2

96 13 2
                                    

Aku terkejut karena yang berbicara saat ini adalah perempuan itu, si kucing liar. Astaga dia begitu cantik di atas sana.

Aku bertanya-tanya apakah semua perempuan di Korea memang cantik-cantik? Karena Chaeng cantik, kucing ini juga cantik.

Apa mereka mempunyai bumbu rahasia kenapa mereka semua cantik? Atau Tuhan menciptakan mereka sambil tersenyum? Ah gak tau lah yang penting dia cantik.

Aku tersenyum-senyum sambil melihat dia berbicara di depan sana. Aku mendengarkan apa yang dikatakannya tapi aku lebih terpesona dengan parasnya.

Dia begitu tegas, tatapannya datar bahkan tidak ada senyum sama sekali yang ditunjukkannya. Dia mengenalkan dirinya sebagai ketua BEM. Dia menjelaskan apa saja peraturan dan apa akibat dari pelanggaran yang telah dilakukan.

Dia berbicara sambil melihat ke arah semua mahasiswa mahasiswi baru. Kemudian tatapannya tertuju padaku, tatapan kami terkunci.

Dia menatapku datar tapi kenapa hatiku seperti balap karung eh tidak maksudku lomba lari. Pipiku rasanya panas, disini tidak panas tapi entah kenapa aku berkeringat. Dia memutuskan tali pusar eh bukan maksudku tatapan kami.

Aku masih ingin melihatnya lebih lama tapi tidak bisa karena saat ini kami diarahkan untuk mengikut senior yang memimpin setiap barisan untuk keliling kampus.

Kami berkeliling tapi kemudian aku bertanya "Kak itu bangunan apa?" tanyaku sambil menunjuk sebuah bangunan yang terlihat seperti rumah.

"Itu bangunan terlarang, tidak ada yang boleh menginjakan kaki disana karena itu termasuk ke dalam pelanggaran" ucap senior itu dan kami melanjutkan perjalanan kembali.

"Kenapa bangunan terlarang? Sepertinya bangunan itu bersih, tidak angker sama sekali" ucapku dengan bingung.

POV END

Di lain tempat.

"Ada apa denganmu Jen? Kenapa wajahmu seperti itu?" tanya perempuan yang mendapat julukan dewi visual.

"Bukankah wajahnya memang seperti itu Rene?" ucap si 4D.

"Diam. Kalian terlalu berisik" balas perempuan itu.

Dia adalah perempuan yang bertemu dengan Lisa di depan kampus tadi. Namanya Jennie Kim. Perempuan yang memiliki sikap dingin dan tatapan yang datar, dia akan tersenyum jika berada di sekitar sahabat dan keluarganya saja. Teman-temannya hanya 2 saja. Mereka adalah Irene sang dewi visual dan Kim Jisoo sang 4D.

"Siapa dia sebenarnya? Berani sekali tidak mendengarkan perkataanku" ucap Jennie.

"Siapa yang kau maksud?" tanya Irene.

"Gadis yang membuatku kesal pagi ini" ucapnya lagi.

"Memangnya apa yang uda dilakukannya?" tanya Jisoo.

"Dia menutupi jalanku tadi" ucapnya.

"Hah? Bukankah jalanan luas? Apa dia menutupinya dengan buldozer?" tanya Jisoo.

"Aku berjalan sesuai dengan jalurku, dia menutupinya dan memintaku untuk melewatinya yang berarti aku harus menyerong badanku" ucapku mengeluarkan kekesalan di hatinya.

"Hanya melewati saja dan kau sekesal ini?" tanya Irene.

"Aku tidak mau, aku ingin jalan sesuai jalurku" ucapnya tidak mau kalah.

"Astaga Jen, hanya karena tidak melewatinya mood mu seberantakan ini?" kata Jisoo.

"Aku tidak suka diganggu, aku ingin jalan sesuai dengan jalurku" ucapnya kekeh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang