Second Chance Part 1

246 2 0
                                    

Usai perform malam ini, Alwin segera meninggalkan member XO - IX lainnya yang tengah berkumpul di salah satu café di pusat Ibu kota Jakarta.

Berbeda dengan teman-temannya yang tengah santai. Pria bertubuh kekar ini menatap miris seorang gadis dari jendela ruang ICU di Rumah Sakit. Alwin menatap gadis ini dengan pilu. Bagaimana tidak. Gadis manis ini harus dikelilingi peralatan kedokteran. Tabung  oksigen, selang oksigen, infuse, infuse darah, dan masih banyak lagi.

"Hey…" Sapa seseorang dari belakang.

Alwin menoleh terkejut, "Dokter Mika…" Ujar Alwin hangat.

Gadis muda yang seorang Dokter itu hanya tersenyum dan memukul lengan Alwin pelan, "Mika Win. Panggilan Dokter formal banget." Jawab gadis itu.

Alwin mengangguk, "Ada perkembangan kondisi Davina??" Tanya Alwin to the point sambil menatap gadis yang terbaring lemah.

Mika tersenyum hangat, "Sampai sekarang belum, tubuh Davina masih belum bisa bertahan dengan satu ginjalnya. Belum lagi luka kecelakaan seminggu yang lalu masih belum mengering. Kita belum berani buat kasih obat dengan dosis yang tinggi. Kita takut ini berpengaruh sama ginjalnya." JAwab Mika panjang lebar.

Alwin tersenyum lalu menunduk, "Coba waktu itu aku bisa jemput Davina lebih cepet. Davina nggak akan naik taxi maut itu Ka…" Sesal Alwin dengan suara gemetar,

Mika tersenyum kecil sambil mengusap bahu tegas Alwin, "Berhenti salahin diri sendiri. Semuanya udah ada yang ngaturnya. Davina pasti bisa sehat lagi kok, pasti bisa. Apalagi ada laki-laki yang sayang sama dia. Kamu." Jawab Mika dengan lembut.

Alwin menarik nafasnya berat dan menatap Mika dengan tulus, "Aku  percayain kesehatan Davina sama kamu  ya Dokter cantik…" Ujar Alwin hangat sambil mencengkram bahu Mika dengan lembut.

Mika menggeleng pelan sambil melepaskan tangan Alwin dari bahunya, "Bukan Win. Kesehatan Davina ada di tangan Tuhan. Aku sama perawat-perawat lainnya Cuma penyambung tangan dari Tuhan. Semua keputusan ada di tangan Tuhan." Jawan Mika lembut.

Alwin tersenyum malu, "Iya Ka.. Ohya, kamu dinas malem?" Tanya Alwin.

Mika menggeleng, "Enggak… sebentar lagi aku juga pulang kok." JAwab Mika sambil melirik jam tangannya.

"BAreng sama aku?" Tawar Alwin hangat.

"Ah, nggak usah. Aku bawa mobil sendiri kok Win." Tolak Mika hangat,

Mika dan Alwin berjalan menyusuri koridor rumah sakit. Tidak ada obrolan apa-apa antara kedua mantan kekasih ini. Mereka masih sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Bahkan sudah sampai di depan Rumah sakit tidak ada yang ingin mengatakan apa-apa.

"Mika…" Panggil Alwin menghentikan aktifitas lamunan mereka.

"Ya…"

"Kapan Davina bisa operasi transplantasi ginjal???" Tanya Alwin penuh harap.

Mika tersenyum hangat, "Secepatnya. Jika 3 hari kedepan kondisi tubuh Davina mengalami kenaikan kita bisa lakukan operas siecepatnya. Jangan khawatir. Semuanya bakal baik-baik aja." Ujar Mika mencoba menenangkan Alwin.

Alwin tersenyum hangat, "Oke… Aku pulang dulu ya. Kalo ada apa-apa sama kondisi Davina, tolong kabarin aku." Mohon Alwin sangat.

"Pasti…" Jawab Mika tulus.

Mika berjalan kembali menuju ruang ICU tempat Davina dirawat. Ditatapnya gadis ini melalu jendela dengan senyumannya. Senyuman sakit dan pilu.

"Tolong jaga dia disaat kamu sudah sehat. Jangan sakitin dia. Bisa kan kamu janji Davina??" Gumam Mika gemetar.

Last Love Story "Second Chance ..."Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang