Hi,,,
Welcome to my story
Sorry for typo
Enjoyed
Hope you like it
Votemment please
Happy reading!!!
"SEO DONGHYUCK! APA YANG KAU LAKUKAN PADA JENO HUH?!"
Suara menggelegar itu keluar dari mulut seorang wanita dengan perut yang membuncit. Tanpa tahu malu ia berjalan di koridor rumah sakit yang sedang ramai. Tak memperdulikan para staff dan perawat di rumah sakit yang memintanya untuk tidak membuat kebisingan yang mengganggu para pasien.
Siyeon hanya berjalan dengan elegan menghampiri Donghyuck yang berdiri tidak jauh darinya. Donghyuck menatap heran pada Siyeon yang menatapnya penuh amarah.
'plak'
Semua orang yang melihat pemandangan tidak mengenakkan itu langsung terkejut saat melihat Siyeon dengan beraninya menampar Donghyuck. Donghyuck hanya diam merasakan hawa panas dan perih pada pipi kanannya.
'Jangan lemah hyuck. Kau akan semakin terlihat menyedihkan' batin Donghyuck menguatkan dirinya sendiri.
Donghyuck berdehem, lalu menghadapkan diri pada Siyeon yang mengangkat dagunya dengan sombong.
"Apa maumu?"tanya Donghyuck dengan nada dinginnya.
Siyeon hanya tersenyum remeh menatap Donghyuck yang berusaha membuat Siyeon takut. Siyeon mendekat ke arah Donghyuck hingga mulutnya berada di sisi telinga kanan Donghyuck.
"Jauhi Jeno. Kau tak akan pernah bisa mendapatkan Jeno."
'"oh ya? Asal kau tahu. Aku mengetahui kelakuan busukmu yang menjijikkan seperti jalang haus akan belaian."
Donghyuck berjalan meninggalkan Siyeon yang dilanda emosi. "KAU TAK AKAN PERNAH MENDAPATKANNYA DOKTER SEO!!"
Pada akhirnya, rumah sakit berubah menjadi kebun binatang hanya dengan teriakan Siyeon yang seperti monyet di musim kawin.
"Aku harus bagaimana Njun hiks..."
Renjun mengusap bahu tegar Donghyuck. Memberikan berbagai kata penenang. Keadaan Donghyuck cukup membuat Renjun merasakan apa yang dirasakan sahabatnya itu.
Donghyuck yang berlari kearahnya dengan airmata yang sudah menganak sungai dikedua pipinya, bibir pucat yang menggambarkan bahwa tubuh yang selalu tegar itu tak pernah baik-baik saja.
"Stt Hyuck.. kau hanya perlu berdoa untuk Jeno. Masalah Siyeon, biarkan dia sesuka hati saat ini. Jangan sampai disaat Jeno seperti ini kau malah drop. Bagaimana dengan Jisung nanti? Ingat Hyuck, dia masih meminum asi darimu, pasti Jisung akan ikut resah."
Renjun menghapus air mata Donghyuck. Memberikan Donghyuck ketenangan agar tak menjadikan masalahnya beban, bagaimana pun Donghyuck sudah Renjun anggap seperti saudara kandungnya.
"Dokter Seo..." Seorang wanita berpakaian perawat berlari menghampiri Donghyuck.
"Pa..pasien ruang ICU 1 mengalami penurunan denyut nadi"
Saat itu juga, Jantung Donghyuck kembali dipacu secepat mungkin. Ia segera melepas pelukannya dengan Renjun dan berlari dengan cepat menuju ICU 1 dimana Jeno berada.
'ku mohon Lee, jangan lagi'
"Tolong siapkan defibrillator segera" Donghyuck menginterupsi pada perawat tadi untuk menyiapkan alat kejut jantung saat monitor menunjukkan garis panjang.
"Menjauh"
Donghyuck terus merapalkan doa dalam hati agar Tuhan tak merenggut nyawa suaminya saat itu juga. Air matanya kembali turun saat monitor belum juga menunjukkan lengkungan abstrak yang menandakan adanya kehidupan.
"Syok"
'Tuhan terimakasih'
Donghyuck bernafas dengan lega seraya mengecup kening Jeno. Membisikkan beberapa kalimat pada Jeno agar mendengarkannya.
"Lee, bangunlah... Jisung merindukan appa nya" Donghyuck mendudukkan diri di kursi tunggu yang tersedia di samping ranjang Jeno. Donghyuck bersyukur, Jeno sudah melewati masa kritisnya. Sekarang Donghyuck hanya akan menunggu Jeno bangun.
Sudah dua hari tak bertemu dengan putranya, ibu mana yang tidak merindukan darah dagingnya. Donghyuck sangat merindukan Jisung. Maka, Donghyuck langsung mengambil ponselnya untuk menelepon rumah ibu dan ayahnya.
Kenapa Donghyuck tidak mem Videocall? Donghyuck hanya takut saat Jisung melihat Jeno yang masih pucat. Bahkan rasanya Jeno enggan sekali membuka matanya.
"Yeoboseo eommaa-!!" Teriakan ceria terdengar dari seberang sukses membuat kurva terbentuk di wajah Donghyuck.
Donghyuck mengalihkan pandangannya pada Jeno, lalu senyumannya berubah menjadi sendu. Biasanya, Jeno yang akan mendapatkan teriakan ceria dari Jisung saat ia menelepon Donghyuck.
"Jisungie ingin berbicara dengan appa sayang?" Donghyuck bertanya pada Jisung. Lalu terdengar jawaban antusias dari sang anak.
"Tapi, appa tidak bisa berbicara dulu. Apa Jisung masih ingin?"
"Nde eommaa.. S, sungie ingin belcelita dengan appa-!!"
Donghyuck mendekatkan ponselnya pada telinga Jeno. Tak lua ia me loud speaker agar ia juga bisa mendengar apa yang Jisung ceritakan pada ayahnya.
"Annyeong appa.. s, sungie sudah lama tidak belbicala dengan appa. S, sungie linduu appa. Appa.. Glandma bilang appa aggie cakit nde? Appa cwepat sembuh eoh!! Sungie ingin belmain dengan appa, lalu sungie ingin jalan-jalan belsama appa dan eomma hihi... Appa lafyu"
Air mata Donghyuck kembali turun. Kalimat panjang yang Jisung ucapkan sukses membuat hatinya serasa teremas. Donghyuck menatap Jeno yang menitihkan air mata dalam tidurnya. Sungguh keajaiban. Secara tiba-tiba, kelopak mata Jeno terbuka perlahan.
"J, jisung"
-TBC-
Terima kasih sudah meluangkan waktu
Huhu aku sempetin sebelum aku sibuk uprak dan ujian sekolah... Mohon doanya yaa buat kalian yang juga lagi ujian semangat... Kita sama-sama berjuang gaiss... Doain aku jadi double up hari ini hehe...
Jangan lupa Vote dan Komen
See you in next chapter
SALAM SIJEUNI💚💚💚
By hellojeppo_

KAMU SEDANG MEMBACA
The Young Parents [END]
FanfictionKisah lika liku rumit kehidupan 4 sekawan. Dengan dua orang anak kecil yang belum diketahui asal-usulnya. Cerita nya gak nyambung, so yg mau baca silahkan dan klo Klian mau mikirin segala macem juga silahkan. Saya sudah bilang, saya masih amatir. T...