Memulai lagi.
Memulai kembali kisah lama hanya akan mengulang siklus yang sama. Itu yang Moon Byulyi faham dari pengalaman 29 tahun hidupnya. Seolah membaca buku yang sama berulang kali, toh akan memiliki ending yang begitu saja.
Tapi bagaimana ji...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Hal pertama yang Moonbyul lakukan saat mendapat sepucuk undangan cantik itu adalah mengumpat, lalu tertawa, kemudian memaki, lalu tertawa lagi.
Seperti kehilangan akal, Moonbyul tak menyangka meski hal ini tak ia sangkal pasti akan terjadi. Namun mengundang Moonbyul ke pesta pernikahan merekalah yang paling tak ia kira. Yang benar saja?
Aish..., sialan!
Moonbyul menimbang-nimbang undangan merah muda berbalut silver dan font yang terukir perak di mana-mana itu. Dengan nama sepasang sejoli yang lagi-lagi membuatnya tertawa pendek seraya mengumpat. Lagi.
Park Chanyeol dan Jung Hyerim.
"Akhirnya, mereka pun menikah. " Gumamnya.
Moonbyul baru tahu selembar surat undangan mampu mengembalikan kenangan. Bahkan sepenggal cerita masa lalu yang hampir terlupa bahwa ia pernah memilikinya.
Ia mendengus geli. Menertawakan cerita lama itu, tentang Moonbyul, seorang pria dan mereka yang mengambil andil dalam pembuatan cerita konyol yang sungguh memalukan untuk diingat.
Setidaknya untuk Moonbyul sendiri dan pria itu.
Ah, pria itu. Berapa kali pun Moonbyul mengingat tentangnya, paling tidak Moonbyul ingin mencekik leher lelaki itu atau menendang tungkai panjangnya, atau mungkin menampar pipi kirinya yang waktu itu telat ia tampar setelah pipi kanannya berhasil Moonbyul tinju dengan sepenuh hati.
Aih, berengsek.
Menyebalkan memang. Namun bingungnya bagi Byulyi, dari mana rasa geli di perut ini berasal jika ia mengingat setiap adegan manis antara mereka, atau laju jantungnya memompa setiap nama itu tak sengaja ia dengar.
Dasar sialan!
Mungkin ia trauma dengan lelaki itu. Ya, itu alasan yang paling tepat. Mungkin Moonbyul amat membencinya hingga ia amat ingin bertemu kembali setidaknya untuk menghajar lelaki itu. Hei, tidak mungkin Moonbyul menyimpan rasa untuk buaya narsis akut itu, tidak sama sekali. Apa lagi setelah akhir cerita mereka yang berdasarkan skenarionya amat memuaskan.
Diawali dengan saling mengancam, dan diakhir dengan saling menyakiti.
Ah..., sangat menarik! Lebih menarik dari drama berseason-season, juga buku berchapter-chapter. Cerita mereka amat padat, ringkas dan sarat akan kebodohan.
Moonbyul yang bodohnya mengorbankan akal sehatnya, dan lelaki itu yang dengan bodohnya mengorbankan perasaannya.
Sangat serasi, bukan?
"Wah, apa ini! Apa ini! Mereka menikah?"
Suara heboh dari gadis yang baru masuk itu membuat Moonbyul terperanjat, lalu menyumpah Heeyon si gadis itu yang hanya dibalas cengiran menyebalkan.