Bersama Bintang

146 13 2
                                    

[Project theme 13: Tak Ada Yang Abadi;Telegram Group]

Mo Dao Zu Shi © Mo Xiang Tong Xiu
a/n : By RP Xiao Xingchen x Song Zichen

Pair : Song Zichen x Xiao Xingchen

Summarry:

Di dunia ini tidak ada yang abadi. Kehilangan seseorang terkasih pasti akan terjadi. Sekarang, dia sudah bersama bintang dan bersinar bersama.

Berbahagialah.. dan lupakan aku jika itu membuatmu damai.

.

.

.

.

Kejadian di kuil Baixue tentu menyisakan banyak luka di hati Song Lan dengan nama hormat Zichen si salju yang angkuh dan embun yang membeku. Dia telah kehilangan semua keluarganya setelah pemuda berandalan itu membantai mereka semua. Namun yang membuat hatinya di selimuti rasa penyesalan yang abadi dan selalu membekas di hatinya adalah dia mengusir sahabat terkasihnya dengan begitu kejam dan dingin. Entah kenapa secara tiba-tiba lisannya mengatakan hal sekejam itu.

Dia terkejut saat dia membuka kedua matanya. Dia bisa melihat cahaya dan warna. Hatinya terguncang oleh kebahagiaan. Dewa benar-benar sangat baik karena sudah mau menyembuhkannya. Kabar baik ini harus ia beritahu pada Xiao Xingchen.

Selama dia mencarinya dari desa ini dan desa itu, dia sama sekali tidak menemukannya. Hatinya yang tadi bahagia dan senang kini menjadi gelisah.

Xingchen.. Dimana kau..?

Tapi dia tidak akan pernah menyerah. Dia akan terus mencarinya. Tidak peduli akan lelah. Tidak peduli akan sakit, dia tetap akan mencarinya tanpa akhir. Terlebih, dia baru sadar kalau dia sudah merasa jahat padanya. Rasanya dia ingin menampar dirinya sendiri.

• • •


3 tahun kemudian

Setelah dia sampai di kota Yi, dia bertarung dengan Xue Yang dan tidak langsung menemui Xiao Xingchen. Namun naasnya, dia terbunuh ditangannya bukan di tangan pemuda berandalan itu hingga dia di jadikan mayat ganas olehnya.

Selama dia menjadi mayat ganas, dia ibaratkan boneka kayu yang dikendalikan oleh tuannya. Dia terpaksa harus bertarung dengan sahabatnya. Dan lebih menyedihkannya lagi, dia menyaksikan Daozhang berjubah putih itu mengakhiri hidupnya sendiri tanpa ekspresi apapun.

Sampai beberapa tahun kemudian, salah satu kultivator berjubah hitam yang agung membebaskannya dari bawa pengendalian Xue Yang hingga kesadarannya utuh. Lalu, pemuda itu memberikan dua kantung penjebak roh dimana roh sahabatnya dan gadis buta yang pernah ia temui bersemayam. Melihat kantung itu membuat hatinya tersiksa dan penuh dengan duka.

Dia berjanji akan merawat dan memulihkan roh mereka hingga kembali seperti semula. Mengembara dan mengusir kejahatan bersama Shuanghua dan sahabatnya. Jika Xiao Xingchen kembali ke dunia ini, dia akan minta maaf padanya. Semua ini bukan salahnya.

Selama dia menjelajah dunia, dia mengasuh roh mereka dengan penuh kasih sayang seolah dia adalah seorang ayah. Saat dia mengamati roh mereka, mereka terlihat sangat rapuh dan hancur berantakan. Dia merasa kedua dari mereka hidup dalam ketidaktahuan selama mereka tinggal bersama pemuda berandalan itu.

Itu pasti sangat menyiksa mereka.

Tak dia sangka pemuda itu benar-benar menyiksa mereka secara batin. Penyiksaan batin adalah penyiksaan yang lebih menyakitian daripada penyiksaan fisik. Sampai kapanpun, dia tidak akan memaafkannya bahkan jika dia kembali ke dunia ini.

