Pagi itu ketika aku terbangun, jendela kamarku telah terbuka. Ku lihat hari ini begitu cerah, namun sayang keadaanku tak secerah hari ini, keadaanku yang semakin hari semakin buruk menjadikan tak bersemangat. Suster yang biasa merawatku pun datang dan membawakan secangkir coklat panas dan sepiring roti coklat kesukaanku.
"Hai, nona lili... Selamat pagi? Hari ini cerah ya, lebih cerah lagi kalo non memakan makanan ini!" kata suster Tiara menghiburku.
"Tapi sus , saya belum lapar!" mata ku sambil melihat kearah jendela.
Akupun terbangun dari tempat tidur, suster tiarapun membantuku. Duduklah aku di sebuah kursi roda yang selalu aku duduki.
"Suster, tolong bawa aku keluar!" pintaku pada suster tiara yang begitu manis
"Non Lili ingin melihat bunga-bunga lili yang waktu itu non tanam?" kata suster tiara sambil tersenyum
"iya, aku ingin melihat bunga-bunga itu!" kataku pada suster tiara
Suster tiara pun segera mengantarkanku ke taman yang biasa aku tuju
"lihat non, bunga-bunga nya sudah tumbuh!" kata suster tiara sambil memetik salah satu bunga itu dan memberikannya padaku, dan suster tiarapun seperti biasa meninggalkanku.
Ketika aku berdiri untuk mengambil bunga lili itu kaki ku begitu lemah ketika aku akan terjatuh, tiba-tiba salah seorang laki-laki menahanku. Akupun melirik padanya betapa tampannya seorang laki-laki itu, ia pun membantuku untuk duduk dan ia pun bertanya padaku "kamu ingin memetik bunga itu?"
"iya" jawabku singkat
Ia pun memetik bunga itu untuk ku, tiba-tiba saja ppria baik hati dan ramah itupun merapihkan rambutku dan diselipkannya bunga lili yang cantik itu di belakang telingaku. ia pun berlutut di hadapanku sambil berkata "nah kalau seperti itu, wajah mu jadi semakin manis sama seperti bunga-bunga itu" sambil tersenyum "nama ku Tris, nama mu?"
"nama ku sama seperti bunga itu!" jawabku dengan suara pelan
"nama kamu lili?"
"iya" jawabku singkat lagi
Tiba-tiba suster tiara pun datang dan membawaku kembali ke kamar, ketika aku pergi aku sempat menoleh ke belakang. Tris pun melambaikan tangannya dan tersenyum padaku.
Ketika sampai di kamar, aku harus kembali terbaring lemah lagi tanpa harapan apa-apa karna aku sadar penyakitku bukan penyakit yang sepele. Malahan sering kali aku ingin sekali cepat mati, namun entah kenapa setelah aku bertemu dengan Tris harapan yang tak pernah ada itu kini muncul. Akupun bertanya pada suster tiara yang hendak merapihkan tempat tidurku “suster, pria yang tadi itu siapa?” tanya ku dengan polos pada suster tiara“Tris magsudnya non?” tanya kembali suster tiara padaku
“iya, kenpa suster tahu?”
“suster akan menjawab, asalkan non lili mau meminum susunya dulu!” kata suster tiara sambil menyodorkan segelas susu coklat
“Tris itu salah satu mahasiswa yang akan melakukan praktek kedokteran disini!” jawab suster tiaraKenapa setelah mendengar jawaban dari suster tiara aku merasa bahagia, dalam hati kecil aku berkata “berarti tris akan lama disini!”
“non, suster keluar dulu ya!” sambil pergi keluar, ketika suster tiara menutup pintunya. Aku melihat Tris dari jendela, ia sedang berjalan dan tiba-tiba dia melihatku. Akupun tersenyum padanya, namun tris segera pergi.
Akupun turun dari tempat tidurku, ketika aku melangkah kaki ku tak kuat menahan topangan badanku. Akupun terjatuh tapi rasa sakit itu tak aku pedulikan aku langsung berdiri dan segera memutar kursi rodaku, aku berniat mengejar tris. Ketika aku membuka pintu kamarku, sayangnya tris sudah tidak ada. Namun aku terkejut ketika seseorang dari belakang menutup mataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Heart
Short StoryLili seorang pasien yang menderita penyakit parah, lalu jatuh cinta kepada seorang dokter muda. tapi sayang, dokter muda itu malah pergi meninggalkan nya dan lili dengan setia menunggu dia kembali