Matahari pagi menerobos masuk dari balik jendela. Hal itu membuat jeongin terbangun akibat cahaya tersebut.
"Engghh" terdengar suara dari anak laki laki yang manis yang membuat orang iri kepadanya, bagaimana bisa ada manusia yang di anugerahi kulit mulus juga muka yang begitu cantik dan lucu disaat yang bersamaan?
Saat ia membuka matanya, ia merasa ada seseorang disampingnya hal ini sudah biasa terjadi tapi ia masih sering terkejut akan hal itu.
"Ommm.... ihh bangunn dong om udah jam 7 emang om ga pergi ke kantor?" Tanya jeongin sambil menggoyang goyangkan orang yang masih tertidur tepat di sampingnya.
"Ihh bangunn dong omm" ujar jeongin sekali lagi dan menggoyangkannya lebih keras.
Karena merasa tidak ada pergerakan apapun. Hal itu membuat jeongin merasa panik dan kalut akan pikirannya sendiri.
Hikss... hikss...
Terdengar suara isakan dari dalam kamar tersebut membuat sang empu yang masih tertidur pulas pun dengan cepat membuka matanya.
"Kamu kenapa nangis hm?" Tanya seseorang yakni bernama hwang hyunjin
Sambil menenangkan jeongin yang masih menangis, dengan segala cara hyunjin lakukan mulai dari menepukkan tangannya ke punggung kecil tersebut, menciumi pucuk kepala, pipi, dagu, mata sampai yang terakhir mencium tepat di bibir.
Hanya sekedar menempel tetapi dengan waktu yg lama. Merasa jeongin diam saja. Hal itu membuat hyunjin mulai melumat bibir jeongin.
"Eungg ss-stoopp" jeongin yang merasa nafasnya mulai habis menggertak dari dekapan hyunjin hingga akhirnya hyunjin melepaskannya. Jeongin dengan cepat menarik pasokan udara.
"Ihhh omm kenapa cium bibir jeongin sih?" Ujat jeongin Sambil mengepout kan bibirnya.
'Aduh bisa jeongin kenapa harus pout gitu si jadi kepingin makan' pikir hyunjin tersenyum layaknya pedofil
"Ihh jawab omm bukannya senyam senyum kayak orang mesum ya" kesal jeongin.
Setelah mengatakan hal itu tingkat waspada jeongin menyala. Dengan cepat jeongin mengambil ancang ancang untuk berdiri.
Tapi sebelum sempat dia berdiri dengan benar tangannya sudah lebih dulu ditarik oleh hyunjin, hingga pada akhirnya jeongin terjatuh tepat diatas hyunjin.
"Ihh o-om mau ngapain?" Tanya jeongin gugup.
"Kenapa buru buru pergi? Tadi itu namanya morning kiss sayang" ujar hyunjin sambil merapatkan pelukannya agar tak ada celah untuk jeongin kabur.
"Ihh om harus kerja kan. Buruan mandi nanti kalau telat gimana?" Tanya jeongin melihat kearah pahatan sempurna milik hyunjin.
"Kenapa masih manggil om hm? Apa jeongin ga suka sama hyunjin ya?" Ujar hyunjin melepaskan kedua tangannya dari punggung jeongin.
Hal itu membuat jeongin dengan cepat menggelengkan kepala dengan lucu sambil kembali mencari tangan hyunjin untuk memeluknya kembali.
"Gg-gak gitu maksud jeongin. Jeongin cuman belum terbiasa aja, selama ini kan ka hyunjin fine aja waktu dipanggil om. Maafin jeongin. Jeongin gatau kalau bakalan nyakitin hati ka hyunjin" ujar jeongin dengan panjang lebar sambol menahan tangisan yang siap meledak kapan saja.
"Hey jangan nangis oke darling, my baby fox, my universe" ujar hyunjin menenangkan jeongin yang hampir kembali menangis.
"Sekarang manggilnya ka hyunjin aja ya, kalau dulu sama sekarang kan udah beda. Sekarang jeongin sudah sepenuhnya milik hyunjin. Hwang jeongin. hehe" ujar hyunjin sambil terkekeh. Hal itu membuat rona merah menjalar di muka jeongin.
Mengetahui bahwa jeongin malu membuat hyunjin tertawa lebih keras dari sebelumnya, hingga membuat jeongin ikut tertawa.
Seindah itu setiap pagi bersama hyunjin.
