Tak pernah terpisah

618 83 51
                                    

"Tante...."

"Eh.... Soobin masih lupa, ya? Biasakan panggil Eomma, ya?"

Wanita cantik itu mengelus si kecil berpipi mochi. Memperingatkan anak adopsinya itu dengan halus, dan biasanya akan mendapatkan anggukan imut dengan senyum manis berdimple. Namun kini jawabannya berbeda, Soobin menggeleng, ia terlihat lebih murung dari kemarin.

Padahal sudah seminggu ia tinggal bersama ibu angkatnya, apa Soobin masih merasa tidak nyaman? Apa yang kurang? Rumah ini mewah, mainan dimana mana, makanan manis selalu tersedia di kulkas, apa si kecil belum puas?

Lagipula wanita yang mengadopsinya ini adalah seorang ibu yang baik. Apapun yang diinginkan Soobin, pasti akan dikabulkan.

Nah.

Pasti akan dikabulkan.

Maka dari itu, anak manis ini berusaha memberanikan diri untuk bicara.

"Tante... Soobinie tidak mau memanggil tante sepelti itu..." jari kecilnya meremat ujung baju, berusaha menguatkan diri.

"Kenapa, hm? Soobinie mau memanggil seperti apa? Mommy? Mama?" sang ibu berjongkok agar sejajar menatap wajah Soobin. Senyum tak luput dari wajah cerahnya, membuat Soobin semakin yakin untuk angkat bicara.

"Soobinie tidak mau tante menjadi ibu Soobinie lagi.... Soobinie mau pulang..." dirinya tetaplah seorang anak kecil yang suka menangis, air mata itu turun membasahi pipinya.

"Hey... ini sekarang rumah Soobin. Jangan sedih, ya? Sekarang Soobin tinggal dengan Eomma Park. Eomma akan memberikan apapun yang Soobin mau..." mengelus pipi tembam Soobin.

"Apapun? Hiks..."

"Iya, apapun..."

"Soobinie mau pulang ke lumah Soobin... tidak mau disini belsama Eomma Pak.... hiks..."

Hatinya teriris melihat anak kecil dihadapannya menangis. Dia kira dengan semua yang dia punya, Soobin akan nyaman dan betah disini. Namun tidak. Dirinya sadar Soobin lebih mendapatkan kasih sayang di tempat lamanya.

"Soobin.... kenapa Soobin tidak mau bersama Eomma?"

"Soobinie hiks... sudah punya Eomma.... Eomma Ailin ada di lumah belsama Yeonjunie hyung hiks... Soobinie mau tinggal belsama Yeonjunie hyung!"

~~~~~~~~~

"Hiks.... Eommaaa...."

"Nee, Eomma disini..."

Di tempat lain, anak yang tak kalah manis kembali menangis. Tersiksa ketika mendapat rasa sakit yang menyerang tubuh mungilnya.

Selesai menidurkan anak kandungnya, kini seorang ibu itu menghampiri si kecil yang barusan menangis. Memeriksa suhu tubuh yang ternyata semakin memanas, wanita itu lantas menggendong anak asuhnya penuh dengan kasih sayang.

"Yeonjunie kapan mau sembuh, eum? Kalau Yeonjunie sakit terus, Eomma jadi semakin sedih." sang ibu mengelus kepala, menghapus keringat yang mengucur deras seiring panasnya suhu badan. Sangat khawatir, takut takut anak digendongannya ini bisa demam sampai step.

"Yeonjunie juga sedih, hiks.... Soobinie jahat! Soobinie meninggalkan hyungie! Hiks!"

"Sssttt.... sudaah. Soobin sudah punya rumah baru. Yeonjun harus ikut senang juga, ya? Nanti Soobin pasti main kesini untuk bertemu Yeonjun. Makanya, Yeonjun harus cepat sembuh dan sekarang istirahat lagi, ya? Jangan menangis terus..."

Rapuh. Yeonjun kecil memang sangat rentan sakit. Sejak seminggu yang lalu Soobin di adopsi, ia tidak rela ditinggal oleh manusia kelinci mungil itu. Yeonjun menangis dan terus menangis, dan akhirnya jatuh sakit, bahkan sampai sekarang kesehatannya tak ada kemajuan untuk menggapai sembuh.

Make It SpecialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang