Hancur, terluka, rapuh itu aku. Aku yang kini tengah berjuang mempertahankan sebuah hubungan yang sudah lama namun dengan orang yang tidak lagi memiliki perasaan uang sama.
Aku terus menjadi angin yang berhembus dan menghiraukan segala yang terjadi, sedangkan kamu menjadi bulan yang terus berubah-ubah.
Dikekang kecewa, dihempas kenyataan dan dicekik harapan semu membuat semua yang aku jalani terasa begitu pahit.Hingga pada akhirnya aku memilih untuk berhenti dan kembali merayakan KEHILANGAN lagi.