3

243 32 5
                                    

Kantor Erwin. Jam 10 pagi.

Itu sebulan setelah kematian Erwin.

Tapi, saat itu, Levi sudah tidak tidur lagi. Dia berada di dalam ruang kantor Erwin, mengatur buku-buku dan kertas-kertas yang berhubungan dengan ekspedisi. Dia benci betapa tidak rapi mereka tetapi pada saat yang sama, dia takut untuk menyentuhnya, itu semua adalah file dan buku penting untuk Erwin. Sekarang, setelah Erwin pergi, dia bisa mengatur ulang buku-buku dan file-file sambil melihat-lihatnya, mungkin dia bisa menemukan sesuatu yang berguna untuk misi mereka selanjutnya.

Pria itu juga dalam set lengkap pakaian kebersihannya. Masker kain, celemek, dan bandana di kepalanya. Dia terkejut ketika ada suara ketukan di pintu kantor Erwin.

"Masuk," perintah Levi. Ketika orang itu masuk, Levi terkejut bahwa itu adalah si gadis pirang itu lagi. Violet datang lagi. Dia terlihat sama saat terakhir kali Levi melihatnya. Dia juga membawa tas berisi surat.

"Apa yang membawamu kemari?" Levi bertanya padanya.

"Selamat pagi, Kapten," Violet menyapa Levi. "Aku membawakanmu surat lain dari Komandan Smith," kata Violet padanya.

Pupil Levi membesar. Perasannya jadi campur aduk setelah mendengar kata-kata yang meluncur dari mulut si gadis pirang.

"Bisakah kamu meninggalkannya di atas meja?" Levi meminta gadis itu. Violet menurutinya, dia lalu meletakkan surat itu di atas meja dan membungkuk pada Levi sebelum dia keluar dari kamar.

Levi segera berhenti mengatur buku dan file Erwin. Dia duduk di kursinya sambil mengambil amplop di atas meja. Erwin memastikan itu dari dia, itu dicap menggunakan stempel pribadi Erwin. Levi membuka amplop itu pelan-pelan, lalu menarik keluar surat itu dari amplop dengan lembut.

Ada stempel Erwin dan tanda tangannya di atas kertas. Surat itu jauh berbeda dengan surat sebelumnya. Nadanya lebih ringan.

"Halo, Levi.

Jika kamu membaca surat kedua ini, kamu pasti sudah membaca yang pertama. Kamu mungkin bingung kenapa ada lebih banyak surat, sebenarnya aku berencana memberikan surat dengan jeda waktu yang hanya aku dan Violet yang tahu. Aku ingin mengatakan hal-hal yang tidak dapat aku katakan kepadamu melalui surat-surat ini.

Levi, apakah dirimu ingat waktu kita di Hopkotch Bar di Wall Sina? Penyanyi wanita berambut cokelat itu menyanyikan lagu Can't Help Falling In Love dan ada pasangan yang menari di tengah ruangan. Saat itu, aku menyadari bahwa lagu itu dengan sempurna menggambarkan perasaanku kepadamu. Aku memintamu untuk berdansa denganku. Tapi, kamu bilang kamu capek dan tidak ingin jadi pusat perhatian. Jadi, kita tidak berdansa malam itu.

Aku agak menyesal malam itu aku tidak memintamu untuk berdansa denganku di kamar tidur kita. Aku berharap kita bisa berdansa bersama malam itu.

Mungkin suatu hari nanti, di kehidupan lain, kita bisa menari lagi. Di depan umum. Tanpa penilaian dari siapapun.

Dengan hormat,

Erwin Smith."

Pikiran Levi kembali ke malam itu di Hopkotch Bar.

Flashback.

Hopkotch Bar. Dinding Sina. Jam 8 malam.

Mereka baru saja pulang dari melapor ke petugas. Levi-lah yang menemani Erwin hari itu. Karena mereka sedang di Sina, Erwin meminta Levi untuk menemaninya minum dan makan di Hopkotch Bar. Levi sudah lelah, harus tersenyum dan melakukan obrolan ringan dengan para pejabat, dia ingin kembali ke kamar tidur mereka lalu mandi  juga istirahat.

"Halo, Komandan Smith, senang bertemu denganmu lagi," pelayan pria botak yang tampak seperti berusia lima puluhan menyapanya. "Dan Anda ... kapten Levi, 'kan?" Pria botak itu menebak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Letters from ParadiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang