Hari pertama ditempat kerja pun dimulai
"hmm" kutarik nafas dalam-dalam. All is well Lena.
Pukul 07.00 tepat, kakiku menginjak lantai kantor. Sepertinya aku kepagian, tak terlihat seorang karyawanpun dikantor. Jujur, aku terlalu gugup padahal jam operasional kantor baru dimulai pukul 08.00. Tak apalah, lebih baik kecepatan dari pada terlambat, hiburku pada diri sendiri.
"Pagi Mba" sapa seorang pria paruh baya dengan seragam yang agak berbeda denganku
"Pagi Mas" jawabku.
"Mbanya karyawan baru ya? tanyanya
"Iya betul"
"Pantes datangnya pagi banget" sambil tersenyum dia menjawab seolah-olah memberitahu setiap karyawan baru, datang kepagian kekantor. Alhasil aku hanya bisa nyengir mendengar jawabannya.
"Saya Mansur mba, Ob dikantor ini"
'Oh iya mas, saya Lena" balasku
"Saya tinggal dulu ya mba" ujar Mas Mansur sambil menunjuk kearah tangga
"Iya mas" jawabku. Sudah dua orang yang kukenal dikantor dan sejauh ini semua terkesan ramah, sedikit mengurangi rasa nerveousku.
"Loh udah datang" tiba-tiba suara Pak Alvont mengagetkanku.
"Eh iya pak"
"Ayo keatas" ajak Pak Alvont menaiki tangga.
"Nanti kamu duduknya di sebelah kanan itu ya" dia menunjuk salah satu meja, letaknya kedua dari pojokan sebrang jendela.
"Baik Pak"
"Kamu sudah sarapan?" Pertanyaan Pak Alvont menghentikan langkahku yang hendak menuju meja baru.
"Belum Pak" jawabku jujur
"Ayo makan dikantin, taruh dulu tas kamu dimeja"
"Iya Pak" bergegas ku taruh tasku ke meja.
Rasa nerveous kembali muncul karena ajakan Pak Alvont makan dikantin, sebenernya lapar sih belum sempat sarapan tapi sungkan juga diajak kekantin oleh atasan, mana hari pertama, takut juga dilihat orang-orang nanti malah timbul gosip. Ah sudahlah biarin aja Lena.
Deg, jantungku seketika berdetak kencang melihat sosok tegap berjalan mendekatiku. Aroma oud tercium menunjukkan kesan pria ini berkepribadian hangat. Kulitnya kuning langsat dan wajahnya bersih, ada senyum yang terlihat seolah menyapaku. Siapa gerangan pria ini?
"Ayok Lena" ajak Pak Alvont sekali lagi yang membuyarkan pandanganku, dengan cepat kuikuti langkah Pak Alvont turun kekantin. Rasa penasaran sosok pria tadi masih hinggap, biarlah nanti juga kenalan batinku.
Kantin terletak persis dibelakang gedung utama kantor dan terlihat ramai. Rupanya para karyawan menuju kantin terlebih dahulu sebelum jam kerja dimulai.
"Anak baru Vont?" tanya seorang pria separuh baya sambil menghisap rokoknya.
"Iya"
"Siapa namanya?" tanya pria itu lagi
"Ada deh, nanti juga kenalan" jawab Pak Alvont sambil berlalu meninggalkan pria itu, aku hanya bisa tersenyum.
"Eh Mas Alvont" sapa pemilik warung dengan nada genitnya.
"Pagi mba, seperti biasa ya" kata Pak Alvont
"ah siapp mas, ditunggu ya" balas pemilik warung sekali lagi maih dengan nada genitnya
"Kamu pesan apa Len? ada penyetan, nasi rames, rawon, soto. Itu menunya" Pak Alvont menunjuk papan besar dibalik pemilik warung.
"Soto aja Pak" jawabku bingung karena banyak pilihan menu
"Loh kok manggilnya Pak sih" sela pemilik warung.
"Biarin aja Kak Ros, Lena masih canggung" Pak Alvont tersenyum padaku.
"Yo wes, mba Lena mau minum apa" tanya kak Ros sekali lagi
"saya minum air putih saja kak"
Sepanjang makan dikantin, aku mendengar tawa orang-orang yang sekali kali meledek Pak Alvont yang terlihat makan berdua denganku.
Hari pertama yang sungguh melegakan, berkenalan dengan banyak orang baru dan semua well come, cukup melelahkan sih tapi menyenangkan.
YOU ARE READING
Hilir
Teen FictionSebut saja ia Lara, seorang gadis dengan dinamika kehidupannya. Terkadang dunianya tak seindah harapan, tak jarang sayapnya terasa patah namun tak berarti Ia menyerah. Kawan dan Lawan seringkali takada bedanya. Jatuh cinta, terluka bukan berarti der...