Endingnya bikin cerita kookv lagi hehehe:3
Selamat membaca readers!!
-💗-
Sinar mentari menyapa Seoul dengan penuh kehangatan. Orang-orang mulai menjalankan aktivitas sehari-hari mereka. Entah itu bekerja, kuliah, sekolah atapun hal lain mungkin. Namun untuk ukuran seorang pemuda manis nan imut, hari ini mendapati kesialan bertubi-tubi. Dirinya yang menabrak orang lain hingga terjatuh lah, kartu mahasiswa yang ketinggalan, dompet yang hilang, maupun amukan dosen tua yang sialnya lagi botak. Ah cukup kasar tapi tidak apa. Setidaknya memang begitu kenyataannya.
Pemuda manis tadi menghela napas dan menundukkan kepala. Kepalang pusing dengan banyaknya kejadian hari ini. Membuatnya merasa lelah. Lelah hidup barangkali.
"Ada apa denganmu, Tae?"
Diliriknya teman sekaligus sahabat yang sudah bersamanya semenjak kepindahannya ke Seoul ini. Terlalu malas untuk menjawab mungkin, jadi dia hanya bergumam.
"Hey, wajahmu tertekuk begitu seperti baju yang belum disetrika. Kau kenapa? Tidak ingin berbagi cerita denganku?"
Cerewet. Satu kata yang menggambarkan kepribadian sahabatnya itu. Terlalu berisik. Dia hanya lelah kenapa masih saja ditanyai. Untung sahabat mungkin kalau bukan, sudah dipastikan sahabatnya ini memasuki rumah sakit karena patah tulang.
"Bisa kau diam, Jiminie? Suaramu mengganggu telingaku bodoh"
Yang didapat hanya decakan kesal dari sang sahabat. Entahlah apa pedulinya, dia cuman butuh menenangkan pikiran. Tangannya semenjak tadi gatal ingin mencakar wajah dosen botaknya.
"Kau mengataiku?"
Oke, mari lupakan soal dirinya yang ingin menenangkan pikiran. Saat ini sahabatnya lebih membutuhkan perhatiannya mungkin.
"Baguslah kalau kau sadar"
Sialan. Itulah yang dibalas oleh Jimin. Kasar, tapi memang itulah dia. "Kau tau tidak?"
Taehyung lebih memilih menunggu Jimin untuk melanjutkan ucapannya, "Dosen Min. Si menyebalkan itu-"
"Aku tebak dia mengganggumu lagi"
Decakan lagi yang didapat. Ada apa dengan sahabatnya hari ini. Suka sekali berdecak, "ck! Jangan asal memotong Tae"
"Well, aku tidak memotong. Aku hanya menebak. Bukankah itu memang benar adanya?"
"Ya, kau benar. Dia selalu menggangguku. Menyebalkan sekali bukan? Aku akui wajahnya cukup tampan untung ukuran om-om walau pendek tapi kelakuannya membuatku jijik",Taehyung mendengus mendengarnya. Sahabatnya ini lugu atau bodoh sih. Seharusnya dari awal dirinya tau kalau Dosen Min itu menyukainya. Terlihat jelas dari tatapannya waktu memandang Jimin.
Taehyung menumpukan dagu diatas tangannya kemudian menatap Jimin dengan jengah yang terus-menerus membahas Dosen Min. Membuatnya muak. "Bukankah sudah terlihat jelas?"
"Hah? Apanya"
Tuhkan Taehyung bilang apa, sahabatnya ini bodoh. Tingkat kepekaan terhadap sekitar kurang, "Dia menyukaimu bodoh! Begitu saja tidak tau"
"Sebentar, siapa yang menyukai siapa?"
Bodoh. Kata terserahlah yang keluar dari bibir seksi Taehyung. Dirinya lelah berdebat dengan sahabatnya yang kelewat bodoh. Inginnya beristirahat tapi kenapa selalu saja ada pengganggu. Mengesalkan.
Segerombolan wanita datang dari arah belakang berlari menuju gerbang kampus. Taehyung terkejut melihat para wanita berlari begitu semangat kearah gerbang. Bahkan ada yang membawa poster besar dengan gambar seorang pemuda tampan dan agak panas? Mungkin. Entahlah dia tidak mengenalnya. Mungkin salah satu dosen kampus.