Memulai lagi.
Memulai kembali kisah lama hanya akan mengulang siklus yang sama. Itu yang Moon Byulyi faham dari pengalaman 29 tahun hidupnya. Seolah membaca buku yang sama berulang kali, toh akan memiliki ending yang begitu saja.
Tapi bagaimana ji...
Di bawah taburan Bintang Pulau Jeju malam itu. Dia di sana. Dengan rambut perak sepunggung, gaun putih dengan manik cantik yang dahulu enggan ia sentuh, juga bibir merah dengan jejak tetesan akhir anggur dari cawannya.
Ah, dia semakin cantik. Di tambah anggun dan feminim yang kini terlihat dari pesonanya. Gadis tomboy itu tak lagi sama.
"Jadi kau mau aku kembali menjadi kekasihmu hanya supaya kau tidak tampak menyedihkan malam ini?" Ucap gadis itu seraya tersenyum miring.
Seokjin merengkuh pinggang gadis itu, seiring tangan lain meraih gelas wine dari jemarinya, dan mengganti dengan genggaman milik Jin.
"Kita, Byul. Supaya kita tak terlihat menyedihkan." Bisiknya di telinga gadis itu.
Irama Jazz kian terdengar, Jin mulai menuntun rengkuhan mereka menjadi gerakan dansa. Angin pantai membelai rambut mereka, sedang pesta menjelang malam itu tak kunjung usai dengan luapan gembira untuk pengantin baru yang tersenyum di singgasana mereka.
Moon Byulyi kelu. Lucunya malam ini mereka berada di laman yang sama. Sama-sama ditinggal pasangan masing-masing, sedang mereka telah terputus dengan status mantan yang melekat satu sama lain. Ah, drama apa lagi yang kembali menyambangi mereka? Apalagi di tambah dengan ajakan lelaki itu untuk berpura-pura.
Bagaimana bisa?
"Tapi aku tak mau berpura-pura. Tidak lagi. Apalagi kembali berpura-berpura denganmu, mengulang semua itu." Jawab Byulyi. Berusaha melepas kungkungan lelaki itu yang tak sedikitpun melonggarkan dekapannya. Musik telah berhenti, tapi mereka masih di sana.
"Aku tidak memintamu berpura-pura."
Alis Byulyi menyatu. "Kau memintaku kembali?"
"Iya. Aku ingin kita mulai kembali hubungan kita yang dulu." Seokjin menatap kedua mata itu dengan penuh arti, meyakinkan kembali gadis didepannya.
Sedang Byulyi tertawa, menganggap kalimatnya sebatas lelucon. Gadis itu menggidikkan bahunya. "Leluconmu yang satu ini lumayan. Tapi jangan coba lain waktu, atau aku akan menamparmu seperti kau memutusku waktu itu."
Ah, gadis itu ternyata sama sekali tak berubah. Masih keras kepala. Masih berlagak kuat.
Sepertinya rencananya kali ini tidak akan mudah, tapi setidaknya gadis itu Moon Byulyi. Tentu akan terasa menyenangkan.
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