• • •

4 tahun kemudian

Senja telah berganti malam, Song Lan telah sampai di kota Yi. Dia ingin mengunjungi kota ini sekali lagi. Dia melangkahkan kakinya menuju rumah peti dimana sahabatnya hidup dalam ketidaktahuan bersama dengan Xue Yang dan gadis buta itu.

Sesampainya di rumah itu, dia membuka peti mati dimana mayat sahabatnya di semayamkan. Dia terkejut karena dua kultivator agung yang pernah ia temui belum juga mengkremasikan tubuhnya. Aromanya masih wangi dan dia masih utuh.

Dia mengangkat tubuh kaku itu dan menatapnya dengan tatapan yang penuh duka. Jika saja dia masih bisa bicara, dia ingin mengatakan apa yang ingin ia katakan padanya. Tapi itu semua percuma. Sahabat terkasihnya sudah menjadi mayat. Dan hanya menyisakan jiwanya yang belum utuh.

'Flashback'

"Nama saya Xiao Xingchen. Bolehkah saya mengetahui nama Daozhang ini?" Katanya sambil membungkukan badannya dan menangkup kedua tangannya dengan senyuman yang lembut di wajahnya.

"Nama saya Song Lan, dengan nama hormat Zichen." Daozhang ini membalas sapaannya sambil membungkuk hormat pada Daozhang berjubah putih itu.

'Flashback end'

Dia merindukan masa-masa pertemuannya dengan sahabatnya itu. Mendengarkan celotehannya, duel pedang, berburu malam dan mengusir kejahatan bersama dari sisi ke sisi satu sama lain.

Terlebih impian mereka untuk membangun sekte yang berdasarkan bakat tanpa ikatan darah pun telah pupus.

'Flashback'

"Zichen. Mari kita membangun sekte bersama."

'Flashback end'

Dia membawanya ke kuil Baixue untuk mengkremasikan tubuhnya. Selama dalam perjalanan menuju kuil Baixue, dia menatap pada langit yang dihiasi oleh bintang-bintang yang terang. Melihat bintang, dia teringat dengan sahabatnya yang berada di tangannya. Mereka telah indah, sama sepertinya.

Sesampainya di kuil Baixue, dia membaringkan tubuhnya dengan sangat lembut dan menempatkan cambuk ekor kuda di tangannya.

Dia akui, dia sangat mencintai Xiao Xingchen lebih dari sekedar sahabat. Pemuda ini benar-benar mengubah hatinya oleh senyumannya dan kelembutan hatinya. Dia selalu bersamanya dan menghilangkan rasa sepi di dalam dirinya. Sekarang, semuanya tidak sama lagi setelah dia meninggal dunia.

Setelah menutupi peti mati putih itu. Dia menempatkan beberapa jimat. Sebenarnya, dia tidak rela untuk melakukan ini. Tapi jika terus saja di biarkan, tubuhnya akan membusuk. Mengkremasikannya bukanlah ide yang buruk. Wei Wuxian benar.

Dengan kekuatan energi spiritual yang masih ia miliki, dia membakar peti mati tersebut seiring dengan beberapa lembar jimatnya. Dia menatap peti mati tersebut dengan tatapan yang kosong dan hampa.

Dia mengeluarkan kantung penjebak roh dimana sahabatnya bersemayam dari jubahnya. Saat dia memeriksanya, kantung itu sudah kosong. Usahanya untuk memulihkan rohnya telah berhasil. Dia menatap ke atas langit yang masih dihiasi oleh bintang.

Sekarang.. Xiao Xingchen sudah bersama dengan bintang-bintang. Dia sudah tidur dengan tenang.

Dimana ada perpisahan pasti ada reuni. Suatu saat nanti, dia dan sosok terkasihnya yang berharga akan bertemu lagi di waktu yang damai dan bahagia. Kini, dia menghabiskan hari-harinya dan menjelajah tanpanya.

Sendirian..

Lupakanlah aku jika itu membuatmu bahagia, Xingchen. Selamat malam dan tidurlah..


**The End**

Bersama BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang