"Enggak sih gue gak setuju, mending lo sama yang pertama aja"
"Tapi yang pertama tuh, gimana ya. Dia baik-baik gitu anaknya"
"YA LO MAUNYA KAYA YANG GIMANA? ENTAR DI SAKITIN MEWEK, NGATAIN FUCKBOY"
"Dia pola pikirnya beda Jin, udah. Onda gak usah digubris lagi kalau cerita. Biar! Semuanya terserah dia!" Ujar Gisele sambil memukulkan penggaris ke meja.
"Udah udah ya, penggaris gue ini, kasian. Malah jadi korban"
Ryujin mengamankan penggarisnya."Ngomongin apa sih ini, gak paham" Amanda mendengkus, karena dia paling tidak paham masalah perdoian seperti ini.
"AHAHAHA"
"AHAHAHA""NDA!" teriak Ryujin, Gisele, Amanda bebarengan. Anak lain juga ada yang ikut-ikutan tidak terima, karena menurut mereka suara ketawa Onda benar-benar mengganggu. Selain keras, tawanya juga mirip kuntilanak.
Kringggg...
Bel istirahat berbunyi, anak-anak SMA Garuda bersorak-sorak tidak sabar untuk menghabiskan uang jajannya.
"Man, ke kantin yok"
Ajak Gisele, seperti biasanya."Gue masih nyelesaiin ini nih Sel"
Respon Amanda atas ajakan Gisele."Yaudah! Kita bertiga aja yang ke kantin. Dada Manda"
Ryujin langsung menggandeng tangan Gisele dan Ondo, Ondo juga teriak-teriak di luar kelas, dia masih membahas perkara perdoian dengan Ryujin. Mata Amanda mengikuti ketiga temannya lewat jendela kelas, sampai ketiganya perlahan-lahan pergi ke arah kantin."Halo!"
Haechan tiba-tiba sudah duduk di bangku kosong samping Amanda."Kok lo sendirian, temen-temen lo mana?" Tanya Haechan yang sekarang telah menghadap Amanda dan tangan kirinya ia jadikan tumpuan untuk menyangga kepalanya
"Udah pada ke kantin. Barusan"
"Lo kenapa gak ikut?" Tanya Haechan yang lebih tepatnya mengintrogasi
"Iya lagi nulis" jawab Amanda yang belum berpaling dari bukunya bahkan dari Haechan duduk di sampingnya.
"Apa sih ini?" Tanya Hachan lagi
"Tugas literasi"
"Lah rajin bener lu. Gua aja gak pernah ngumpulin literasi. Halah percaya deh, gak bakal ngaruh sama nilai rapot" tutur Haechan menyepelekan.
"Ba?"
"Ba?"
"Ba be ba bi bu be bo""Bacot. Lo tuh bacot"
Tak terima dengan perkataan Amanda, Haechan mengambil bolpoin disampingnya dan mencoret buku Amanda, yang tentunya mendapat perlawanan dari sang mpu.
"HAECHAN IH! GASUKA!"
"Gamauuu gasukaa, gasukaaa, gelayyy" cibir haechan dengan suara yang dibuat-buat, Amanda sukses dibuat dongkol.
Kringgg....
Bel masuk kini berbunyi.
"Udah bel masuk tuh"
Amanda menutup bolpoin dan buku tulisnya."Terus?"
"Ya masuk ke kelas lu lah ege"
"Gamau"
"Lah?"
"Gila lu?""Lu kali yang gila"
Amanda memutar kedua bola matanya, memang Haechan tuh tidak bisa ditebak. Ada kalanya dia baik dan perhatian, ada kalanya dia menjengkelkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Healing
Teen Fiction"Gua tau lu sukanya sama Haechan, tapi gua suka sama lu" "Kasih kesempatan ke gua ya, biar bisa jadi pacar lu"- Mark Lee "Gua gabisa Mark, gua ga bisa ngelihat lu lagi. Gua takut, gua gelisah"- Amanda "Bisa ayok! Pelan-pelan ya. Bertumpu pake kakimu...