gadis cantik dalam hutan

4 0 1
                                    



By Nayasa Iljimae

'kadang, sesuatu misteri membuatmu terkejut saat mengetahuinya...'

"apa? Naik gunung?" seru Rasyid. Saat seorang temannya mengajak dengan sekelompok lainnya dalam rangka merayakan hari ulang tahun Ari yang ke-19.

"seru, kok. Gunung Hameru, indah, lho...rugi kamu nggak ikut. Biaya ditanggung sama yang punya acara." Sahut Sheila.

"aman nggak?" tanya Rasyid.

"aman, kok. Kami udah nyewa 1 orang pemandu kita. Jadi, bakalan aman. Ayolahh, Cuma 3 hari. Mau kan?" rayunya bergelanyut manja pada lengan Rasyid.

"ah, najis! Bisa nggak nempel-nempel sama gue? Inget, gue itu masih suka cewek!" seru Rasyid tega. Mengatai Sheila yang asli namanya Tono, yang telah melakukan operasi 'permak kelamin' beberapa bulan yang lalu.

"ih, jahat, nggak punya perasaan. Gue sumpahin elo nggak laku-laku kecuali sama gue," sumpahnya sadis, membuat Rasyid tergidik. Sementara Ari, Danil dan Hasan tertawa terpingkal-pingkal.

"hoi, Nyet! Ngapain kalian ngajak dia kesini? Nyari perkara aja!" keluh Rasyid. Mereka hanya menggendikkan bahu masing-masing, yang artinya mereka tidak tahu tentang itu.

"eh, Ton. Jangan ikutan kita naik gunung, ntar pantat sama oppay* kawe elo rusak!" seru Hasan. Membuat Sheila aka Tono melotot padanya. Ia memanggil nama aslinya.

"sialan lo!" makinya.

*Jepang: payudara

Dunia ini makin hari makin aneh. Batin Rasyid. Sebagai salah satunya, ia mengenal Tono yang berganti nama manjadi Sheila. Pemuda itu- yang dulunya, memutuskan merubah dirinya menjadi sosok wanita lewat meja operasi di luar negri. Memang, sih... diantara mereka dia yang paling kemayu dan paling takut sama kecoa.

"Ya, udah. Itu udah pilihannya dia. dosa kan dia yang naggung sendiri." Ucap Hasan saat itu. Mendengar teman segeng mereka ingin merubah diri. Sejujurnya ia tak setuju dan sempat melarang serta mengacam tindakan Tono atau sekarang minta dipanggil Sheila itu.

Tapi nyatanya, mereka masih berteman sampai sekarang. Walau dirinya tidak berkuliah seperti Hasan, Ari dan Danil. Sementara satunya? Cih, Rasyid nggak mau tahu. Yang jelas, ia masih diganggu dengan rayuannya serupa terror baginya.

Dengan kata lain, secara terang-terangan Tono atau Sheila merubah diri karena menyukai Rasyid. Well, ia merasa bersalah juga karena itu. Harusnya ia bisa mencegah keputusan sahabatnya yang dinilai melanggar kodrat itu.

'jadi gimana, bro?' tanya Ari lewat pesan grup.

'klo si Tono ikut, gue nggak mau. Jijik gue liat dia.' balasnya.

'ihh, kok jahat? Tapi, kayanya si bencong nggak ikut,' tulis Danil.

'kenapa nggak jadi? Bukannya dia yang semangat?' tulis Hasan.

'palingan takut onderdil kawe-nya rusak,HAHA.' tulis Ari.

'HAHA...lo ikutan bully si bencong?' tulis Hasan.

'gue kasihan sama Rasyid,' balas Ari.

'oke, sip. Semua ikut kecuali si bencong. Kapan kita pergi jangan kasih tahu dia, bikin malu aja.' Tulis Ari.

'OK' balas yang lain kompak.

Rasyid menaruh ponselnya dengan perasaan miris. Semua teman mendadak menjauh dan benci pada Tono. Bahkan kehadirannya saat sore tadi yang sangat mendadak. Awalnya ia terkejut perubahan Tono sampai ia sulit mengenali. Kecuali suaranya, yang masih parau serak khas lelaki yang sengaja dilembut-lembutkan saat berbicara.

gadis cantik dalam hutanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang