1

340 31 5
                                    

⚠️Cerita ini bukan milik saya, cerita ini milik cleansingcream di website Archive of Our Own. Saya juga sudah mengantongi ijin dari pemilik cerita ini untuk menerjemahkan ceritanya sekaligus di posting di Wattpad, anjay.

•••••

Kamar Tidur Erwin dan Levi.

Levi sedang duduk di kursi dengan kaki di atas meja. Dia sudah mengenakan pakaian tidurnya yang terdiri dari kemeja hitam dan celana hitam. Dia melipat tangannya dan terus menatap jam. Sekarang jam 1 lewat 40 menit tengah malam.

Dia kemudian menggerakkan kakinya ke lantai, dengan jari-jarinya di atas meja kayu. Terus mengetuk meja kayu seperti seseorang yang gelisah.

Sudah sebulan Erwin pulang lebih larut malam. Dia pergi ke Stohess hampir setiap hari dan setiap kali Levi bertanya apa yang terjadi di Stohess, Erwin hanya mengatakan sesuatu seperti; "Ini tentang proposal ekspedisi berikutnya."

Tapi, sore itu, saat dia makan siang dengan Hanji, dia mendengar anak-anak yang sedang makan di belakangnya, berbicara tentang Erwin yang menemui seorang gadis di Stohess. Seorang gadis yang memiliki kulit cerah, mata biru bersinar dan rambut pirang panjang yang lembut, bersama dengan wajah yang sangat cantik dan sosok yang langsing.

Anak-anak di belakang Levi menyandingkan kecantikan gadis itu dengan boneka dan mereka juga bergosip, "Tidakkah menurutmu ada sesuatu yang terjadi antara mereka berdua? Aku melihatnya masuk ke dalam kantor Komandan beberapa kali."

Mata biru, kulit putih, rambut pirang, dan sosok langsing mengingatkan Levi pada orang yang di sukai Erwin di masa lalu, Marie, yang kemudian menikah dengan Nile Dawk.

Apa pun yang di dengarkan Levi sore itu menjawab pertanyaannya mengapa Erwin selalu pulang larut setiap malam. Dia menemui seorang wanita. Wanita yang sangat cantik, menurut para pemuda itu.

"Halo, Levi," Erwin pulang jam 2 pagi. Dia melepas jaket dan dasi bolo-nya dan menggantungkannya di gantungan.

"Apa kau merasa lebih baik setelah meniduri seorang gadis pirang nan cantik?" Levi terdengar sangat kesal, pria mungil itu memelototi Erwin seperti akan menggorok lehernya.

"Levi, apa yang kamu bicarakan?" Erwin menatap Levi dengan bingung.

"Siapa dia?" Levi bangkit dari kursi saat Erwin melepas kaus kaki dan celananya.

"Oh! Maksudmu Violet? Dia hanya membantuku dengan surat-surat untuk para pejabat pemerintah," kata Erwin sambil melepas kemeja putihnya.

"Jangan pura-pura bodoh denganku! Aku tahu kamu bisa menulis suratmu sendiri!" Levi berjalan mendekati Erwin tapi pria pirang itu memilih untuk mengabaikannya.

"Levi, aku lelah, aku ingin mandi lalu aku akan tidur, aku tidak punya cukup energi untuk berdebat denganmu," ucap Erwin dengan pakaian terbalut dengan fongersnya, siap masuk kamar mandi. Levi hanya duduk.

Erwin keluar dari kamar mandi dengan satu set piyama abu-abu, dia langsung duduk di ranjang sambil memandangi pasangannya yang pemarah. "Kamu tidak boleh tidur di kursi, itu tidak baik untuk punggungmu," Erwin menguap. Dia kemudian bangkit dari tempat tidur dan mematikan lampu sebelum tidur. Dia sangat lelah malam itu.

"Selamat malam, Levi, kamu selalu bisa tidur di tempat tidur kapanpun kamu mau," kata Erwin sebelum menutup matanya dan langsung pergi tidur.

Dalam kegelapan, Levi terus memandangi wajah Erwin. Violet . Dia ingat nama gadis itu.

Siapa gadis Violet ini? Apa yang dia lakukan dengan gadis Violet ini? Bagaimana tampangnya? Anak laki-laki mengatakan bahwa dia sangat cantik! Tunggu, Marie juga memiliki rambut pirang dan mata biru dan tubuh langsing ... Apa Erwin jatuh cinta padanya? Apakah dia tidur dengannya? Mengapa Erwin tidur nyenyak? Ugh.

Letters from ParadiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang