PROLOG - SEKOLAH BERLANGIT SENDU

14 2 2
                                    


Hari ini, hari Senin di sekolah SMA baruku setelah aku lulus dari sekolah SMP-ku, sekolah ini sangat luas dan besar hingga aku yang baru menginjakkan kaki di sini merasa terpesona dengan mewahnya sekolah ini.

Hai, namaku Devano. Devano Arlyanto Prasastono, aku 16 tahun dan aku baru saja lulus dari SMP yang sangat difavoritkan di daerahku, dan katanya semua murid ingin sekali sekolah di SMP-ku itu. Selain fasilitasnya yang bagus, bangunannya pun terlihat indah dan menarik. Sama halnya dengan SMA-ku yang satu ini, menarik, indah, enak dipandang, mewah, luas. Semuanya menjadi satu dan menyatu dalam luasnya tanah yang kupijak ini.

Sekolah ini adalah SMA Mariasih, ya ... kabarnya, ini adalah sekolah yang sudah ada sejak penjajahan Jepang dan nama Mariasih sendiri adalah nama dari pemilik sekolah ini yang membangun sekolah ini. Aku juga tidak tahu pasti, kapan dan bagaimana beliau bisa membangun sekolah pada masa penjajahan Jepang, yang pasti adalah saat aku mulai memijakkan kakiku pada tanah sekolah ini. Kisah aneh ini dimulai.

***

"Tring!" bel masuk telah berbunyi.

"Bagi para siswa baru, diharapkan segera masuk ke kelas yang telah ditentukan untuk menjalani masa pengenalan lingkungan di hari pertama." ujar seorang wanita yang terdengar lantang dari Speaker di lorong sekolah.

Devano langsung terburu-terburu mencari namanya di berbagai kelas yang sudah tertempel secarik kertas yang bertuliskan nama siswa baru yang akan menjalani ospek. Untunglah di saat dia terburu-buru, ternyata di mendapat bagian di Kelas 4. Ya, Kelas 4-5 atau Kelas 1E. Devano langsung masuk ke kelasnya tanpa mengucapkan salam dan mulutnya terdiam. Tanpa pikir panjang, ia langsung duduk di kursi paling belakang karena ia sangat menyukai kursi bagian belakang sejak SD.

Lalu, seorang siswa laki-laki sebayanya menyapa dirinya, "Woy, gua boleh duduk di sini, kagak?"

"Oh ... boleh." jawab Devano sambil menolehkan wajahnya ke siswa laki-laki itu. "Mmm ... nama lu siapa?"

"Gua Adly, salam kenal." jawab siswa itu sambil menaruh tasnya di samping kursi Devano. "Kalo lu, siapa?"

"Gua Devano, salam kenal juga." 

TIba-tiba, seorang wanita paruh baya datang sambil membawa beberapa buku. Wanita itu terlihat seperti seorang guru yang menggunakan hijab merah dan baju kemeja bermotif batik dengan bawahan rok hitam. Wanita itu berdiri di depan kelas dan sepertinya akan memperkenalkan diri, ternyata benar saja wanita itu memperkenalkan dirinya.

"Assalamualaikum warrahmattullahi wabarakatuh, selamat pagi para calon peserta didik baru SMA Mariasih tahun ajaran 2021 dan 2022. Perkenalkan nama ibu, Ibu Aisyah dan ibu yang akan menjadi wali kelas kalian nanti tapi untuk masa pengenalan sekolah atau ospek kalian akan dibimbing oleh para senior kalian nanti. Ibu harap kalian dapat menuruti perintah dan arahan dari para senior kalian. Mengerti?!" ujar Bu Aisyah dengan panjang lebar.

"Mengerti, bu!" jawab seluruh murid serentak membuat ruang kelas menjadi terdengar ramai.

"Oke, kalo begitu ibu akan kembali ke Ruang Guru dan kalian akan dibimbing oleh para senior. Ingat yang ibu bilang tadi, paham?!"

"Paham, bu!"