Sudah banyak hal yang dilewati bersama tak mudah bagi mereka melewati semua rintangan yang sebelumnya menjera mereka berdua.
Hal itu sudah mereka lewati bersama hingga akhirnya mereka sampai ketitik ini. Titik kebahagiaan.
Hanya ada mereka berdua sekarang. Dari masa lalu tersebut membuat mereka kuat satu sama lain, ikatan yang tidak bisa diputuskan begitu saja.
Salah satu hal mengapa ia dan hyunjin tak boleh bersama hanya karena perbedaan umur, juga hyunjin merupakan seorang pemegang perusahaan ayahnya.
Pada saat itu dimana wanita maupun pria mendekati hyunjin dengan ganasnya layaknya seekor kucing yang siap kawin.
Perbedaan umur antara jeongin dan hyunjin. Hyunjin berusia 29 tahun pada saat itu dan sekarang genap ia memasuki umur 30 tahun. Berbeda dengan jeongin yang bahkan baru masuk kuliah tahun ini.
Tapi hal itu tidak memudarkan cinta mereka. Bukankah cinta tidak memandang umur?
"Ayo ka mandi ya"
"Hari ini kakak bolos sehari ya mau cuddle-an aja sama jeongin, kakak juga baru pulang dari perjalanan bisnis. Boleh ya pleaseee" ujar hyunjin sambil memohon lucu.
"Sekali aja ya abis itu ga boleh lagi"
"Ga janji ya" ujar hyunjin mencium pipi jeongin dan dengan cepat menaruh kembali jeongin ke kasur.
Sambil berlari masuk ke dalam kamar mandi.
"KAAA HYUNJEEANNNN" teriak jeongin begitu sadar sambil melemparkan bantal ke arah kamar mandi.
◇◇◇
"Ka hyunjin mau ini ya" ujar jeongin sambil memohon lucu kearah hyunjin."Gak. Gak boleh kemarin kata dokter apa, jeongin kan disuruh buat ga minum yang dingin dingin, coklat panas aja ya" tolak hyunjin begitu mengetahui bahwa jeongin berniat memesan milkshake.
Kemarin mereka pergi ke dokter lantaran jeongin yang mengeluh sakit di area tenggorakannnya. Setelah check up dengan dokter minho, ia menyarankan jeongin jangan minum yang dingin terlebih dahulu.
Hal itu tentu saja menjadi sebuah larangan bagi hyunjin. Hyunjin tidak bisa mengalah dalam hal kesehatan jeongin, jeonginnya selalu ceroboh.
Setelah mereka memesan pesanan mereka. Mereka pergi ke tempat duduk dekat kaca yang mengarah langsung ke arah jalanan.
Tempat ini merupakan tempat bersejarah bagi mereka. Disini awal mula mereka bertemu di tempat dimana hyunjin pada saat itu harus berlari dari kejaran fans fansnya.
Hingga memasuki toko dan duduk di depan jeongin yang sedang meminum milkshake kesukaannya.
Entah apa yang terjadi sekarang bila waktu itu hyunjin tidak masuk ke dalam toko tersebut.
"Ka hyunjin inget gak temen jeongin yang namanya felix" ujar jeongin memulai percakapan diantara mereka berdua.
"Felix? Temen kamu yang dulu nampar kakak?"
"Iya yang itu ka"
"Iya tau emang kenapa hm?"
"Seminggu lagi dia bilang bakalan kasih undangan nikahnya ke kita, pas jeongin tanya dimana acaranya, felix bilang dia bakalan ngerayainnya di australia. Kakak sibuk gak kira kira?" Tanya jeongin berharap bahwa hyunjin bisa meluangkan waktunya karena akhir akhir ini sulit sekali bertemu dengan hyunjin.
Jeongin bahkan sering menahan kantuknya untuk menunggu hyunjin pulang, tapi ia selalu gagal dan berakhir tidur di sofa.
Ketika pagi menjelang ia akan bangun dan mendapati dirinya di atas kasur, siapa lagi yang akan mengangkatnya selain hyunjin.
"Hmm harusnya kakak ga punya jadwal yang penting nanti kakak usahain ya. Demi jeongin" ujar hyunjin sambil menegak hormat ke arah jeongin.
"Ay ay captain" ujar jeongin diakhiri dengan senyuman yang manis.
♧
hai semuanya ini book aku yang pertama masih kaku banget. Aku punya banyak ide tapi bingung nuangin ke dalam ceritanya
Makasih udah baca semoga kalian menyukai karya aku.
Bye bye...