' jika jalan ceritaku harus seperti ini, aku akan mencoba menerima, namun jangan seperti ini, jangan menaruh sakit di atas istana cinta yang kita bangun bersama ' ~Naya
.
Naya terbangun dari tidur paginya, melihat jam yang telah menunjukan pukul delapan pagi.
"Astaga!! " , ujar naya terkaget melihat jam di ponselnya .
" Naya ibu berangkat pagi, uang buat beli sarapan ibu taruh di atas tv "
Lirih naya melihat pesan yang ibunya kirimkan tadi pagi
" ibu, kenapa ga bangunin aku dulu sih, , " gerutu naya kesal .
Naya melanjutkan aktivitas nya untuk siap-siap berangkat ke tempat kerja nya.
Ponsel naya pun berdecit pertanda pesan masuk, naya merogohnya dan membaca pesan tersebut .
" selamat pagi " , isi pesan yang dikirimkan seorang pria yang naya pun baru kontekan kembali.
" selamat pagi juga " , jawab naya membalas pesan yang arya kirimkan.
" ciiiieee, khem khem, pedekate nih " , sindir tini yang merupakan teman naya.
" astaga apaan sih !! " jawab naya menanggapi ledekan tini .
" udah sih sama dia aja, aku tau arya, aku tau gimana dia, dia gak bakal pernah main-main kalo masalah perasaan " , jelas tini mencoba memberi masukan kepada naya.
" aku baru juga putus tiniii, masih trauma " , ujar naya menatap tini.
" hey, makanya move on sih, jangan berlarut-larut lah " tegas tini.
" tau ah, belum kefikiran ! " , gerutu naya kesal terhadap teman nya yang selalu memaksa.
" sini hp kamu! " ujar tini mencoba merebut ponsel naya yang sedang naya pegang namun tidak berhasil karena naya refleks menghindar.
" mau ngapain? Jangan macem-macem! " gerutu naya.
" aish naya, geer banget dah, pinjem buat selfie " , jelas tini sambil mengambil ponsel naya.
" beneran? " , tanya naya masih ragu karena temannya sosok yang nekad.
" beneran naya! Nanti si arya mah urusan aku, tau-tau udah nembak kamu aja " , goda tini meledek naya sambil lari menghindari naya.
" tiniii !!! " kesal naya mengejar temannya.
Kemudian mereka pun menghabiskan sabtu siang di tepian taman dengan berselfie.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Future Is My Perfect Boyfriend
Random' Cinta itu, bukan tentang setangkai bunga mawar merah yang kau letakan depan pintu, bukan juga tentang sepucuk surat yang kau kirimkan bersama sebatang coklat , cinta itu adalah hati, hati yang tertaut untuk saling menjaga, meskipun jauh adanya...