"Eh, kira-kira senior kita pada keras gak, ya? Jujur, gua agak takut." tanya Devano sambil menoleh ke Adly.

"Mana gua tau, emangnya gua yang ngatur para senior?"

Devano hanya terdiam, lalu kembali menatap ke papan tulis yang masih kosong sejak tadi dan tiba-tiba, seseorang siswa laki-laki datang ke kelas Devano dengan raut wajah panik dan histeris.

"A-ada ... o-or-orang m-m-matii!" teriak siswa asing itu dengan terbata-bata. Sontak seluruh murid yang ada di kelas langsung panik dan salah satu siswa bertanya di mana jasad orang mati itu. Siswa asing itu menjawab, bahwa seorang siswi perempuan melompat dari lantai atap sekolah, darahnya mengalir sampai ke dasar lapangan upacara sekolah.

"Ah, udah-udah daripada dijelasin. Mendingan kita langsung ke TKP aja, kak!" teriak Devano.

"A-ayo!" Lalu, mereka berduapun langsung menuju ke tempat meninggalnya siswi itu dan benar saja, siswi itu tergeletak dengan wajah yang sudah tidak dapat dikenali alias hancur. Dan darahnya yang sudah mengalir ke mana-mana tanpa henti, para siswa dan siswi histeris. Beberapa siswa melapor ke ruang guru, beberapanya lagi ada yang teriak dan ada yang muntah. Sedangkan Devano, dia hanya memperhatikan jenazah siswi itu dengan raut wajah ketakutan seakan-akan tidak percaya akan apa yang dia lihat.

Tiba-tiba, langit yang cerah sedari pagi berubah menjadi kelabu disertai suara gemuruh yang menandai bahwa hari ini akan datang hujan. Beberapa Pak Guru dan Pak Kepala Sekolah serta beberapa murid mengangkat jenazah siswi itu dengan raut wajah ketakutan. Beberapa siswi menepi saat jenazah itu melewati mereka, darah jenazah itu menetes hingga ke lantai lorong dan menciptakan sebuah jejak darah yang mengarah ke ruang UKS. 

Devano masih mengingat kejadian tadi hingga dia meneteskan setitik air mata. Dan Adly menepuk pundak Devano secara tiba-tiba, Devano sedikit terkejut lalu dia menghapus air matanya itu.


PENGENALAN KARAKTER

DEVANO Arlyanto Prasastono -- Siswa baru di SMA Mariasih pada tahun ajaran 2021 - 2022, berumur 16 tahun, memiliki Karakter dingin, terkadang periang. Devano memiliki sifat yang penasaran akan hal baru.

ADLY Putra Ababil - Siswa baru di SMA Mariasih pada tahun ajaran 2021 - 2022, berumur 15 tahun, memiliki karakter periang dan peduli. Adly adalah sahabat baru Devano.

ANNISA Dwi Syahputri -- siswi baru di SMA Mariasih tahun ajaran 2021 - 2022 yang disukai oleh Devano, siswi baru di SMA Mariasih, siswi kelas 4-1 / 1-A, memiliki karakter yang peduli, dan juga pintar. Dia selalu membantu Devano.

JULIA Paras Anastasya -- siswi baru di SMA Mariasih pada tahun ajaran 2021 - 2022 yang memiliki sifat seperti seorang detektif, memiliki otak yang cerdik dan pintar, karakter yang misterius, penyendiri, dan penasaran akan hal baru. Dia selalu memecahkan masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh Devano.

JAYA Arkianti -- siswi baru di SMA Mariasih pada tahun ajaran 2021 - 2022 yang terbalut hijab, memiliki sifat yang suka menolong, memiliki sifat yang juga sedikit penakut. Jaya selalu membantu temannya, dan Jaya tidak pernah egois.

Muhammad RENDY Sasmito -- senior kelas 2-1/2A di SMA Mariasih tahun ajaran 2021 - 2022 yang juga mengikuti petualangan mereka di sekolah ini, dia memiliki sifat yang terkadang egois, terkadang dingin, dan terkadang sangat suka bergurau sambil tertawa.

ENDLESS SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang