"Helmnya neng"
"Pagi banget ya Chan"
"Ya kan lu ada kuis Matematika"
Amandapun memakai helmnya
"Kan masi habis istirahat"
"Ya biar lu engga belajar di atas motor, kebiasaan deh" cibir Haechan sambil menutup kaca helm Amanda, yang dicibir hanya cengengesan.
"YA ALLAH GUA GAK TERIMA! YA LO PIKIR AJA DEH!"
"Temen lo tuh, masi pagi juga uda teriak-teriak" kata Haechan ketika mereka berdua berjalan menyusuri koridor sekolah.
"Apa tuh Chan kok rame banget?" Tanya Amanda, yang ditanya hanya mengedikkan bahu, pertanda ia tak tahu.
"Wil ngape lu? Sehat?" Tanya Amanda kepada temannya itu, Wilona, si toa masjid.
"IH KELAS KITA DIGESER, KELAS GUA IPA 7 JADI PINDAH DI IPS 1. PADAHAL UDAH PW BANGET TAU DI SINI KARPETNYA BAGUS, DEKET WIFI JUGA, DEKET PARKIRAN, ENAK BANGET KALO MAU NGACIR"Jawab Wilo dengan suara toanya, Amanda mendengarkan sambil menutup kedua telinganya.
"Okay okay, santay buk" tegur amanda karena tak tahan, gendang telinganya bisa pecah jika dibiarkan.
"Ihh Mandaa gak mauuu"rengek Wilona sambir menghentak-hentakan kakinya seperti anak kecil.
"Gua udah tau sih kemaren, kemarin gua denger temen-temen gua pada ngomongin ini. Katanya ini gara-gara adkel kelas IPA 5, dia gak suka ama kelas dia, minta kelasnya di geser. Dia juga mau masang AC sih katanya, sama ngegantiin semua bangku" kata Amanda kepada Wilona.
"ANYING SONGONG BANGET TUH ANAK? SIAPA NAMANYA?"
"Ningning, tau kan?" Jawab Amanda.
"OH INI GARA-GARA SI NINGNING GUYS" Teriak Wilona kepada teman-teman kelasnya.
"Mulut lo Wil" tegur amanda sambil tertawa kecil karena melihat respon Wilona yang lucu.
"WAH GAK TERIMA NIH GUA PENGEN PEROTES!"
"Dia anak ketua komite btw" tambah Amanda, menghentikan Wilona yang mengambil ancang-ancang.
"Ihh kesel banget gua asliii. Masalahnya nih, kelas gua jumlanya 36, kudu pindah ke kelas ips yang isinya 28, terus kelasnya sempit juga. Engga muat lah Maann" kata Wilona serasa tidak berdaya. Sedangkan yang lain masi tidak terima dan malah Stalk IG Ningning.
"Previlage orang tua ya bund" ucap salah satu teman sekelas Wilona.
"Man, ke kelas yuk, jangan di sini terus. Entar ketinggalan informasi" ajak Lia, teman sekelas Amanda ketika melewati depan kelas IPA 7. Amanda hanya mengangguk.
"Man, duduk depan yuk"Ajak Lia, Amanda hanya mengangguk, pertanda setuju.
"Gilaaa, dingin banget ga sih? Gua jarang berangkat sepagi ini" sambung Lia lagi.
"Eh lu udah belajar matematika belom?" Tanya Amanda pada lia
"Emmm belom" jawab Lia.
"Halah bohong, mana mungkin lu gak belajar. Lu gak mau gua contekin kan? Haha" canda Amanda.
"Beneran, gua gak belajar. Kemaren tuh mau belajar, gua buka buku males, yaudah gua tutup lagi"
"Yaudah nanti kalo ada yang gak ngerti tanya gua aja gapapa, tapi jangan bilang ke yang lain ya, entar pada nanya""Hahaha" respon Amanda, dengan tawanya yang membuat matanya hampir segaris.
"Loh li, tumben udah dateng" anak kelasan satu per satu mulai berdatangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Healing
Teen Fiction"Gua tau lu sukanya sama Haechan, tapi gua suka sama lu" "Kasih kesempatan ke gua ya, biar bisa jadi pacar lu"- Mark Lee "Gua gabisa Mark, gua ga bisa ngelihat lu lagi. Gua takut, gua gelisah"- Amanda "Bisa ayok! Pelan-pelan ya. Bertumpu pake kakimu...