Pemandangan indah di kota tepat saat matahari mulai terbenam. Sepulang dari kantor, aku menyempatkan diri untuk pergi melihat suasana hari ini. Indah serta sejuk yang ku rasakan saat angin menerpa tubuhku. Udara segar ini sama persis seperti hari lalu yang ku lalui. Bersama dia sosok pemuda bertubuh jangkung serta alis tebal yang khas miliknya sesekali mengusap lembut pucuk kepala ku gemas.
Tapi hari ini suasananya udah jauh berbeda dari sebelumnya. Sosok yang ku harapkan untuk tinggal lebih lama malah pergi begitu saja saat kejadian yang tak diinginkan menimpanya. Kecelakaan hari itu membuat diriku memejamkan mata sebisa mungkin untuk melupakan apa yang telah terjadi.
Aku yang sudah berusaha untuk melupakan agar diriku tidak terlihat begitu lemah, namun nyatanya aku tidak bisa. Lantas menghela napas untuk lebih tenang lalu melihat sekitar yang menampakkan orang orang berlalu lalang melewati ku. Mataku melirik ke bawah untuk melihat pukul berapa sekarang, ternyata ini sudah akhirnya bagiku meninggalkan tempat ini. Bergegas untuk pulang karna ibu pasti sudah menungguku terlalu lama.
***
Sekarang diriku sudah menempati halte bis sambil menunggu pemberhentian selanjutnya. Aku mengeluarkan ponsel dari dalam tas sebagai pengganti kesibukan.
Ini salahku karna terlalu lama menetap di tempat tadi hingga mendapatkan beberapa pesan dari adikku
"Kak kemana aja?"
"Ibu khawatir kakak belum pulang juga"
"Apa terjadi sesuatu padamu?"
"Cepat pulang!"Pesan itu yang terlihat olehku dengan sigap memasukkan ponsel, lalu kembali berdiri karna bisnya sudah datang. Aku masuk ke dalam dan duduk didekat jendela agar diriku bisa merasakan sedikit ketenangan.
Butuh beberapa menit untuk sampai, aku menggunakan waktu perjalanan dengan memejamkan kedua mata. Ku harap hari ini bukan hari terburuk yang ku lalui setelah peristiwa lalu.
Mata ku terbuka lebar saat bisnya berhenti laju. Aku memutar tubuh dan menyadari bahwa hanya ada dua penumpang yang tersisa. Ada aku dan pria berpakaian serba hitam yang tampak tak begitu asing bagiku. Mataku hanya melihat sekilas kepadanya, lalu beranjak untuk keluar.
Meronggah isi tas mencari benda kecil yang biasa kubawa. Namun aku baru menyadari bahwa lupa memasukan benda itu kedalam tas ku. Aku mengangkat kepala dan berniat memberitahu sang pemilik bis, tapi pria berpakaian hitam tadi mendahuluiku untuk membayar. Lantas mengerjap saat dirinya sudah berdiri disamping ku dan tubuhku juga sedikit tergeser olehnya.
Aku mengulum bibir melihat aktivitasnya. Setelah pria itu pergi barulah diriku maju selangkah untuk bicara. "permisi, aku--" belum selesai bicara mataku sudah melebar saat pemilik bis berkata bahwa "pria itu sudah membayar biaya tumpangan mu kamu boleh turun."
Dengan cekatan aku turun dari bis mengejar pria tadi yang membuatku merasa bersalah. Aku memutar kepala ke setiap sudut namun tak menemukan keberadaan pria tersebut. Jadi keberatan kalau ditolong kayak gini, orangnya pun aku gak tau siapa. Alhasil diriku menggerutu membiarkan pria itu pergi menghilang dengan beralih pulang.
Perjalanan dari luar ke dalam membuat ku lelah. Aku menyipitkan mata setelah sampai pada tujuan, halaman rumah. Tidak biasanya ada kendaraan mewah disini. Firasatku mengatakan bahwa akan ada bencana yang terjadi padaku setelahnya.
Aku menghela napas sambil membuka pintu perlahan dengan kepala menunduk. "kemari sebentar." Benar, Ibu langsung menarik lengan ku lalu menyuruh duduk agar mengikuti acara pertemuan malam ini. Aku sudah tau maksud dari pertemuan antar keluarga yang berujung perjodohan.
Ibu mendudukkanku diseberang pria yang akan dipasangkan untuk ku. Terpaksa diriku hanya memperlihatkan wajah malas pada mereka.
"Ini anaknya?" Wanita paruh baya itu bertanya memperhatikan ku begitu detail dengan senyumannya yang khas. Sedangkan aku hanya melihat sekilas, aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly
Short Storykejadian lalu membuatku enggan untuk berhubungan dengan pria manapun dan tetap ingin hidup dalam kesendirian. namun ibu yang tak ingin diriku merasa terus bersedih dan terpukul malah berencana mencarikan pria untuk ku. pria yang dewasa dan memilik...