BAB 1

26 1 0
                                    

"Wagelaseh, netijen emang mahabenar atas segala sesuatu," gumamku pelan.

Serius, aku heran sekaligus kagum sekali dengan kemampuan meneliti para netizen. Bagaimana bisa mereka menemukan sesuatu yang sangat kecil di video yang kemarin baru diunggah di kanal Youtube mbak Agla? Maksudku, ya ampun, itu hanya kemiripan yang sangat tipis! Kalau tidak benar-benar diteliti ya pastinya tidak akan ketahuan.

Jadi begini, aku baru mengedit video OOTD untuk di-upload di kanal Youtube mbak Agla kemarin siang. Dan kini, jagat media sosial sudah digemparkan dengan berita mengenai kemiripan antara outfit yang mbak Agla kenakan dengan busana yang digunakan oleh salah seorang aktris asal Koriyah sana. Ya... memang agak mirip sih, tapi kan tidak mirip-mirip amat!

Ah, kasihan mbak Agla. Dia pasti syok sekali jika tahu bahwa outfit-nya dikritik habis-habisan oleh para netizen yang sudah menjelma menjadi kritikus fashion terkemuka sejagat raya.

"Woi, Donat! Bengong mulu dari tadi, punya utang berapa juta lo?"

Aduh, manusia satu ini. Ngapain sih, pagi-pagi sudah teriak-teriak saja. Kalau dia hidup di goa sih tidak masalah, paling hanya bebatuannya yang retak dan dia yang akan mati. Tapi kan nyatanya dia hidup di sini, di rumah yang atapnya menaungiku juga!

Sabar, sabar, mukaku tidak terlahir secantik Gigi Hadid. Kalau marah, nanti yang ada malah semakin merusak pemandangan di bumi pertiwi ini.

"Selamat pagi, Lisa Blekping yang cantiknya kebangetan! Kirain masih ngebo," ujarku berusaha tersenyum sehangat matahari pagi. Padahal mau senyum sampai semua gigiku kelihatan juga hasilnya sama saja. Muka kalau sudah jelek ya jelek, tidak bisa simsalabim menjelma menjadi bidadari surga.

Si perempuan satu itu malah memutar bola mata, lalu duduk di sebelahku. "Masih pagi lho, Nat, udah gibah aja lo."

Wagelaseh, aku dibilang lagi gibah dong! Nggak bisa dibiarin. "Lisa Blekping, ini Natya Aurelia yang nggak suka gibah. Jangan samain gue sama lo, oke?" Lagipula, mana ada sih gibah sama televisi! Ada-ada aja si Lisa ini.

"Nyenyenye!"

Menanggapi si Lisa Blekping KW 99 di sebelahku, aku hanya tersenyum lebar. Mungkin muka jelekku ini akan semakin terlihat layaknya serpihan rengginang. Bodoh amat deh, ya, hanya ada aku dan Lisa kok di sini.

"Lo nggak kerja?" tanya Lisa seraya... ya ampun, dia ini benar-benar minta dielus pakai garpu taman. Masa smoothie milikku malah dia minum!

"Lisa! Itu smoothie gue! Ih, kok malah diminum sih!" Niatnya kan minuman sehat tersebut akan aku minum setelah sereal di mangkuk habis. Eh, ternyata malah sudah terlebih dulu diminum oleh makhluk satu ini.

Perempuan berponi di sampingku malah mengibaskan tangan. Kalau saja aku tidak menghindar, sudah tentu mukaku yang pada dasarnya tidak menarik sama sekali ini yang jadi korban. Tidak tahu deh bagaimana jadinya nanti.

"Ya udah sih, pelit amat. Tinggal bikin lagi apa susahnya!" kalimat Lisa dengan wajah kesal khasnya itu. Jika dia yang berekspresi begitu sih masih tetap cantik. Coba bayangkan jika aku yang mengeluarkan ekspresi kesal begitu, kalau difoto dan fotonya diletakkan di bawah kasur, tikus sih auto ngacir.

Aku hanya mencebikkan lidah, lalu kembali melahap sereal yang tinggal sedikit.

"Nat, Agla si bos lo yang cantik itu kena kasus lagi?"

Dengan mulut yang penuh sereal, aku hanya menggumamkan sesuatu yang tidak begitu jelas seraya mengangguk cepat.

"Kasihan banget sih. Padahal outfit-nya nggak mirip-mirip amat lah sama Park Min-young. Tapi, dasar netijen, teliti banget jadi orang."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Silver Love ButtonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang