"Ahh... Jeamin- stophh.." Renjun menggeliat ketika Jeamin memilin nipplenya dari luar seragamnya.
Renjun baru saja pulang dari sekolah dan menuju ke rumah pacarnya, dia kira pacarnya sudah pulang dari sekolah, ternyata tidak ada orang sama sekali. Jaemin bilang dia memiliki mainan baru dikamarnya, karena penasaran dirinya pun langsung memasukki kamar pacarnya.
Play station baru, pantas saja pesannya tidak dibalas dari semalam, ternyata sibuk dengan mainan barunya. Dasar laki-laki upnormal. Baru saja Renjun menyalakan play station itu, pintu kamar terbuka menampilkan laki-laki dengan rambut berwarna ash gray dan baju seragam compang-camping.
Laki-laki itu Jeamin, saudara kembar Jaemin. Bisa dibilang adik Jaemin, "Renjun?"
"Jeam- aahh.." Bocah kampret ini kelebihan hormon, oh tidak, dua-duanya. Jaemin dan Jeamin.
Jeamin memilin nipple Renjun dan mengecupi lehernya, meninggalkan bekas yang samar dirahang Renjun. Setelah puas mengerjai Renjun dibagian atas, Jeamin pun menanggalkan almamater hitamnya dan melepas dasinya untuk mengikat tangan Renjun.
"Aahh Jeaminn kau kena- hei tanganku!" Renjun memberontak ketika Jeamin mengikat kencang tangannya diatas kepala.
Tidak mendapat jawaban, Renjun terus memberontak hingga Jeamin mencium bibir tipisnya dan melumatnya kasar. Jeamin menelusupkan tangannya masuk ke dalam seragam Renjun dan mengusap perut halus itu, membuatnya semakin horny.
Renjun berhasil melepaskan ikatan pada dasi ditangannya, segera ia dorong Jeamin hingga ke sisi kasur yang kosong. Dirinya menurunkan bajunya dan menendang perut Jeamin, "Heh! Sinting!"
"Memang!" Jeamin menarik tangan Renjun, dengan sekali tarik dan angkat, si mungil sudah duduk diperut Jeamin.
"Ayo main, satu ronde saja. Sebelum Jaemin pulang," bujuk Jeamin sambil mengusap paha Renjun yang masih berbalut celana seragam.
Tanpa menunggu balasan dari Renjun, Jeamin menarik tengkuk Renjun dan melumat kembali bibirnya. Renjun cukup ringan untuk diangkat satu tangan, Jeamin melepas celana Renjun dengan tangan kanannya.
"Mhh.." Renjun melenguh ketika jari panjang Jeamin menerobos masuk tanpa pelumas, rasanya asing dan sempit didalam holenya.
Jeamin memaju mundurkan jarinya didalam hole Renjun, tangan kirinya mengusap dan memilin nipplenya sedangkan bibirnya sibuk membelit dan menyesap bibir tipis Renjun.
"Angghh Jeaminn..." Renjun merasa kurang dengan satu jari, dia ingin penis Jeamin memenuhi holenya sekarang. Renjun memang tsundere, awalnya tidak mau akhirnya jatuh juga dengan sendirinya.
Renjun turun dari perut Jeamin dan melepas celana seragam itu, tanpa aba-aba apapun dirinya meremas penis Jeamin yang masih berbalut dengan celana dalam hitam itu. Renjun menunduk dan menempatkan wajahnya didepan penis Jeamin.
Mencoba untuk menggoda Jeamin dengan satu sentuhan sekaligus, mengusak-usak wajahnya ke gundukkan diselakangan Jeamin, "Akhhh!!"
Dan bingo! Renjun berhasil, so bitchy sekali murid kelas 3 SMA ini.
Renjun melepas celana dalam Jeamin dan mengurut penis yang sudah tegang ngilu sejak tadi, mengulumnya dengan mulut kecil dan lidah pendeknya itu. Blow job yang Renjun lakukan tidak buruk bagi Jeamin.
Setelah dirasa cukup basah, Renjun memposisikan penis Jeamin didepan holenya dan memasukkan perlahan. Jeamin itu sangat sabar melebihi kesabaran Jaemin, yah walau hanya lebih 0.5% dari kesabaran kembarannya itu.
Tanpa menunggu Renjun terbiasa dengan kepala penisnya, Jeamin menarik pinggul Renjun ke bawah membuat Renjun berteriak dan jatuh kedadanya. Jeamin bersiul, jackpot yang ia dapatkan adalah penisnya menyundul prostat Renjun dalam sekali dorong.
"Anghh! Terlalu dalam eunghh sebentar sakit bodoh.." Renjun memukul dada Jeamin dan menggigitnya.
Setelah terbiasa dengan penis Jeamin yang berada di holenya, Renjun bergerak perlahan dan menumpukkan kedua tangannya didada Jeamin.
"Ahh ahh mhh Jeaminn nghh.. dalam ahh.." keduanya larut dalam permainan dan desahan Renjun yang menghanyutkan, "Shhh kau sempit sekali ahh shit penis Jaemin mengecil ya?"
