prolog.

20 6 0
                                    

Kringgg.kringgg

"Sial" Kara mengumpat, mendengus malas saat jam alarm nya tak berhenti berdering, membuat telinga berdengung sakit saking kerasnya.

Lagian salah sendiri, karena Kara meletakkan jam itu di bawah bantal tidur nya, berlagak akan bangun pagi pagi buta dan ikut jogging bersama Keano, sahabatnya.

Kara mengubah posisi nya menjadi terduduk, gadis berambut panjang itu mengucek mata nya yang cantik, ia meraba jam alarm pengganggu mimpi indah nya, mata nya memicing untuk melihat dengan jelas jarum jam menunjuk ke angka berapa.

09.50

Kara meringis menyadari bahwa dirinya kesiangan, pasti Keano udah selesai jogging dari beberapa jam yang lalu.

"Ya udah lah ya" gumam gadis itu, menaruh asal jam alarm nya ke atas nakas samping tempat tidur, lalu memilih untuk turun ke lantai bawah.

Kara tersenyum samar, saat ia baru sampai di tangga paling atas, indera pendengaran nya sudah mendengar suara tawa keras milik Keano dan Agata - kakak laki laki Kara dari lantai bawah.

"MORNING" teriak Kara keras keras, lalu memilih duduk di atas sofa ruang keluarga, dimana di bawah nya, Keano dan Agata sedang sibuk bermain PS.

"Morning princess" balas Agata, mengusap rambut Kara dengan sayang.

Agata memang menjadi kakak laki laki yang baik, sangat baik malah, lelaki yang berjarak usia 3 tahun lebih tua dari dirinya itu tersenyum sekilas ke arah Kara lalu kembali fokus ke permainan PS nya dengan Keano.

"Udah siang bego" ujar Keano, sempat sempat nya menoyor kepala Kara, membuat nya lengah dan malah kebobolan gol, membuat Agata berteriak heboh.

"YAH YAH GA, SIALAN LO" ujar Keano tak terima, menyalahkan Agata yang masih sibuk berteriak heboh.

"Karma instan tuh" ujar Kara, memainkan rambut Keano yang tepat berada di depannya.

Kara tersenyum samar, melihat kedua lelaki di depannya yang masih memperhatikan layar TV datar di depan mereka dengan serius, sesekali mengumpat karena bola kembali di rebut oleh lawan.

Keano.

Inilah rutinitas nya, di hari Minggu datang ke rumah Kara untuk mengobrak abrik isi lemari PS milik Agata, melakukan rutinitas yang seharusnya bisa di lakukan di rumah nya sendiri.

Dan Kara gamau rutinitas ini hilang gitu aja.

Dari kecil, Kara dan Keano ga bisa dipisahin, dulu mereka tetangga, tapi kemudian keluarga Keano pindah rumah, dan itu bukan halangan untuk mereka pisah gitu aja, persahabatan mereka masih jalan sampai sekarang.

Bahkan Keano bener bener ngejaga Kara, menjadikan Kara sebagai prioritas nya yang utama, bahkan di bandingkan dengan segudang cewe simpanan punya Keano, Kara tetep yang paling utama.

Keano cowok famaous di sekolah mereka, SMA Pelita, bahkan tak segan segan cewe cewe akan ngantri hanya untuk liat Keano lagi main futsal, atau pas Keano lagi latihan silat

Keano mungkin playboy, tapi dia tipe seorang yang akan mendekati duluan orang yang dia sukai, tak menyukai cewe yang asal nyosor hanya karena Keano ganteng dan tajir.

"Ra?" Ujar Keano membuat Kara tersadar dari lamunannya.

Di ruangan itu sekarang hanya ada mereka, Agata udah engga ada, mungkin dia mau ke kampus atau jalan ama cewe nya, entah, Kara ga begitu perhatiin tadi.

Tiba tiba Keano bangkit terus duduk di samping Kara, menatap gadis itu lekat.

"Pacaran yuk?" Ajak Keano.

Kara tersenyum, ini bukan pertama kali nya Keano menyatakan hal itu, dan ini juga bukan pertama kali nya Keano bikin Kara deg deg an setengah mati, perut nya terasa geli seperti digelitik oleh ribuan kupu kupu.

Gadis itu berdehem, memajukan wajahnya agar sangat dekat ke arah Keano, bahkan hidung mereka hampir bersentuhan.

Keano memperhatikan bibir Kara yang sangat dekat dengan bibir nya, candu terbesar dalam hidupnya namun hanya sebatas keinginan yang belum tersampaikan.

Saat Keano hendak memajukan sedikit bibir nya, Kara langsung menjauh, menegakkan kembali badannya lalu menggeleng.

"Gue ga suka sama lo" ujar Gadis itu.

Keano tersenyum samar, bagaimana pun Kara hanya menganggap ucapannya sebagai gurauan semata, walau nyata nya tidak.

Ya.

Karena Keano menginginkan sesuatu dari diri Kara, Keano ingin Kara hanya punya dia seorang.

"Jalan yuk, temenin gue nge date sama cewe baru" ajak Keano ke Kara yang hanya diam.

Kara menoleh "engga ah, gue males" gumam Kara.

"Gue ga nerima penolakan btw" ujar Keano lalu bangkit dari duduknya, berjalan keluar ke arah pintu "gue tunggu setengah jam" sambungnya.

Kara tak menjawab, gadis itu terdiam dan menghela napas nya dalam dalam "ngajak pacaran, tapi dia nya punya cewe" gumam Kara.

•••


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'll Fix It For Us.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang