Pernikahan

288 32 0
                                    

Aku menatap diriku dicermin dengan gaun putih yang sangat indah, mataku terus memperhatikan setiap lekuk tubuh ku sendiri.

Memperhatikan setiap detai riasan dan gaun yang terurai panjang. Tak lama masuk dua orang pria yang perannya tak kalah jauh penting bagiku semasa hidupku.

"Waaahhh na ternyata lo bisa cantik gini juga ya..." ledek Mingyu saat masuk kedalam ruangan tunggu pengantin

Biasanya mempelai wanita didampingin teman wanitanya juga, namun aku malah di temani kedua pria tampan, Mingyu dan Wonwoo yang sudah sangat berjasa untuk menghias masa mudaku.

"Yeeee.. dari dulu gue udah cantik kali..." jawabku asal "Selamat ya na... Gugup gak?" tanya Wonwoo

"Dikit nu.. tapi ada kalian gue gak jadi gugup.. makasih ya hehe" jawabku berusaha tak gugup

Mingyu dan Wonwoo terdiam dan menatapku dengan tatapan mata yang sulit kujelaskan.

"Ihh lo berdua kenapa sih?" tanyaku berusaha membuang muka "Na, gue tau lo cinta sama Uji. Tapi cinta lo aja gak cukup, dia gak cinta sama lo na..." kata Mingyu blak blakan

Mingyu adalah orang paling to the point diatara kami bertiga, dia akan menyampaikan apa yang ada di otak dan hatinya.

"Gyuu stop... ini 30 menit sebelum pemberkatan dan lo ngomong gitu?" tanyaku sedikit kesal "Justru karna masih 30 menit na" tutur Wonwoo

Sangat jarang Wonwoo membenarkan perkataan Mingyu, aku tahu maksud mereka baik. Dan hal ini sudah kita bahas hampir tiap minggu setelah Ayah meminta Jihoon menikahiku.

"Gyuu, Won.. Gue tau kalian khawatir sama gue, makasih banget. Gue udah pertimbangin banyak hal dan gue udah mempersiapkan diri untuk segala konsekuensinya" tutur gue tulus

"Tapi naaa...." Jawab Mingyu cepat namun ditahan oleh Wonwoo "Oke na, gue percaya sama lo. Kita akan selalu ada buat lo, semoga semua berjalan lancar ya..." tutur Wonwoo tulus

"Makasih ya nu..." kataku dan kemudian menatap Mingyu menunggu dia mengatakan sesuatu "ahhh... oke deh, asal lo seneng na..." jawabnya kesal

"Kalian terbaik..." kataku bersemangat dan mengacungkan kedua jempol

~ Behind ~

Kini saatnya memasuki ruang pernikahan, seperti yang diminta Jihoon pernikahan kami dibuat dengan sangat sederhana. Hanya ada kerabat terdekat, beberapa petinggi di persuahaan, dan juga 4 teman kami.

Aku melangkahkan kakiku memasuki altar, Ayah memegang tangan ku erat. Aku bisa merasakan tangannya sangat dingin karna gugup, namun kehangatan menjalar keseluruh tubuhku.

Di ujung altar aku bisa melihat seorang pria yang aku cintai selama ini, dengan kemeja putih dibalut jas hitam dengan beberapa aksen batu permata di dadanya. Sempurna kataku dalam hati.

"Jaga dia, dan berbahagialah" kata Ayah kepada Jihoon dan menyerahkan tangan ku "Pasti Ayah" jawab Jihoon lalu menyambut tanganku, kemudian tersenyum kepadaku.

Jantungku berdegup kencang, mataku tak bisa lepas menatap Jihoon. Aku pikir dia tidak akan pernah tersenyum di acara ini, dan aku sudah mempersiapkan hatiku. Namun tatapannya, senyumnya, dan suaranya membuatku kehilangan fokusku.

"Nampaknya mempelai wanita tak bisa berhenti mengagumi calon suaminya..." kata Pastor membuat seluruh hadirin tertawa

Jihoon kembali menatapku, dan membuatku kembali tersadar.

Pembacaan ikar selesai dengan lancar, tak ada kesalahan tak ada terbata bata, aku dan Jihoon mengucapkan janji suci dengan tenang dan benar.

Jihoon memasangkan sebuah cincin di jariku, dan aku pun memasangkan cincin kejarinya.

Behind (Woozi AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang