daydream

2 0 0
                                    

Kami terus berjalan menyusuri kota. Mirandah tersenyum gembira menikmati situasi dan kondisi kota saat ini. Matahari hangat menyinari, dedaunan rindang tampak mengilat kembali hijau menghadirkan kelestarian langka. Angin timur yang sejuk nan hangat berhembus memanjakan kulit.

Kami malalui pagi yang indah bersama. Berjalan bergandengan, tertawa riang bersama. Tapi sayangnya itu harus berubah, Mirandah mengatakan ia haru s segera pulang, ibunya memanggilnya. Mm, rasanya aku ingin lebih lama, menahannya, mencoba berdua lebih lama menikmati pagi bersama. Tapi begitulah, kadangkala ada yang harus didahulukan.

Aku menarik nafas, mulai melangkahkan kai menuju sekolah. Jaraknya sebenarnya tidak begitu jauh, hanya sekitar 10 KM. aku berjalan tergesa-gesa. Jalan berkelok mengelilingi hutan, tanjakan naik dan turun, sungai deras yang harus diseberangi. Medan yang cukup tangguh, hhe.

"sudah lewat 10 menit" ku melirik jam di tangan, sudah terlambat. Aku bergegas lebih cepat.

Sebenarnya sekolah elf biasa disebut dengan "sekolah jam karet" pelaksanaan jadwal pasti lebih lambat sedikitnya 5 menit dari jadwal sebenarnya. Bayangkan jika seorang elf telah berada di sekolah tepat pada pukul 05.00 (waktu sebenarnya masuk sekolah) maka ia harus menunggu setidaknya 5-10 menit hingga kelas dibuka, dan pembelajaran dimulai. Elf memang terkenal dengan kecerdasan dan kesempurnaan fisik, tapi sifat mereka? Diragukan. Don't judge the book from the cover

Dalam sekolah elf terdapat sedikitnya 5-6 tingkatan (letak sekolah menjadi pertimbangan. Jika di daerah sepi maka 5). Elf-elf muda akan terbagi berdasar umurnya (yang aku pikir sangat tidak efektif). Mulai dari ilmu alam, sihir, hingga adat istiadat elf diajarkan dengan sistem kejurusan.

Sistem kejurusan dalam sekolah elf dibagi menjadi 6. Sihir sebagai jurusan yang dicap sebagai jurusan tersulit, tata boga, medis, linguistic, scouter, dan rakitor sebagai elf tekhnik.

Aku sendiri sekarang berada di tingkatan 6 dalam jurusan sihir. Tingkat akhir dari sekolah dari sekolah elf. Seperti yang kukatakan sebelumnya, jika elf mencapai umur 16 tahun ia akan ditugaskan. Walaupun aku sendiri adalah manusia , budaya dan adat istiadat telah melekat denganku, sejak kecil, dan tampaknya aku berada di ambang penugasan.

"tap, tap, akhirnya" aku menghembuskan nafas, lega. Berkeringat, peluh, dan gerah, pakaianku tampak basah. Aku mengecek waktu "05:15" hanya lewat 15 menit dari jadwal, aku tidak terlambat. Syukur. Tapi tampaknya ada yang berbeda. Sekolah masih kong, sepi.

Aku menyelidik bingung, melangkah masuk dengan was-was. Menengok mencari "ada orang?" aku sekali lagi mengecek waktu "hmm, masih 05:20" sudah lewat 20 menit, seharusnya sekolah telah ramai.

Ruang kelas masih terkunci, aku mencoba mengintip, tetap tidak ada. "aku melihat sekeliling mencoba mencari petunjuk. Nihil. Aku mencoba menarik nafas, tetap, hanya bau basah bercampur lumut. Ini mengherankan, semuanya tampak normal.aku mengambil posisi di teras kelas "mungkin para elf terlambat"

20 menit berlalu, sekolah masih kosong. Aku berbaring menatap cahaya matahari menembus pepohonan, masih menunggu.

"sial, hari pertama selepas musim dingin, semuanya terlambat" jujur, ini sangatlah membosankan.

Sunyi, tenang dan damai. Rasanya sangat nyaman. Gemericik air, hembusan angin, hingga suara semut di bawah tanah terdengar bagi alunan musik yang indah, menyatu dengan jantung hutan. Aku tersenyum, mulai menutup mata. Terakhir suara alarm daun terdengar pelan, dan saat itu aku sudah tertidur.

...

Antara khayal dan kenyataan. Semua terlihat serba putih sekarang, tak berunjung dan bertepi. Se-ingatku aku sedang berbaring di teras kelas. Tempat apa ini?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ELFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang