Melody: Read My Heart

51 7 1
                                    

Trigger warning: Suicide; pembaca yang merasa tidak nyaman dengan tema depresi dan bunuh diri diharapkan untuk tidak membaca.

Halilintar memecah ketenangan di malam hari yang menusuk kulit. Hari ini, hujan badai melanda Loveland dengan begitu hebat. Kengeriannya menghantam setiap jendela, membuat siapa pun yang tengah berada di jalan raya ingin menepi sebelum disapu kencangnya angin.

Hari ini tepat satu tahun semenjak kepergiannya, sosok yang selama ini suka mengusik Shaw dengan candaan terkonyol dan tindakan tak masuk akal. Perempuan itu bernama (full name), gadis yang bertanggung jawab atas Miracle Finder.

Gently touching the days passing by

Tepat setahun yang lalu, ia kehilangan nyawanya setelah jatuh dari gedung tinggi dekat Universitas Loveland. Sebelum sampai ke rumah sakit, ia mengembuskan napas terakhirnya. Tak ada yang pernah tahu mengapa (name) memutuskan untuk mengakhiri kehidupannya. Ia selalu terlihat sebagai sosok perempuan yang ceria, siap menyemangati siapa saja, memberikan motivasi dan kata-kata bijak yang membangun.

Bahkan Shaw tidak tahu sama sekali mengenai apa yang dihadapinya.

Shaw membelai perlahan kalung yang selalu dikenakannya. Buliran keringat berjatuhan dari wajahnya yang semakin tirus setiap harinya. Pemuda berambut biru keunguan itu menghela napas pasrah. Ia merindukan perempuan itu, meski ia tahu bahwa kehadirannya hanya membawa pengaruh buruk.

"Baiklah, mari kita lakukan." Ia menggenggam erat kalung tersebut, kemudian menutup mata. "Aku tidak akan membiarkanmu terluka lagi, (name)."

Melody: Shaw

A songfict based on Read My Heart (Shinya Sumi)

Written by HoshiPhantomhive

Warning: Future chapters and Shaw's identity spoiler

Character belongs to Elex

14.03.2021

Pemuda itu berada di sebuah gang sempit kala ia membuka mata. Tempat itu sudah tidak asing baginya, gang di samping Live House yang menjadi tempatnya meluapkan emosi kala mengalami hal buruk. Ia segera mengeluarkan ponsel dengan penuh harap.

Begitu melihat tanggal yang tertera pada layar gawainya tersebut, Shaw menghela napas lega. Upayanya berhasil, ia telah memasuki linimasa yang berbeda, kesempatan kedua untuk menghabiskan waktu dengan (name), menyampaikan setiap kata yang tak mampu ia utarakan sebelumnya.

Ada waktu tiga bulan sebelum hari itu, lebih dari cukup untuk mencegah peristiwa tersebut terjadi. Shaw bukan psikolog ataupun dokter, tentu akan menjadi tantangan yang berat baginya untuk menghentikan apa yang direncanakan gadis tersebut.

Pemuda itu kembali terdiam. Apa yang mampu ia lakukan agar gadis itu tak mengakhiri hidupnya?

"Ah, sudahlah biar kupikirkan nanti." Ia menggeleng-geleng sembari memeriksa isi dompetnya. Masih ada sejumlah uang untuk membeli minuman favorit di Live House.

Baru saja ia hendak pergi, terdengar suara dari kejauhan. Shaw berhenti seketika, seluruh tubuhnya seakan membeku kala mendengarnya "Hei, tunggu! Jangan lari, Dory!"

Spontan, tangan lelaki itu menangkap kucing kecil yang berlari ke arahnya. Kucing dengan warna kelabu itu meraung tidak senang, cakarnya yang mungil berkali-kali melukai tangan kiri Shaw. "Huh, dasar nakal."

Tak lama kemudian, sosok perempuan dengan setelan rapi muncul di ujung gang. Cara jalannya yang khas dan senyuman naifnya membuat orang itu sangat mudah dikenali. "(Name)...." Napas Shaw tercekat setelah mengucapkan nama lawan bicaranya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Melody: Read My Heart - ShawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang