satu? Dua? Kenapa bau sekali?"
Aku hendak memejamkan mata lagi saat aku merasakan bulu kudukku meremang. Pikiranku mulai kalut, tidak tenang.
Astaga, berpikir positif, Mew! Berpikir positif!!, ucapku sambil menepuk kepalaku pelan.
Fiuhhh
Hawa dingin menusuk leherku tiba-tiba seperti ditiup oleh seseorang.
Seakan belum cukup membuatku ketakutan, aku merasakan sesuatu memeperhatikan ku dari jauh.
SIAL!!
Aku berusaha bodo amat dan menutup seluruh tubuh ku dengan selimut.
Aku seakan ingin mati dari dunia ini ketika selimutku ditarik paksa dan melihat sosok dibawah tempat tidurku yang tersenyum lebar, memperlihatkan mata bolong, wajah berdarah, bernanah, dan belatung dimana mana. Namun sekejap wajah itu berubah sambil memutar kepala sempurna seperti burung hantu.
Tiba-tiba sosok itu merubah kembali ekspresinya menjadi tersenyum begitu lebar, seolah merobek wajahnya sendiri. Aku yakin aku pingsan setelah sosok itu mengucapkan kalimat yang tidak akan pernah aku lupakan.
“Aku nungguin dari tadi loh, kita kan mau jalan HIHIHIHI”
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT'S THAT? -MewGulf-
FanfictionSiapa juga yang mau dilihatin muka hancur, darah berceceran, dan dibaui bau aneh? tapi disamping itu aku bersyukur dianugerahi Tuhan seperti ini karena menjadi bisa melihatmu selamanya jadi aku tidak akan merasa kesepian :)