BRAKK!
Itu Jaemin yang mendobrak pintunya, dirinya dapat membaca raut wajah kembarannya yang berkata 'Keparat! Mati saja kau!'
"Yohoo~ Sayangku! Bermain tanpa mengajakku itu menyebalkan." Jaemin melempar tasnya ke meja belajar dan mengabaikan permainan keduanya.
"Ahhh ahhh mmhh.." Menyebalkan sekali memang ketika ada yang having sex dikamarmu, terlebih itu kekasihmu dan kembaranmu.
"Jeamin sialan." Seru Jaemin yang hanya dibalas dengan jari tengah dan fokus memegangi pinggul Renjun.
Jeamin memelankan tempo permainannya, dia membiarkan Renjun yang memimpin dengan gerakan yang tidak teratur, "Kalau mau tidak usah banyak omong, masukkan saja penismu, bodoh."
Jaemin berfikir sejenak sebelum dirinya menanggalkan bokser merah muda dan celana dalam merahnya itu, mengocok penisnya pelan dan memposisikannya didepan lubang Renjun.
Renjun yang menyadari ketika kepala penis Jaemin menyentuh holenya pun kalut, "Tunggu tunggu ahh sayanghh jangan jangan eungg akhhh tidak muaanghh!"
"Owhh! Yeahh! One shot! Aahh! Shhh.." Jaemin memasukkannya dalam satu kali hentak membuat Renjun merasa terbelah menjadi empat bagian.
Jeamin pun menarik tengkuk Renjun dan melumat bibirnya, bunyi kecupan terdengar dari belakang, Jaemin mengecup tengkuk Renjun dan menjilatnya untuk memberikan tanda disana. Kembar gila ini memberikan rangsangan yang cukup shh bagi Renjun.
Setelah Renjun terlihat biasa dengan dua penis yang bersarang diholenya, barulah Jaemin menggerakkan pinggulnya seirama dengan desahan Renjun.
"Anghh.. ahh.. mhh.. sayanghh.." Renjun benar-benar ingin terbang, Jeamin yang menghisap dan memilin nipplenya, Jaemin yang menusuk holenya dengan penis besarnya itu.
Renjun menutup mulutnya ketika penis Jaemin menyentuh prostatnya, "Hngkh!"
Melihat pacarnya yang hampir menuju puncak, Jaemin pun mempercepat ritme tusukannya dan meremas pinggul Renjun, "Shhh shit! Jangan diketatin, Ren!"
"Ahhh woi bajingan aku di ahh bawah bodoh!" Jeamin menendang wajah kembarannya.
Jaemin bertahan dan tetap menusuk hole Renjun dengan brutal, mengabaikan bahwa kaki kembarannya berada di pipinya, "Kakimu bau, sialan!"
"Ahh ahh ahh anghh amhh shh jangan eunghh kelahi ahh holeku sobek akhh anghhh" Renjun mengabaikan perkelahian keduanya dan memilih meraih putihnya.
Tidak lama Jaemin menyusul dan menyemburkan spermanya ke dalam hole Renjun, "Shh wow. Kamu mantap sayang,"
Meninggalkan Jeamin yang frustasi sendiriann, "Aku yang main pertama kenapa aku yang terakhir?!"
Jaemin tertawa puas melihat wajah kembarannya yang tersiksa, Jeamin merebahkan Renjun disisi kosong ranjang dan menusuknya brutal. Membuat Renjun kembali turn on, dirinya memeluk tubuh Jeamin dan mendesah ditelinganya.
"Ahh ahh mhh sshh Jeaminhhh.." mengabaikan kekasihnya yang sedang memotret dirinya.
Biadap sekali si kembar Na ini.
Renjun terkulai lemas setelah tiga- oh hampir empat kali dirinya keluar. Si kembar membiarkan tubuh polos itu terbaring lemah diselimuti kemeja putih oversized.
Jaemin menatap kembarannya dan menaikkan alis kanannya, "Jaembro, kalau merasa kesepian saat seks berdua dengan kekasihmu. Ajak saja kembaran tampanmu ini, tentu dengan senang hati membantumu."
"Hahaha, Jeambro. Idemu lumayan bagus untuk diterapkan." Jaemin memasang celananya.
"Twins bro, kalau lubangku kendor, tentu dengan senang hati aku memotong penis kalian. Itu ide yang lumayan sangat amat mantap dan bagus untuk diterapkan." Sahut Renjun yang masih tergolek lemah memunggungi si kembar.
Keduanya terdiam seketika dan saling bertatapan, lalu berbisik-bisik, "Pacarmu seram, bro."
"Hoo, benar. Seram sekali, membuatku gemas dan ingin menusuknya kembali." bisik Jaemin.
"Kalian berisik, twins bro." keduanya kembali terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
IF 🔞 - JAEMREN
FanficHanya tentang kata 'Jika' antara Renjun dan Jaemin. Warn : stfu if y'r a homophobic