17. SPESIAL DAY BUT NOT

545 86 104
                                    

Bab 17
Kau datang, seperti sosok yang aku harapkan.

.
.

"Kak Naya, lo mau kemana di hari ulang tahun lo?" tanya seorang gadis berkuncir dua dengan banyak penjepit rambut menghias rambutnya.

"Pergi bentar aja ada urusan!" teriak Naya, menatap lurus ke depan sambil mengayuh pedal sepeda sekuat tenaga. Semakin kuat, maka semakin laju.

"Pulangnya jangan kemaleman! Gue beliin sprite dan ayam kentaki ya?"

"Terserah lo aja." Gadis berkuncir kuda itu pun menghilang di pertigaan bersama dengan sepeda kesayangannya.

Demi Vier si Kakek Sihir itu, Naya bahkan rela membatalkan kesempatan emas untuk menguras uang sang adik tercinta. Padahal, kesempatan langka itu mungkin tidak akan terjadi dua kali dalam hidupnya.

Tidak pernah membayangkan apa yang akan terjadi di sana. Tapi, Naya yakin bahwa ia bisa menanggung semua itu.

Ia benar-benar harus melewati malam ini dengan lancar, agar kehidupan esok harinya berubah damai sentosa.

Sekitar 20 puluh menit bersepeda Naya tiba di sebuah restoran mahal bergaya modern.  Ia bisa mendengar suara keributan dari dalam.

Naya berdiri sambil mengukir senyum di sudut bibir. Ia masih menyempatkan diri untuk bercermin di salah satu kaca hitam mobil yang tengah terparkir.

Ia juga nampak sibuk membenarkan ikat rambutnya, merapikan pakaiannya agar tidak terlihat lusuh dan berantakan.

Gadis yang hari ini genap berusia 16 tahun itu, menatap dirinya sendiri. Kaus oblong putih lengan pendek dengan motif stoberry yang dipadukan dengan celana Levi's semata kaki dan sweeter tipis berwarna baby pink, serta tidak lupa sepatu sendal berwana hitam. Tidak ada yang salah dari penampilan Naya, ia juga terlihat sopan.

"Lo cantik Naya, lo itu calon putri Disney." Senyum di bibir Naya semakin merekah, hingga membuat matanya menekuk membentuk bulan sabit. "Lo harus melalui malam ini, supaya besok lo bisa hidup tenang."

***

Classis modern. Begitulah gambaran pesta ulangtahun Embun. Ia merayakan hari kelahirannya di salah satu restoran ternama milik keluarga Arvis.

Restoran sengaja di tutup satu hari penuh, demi persiapan sempurna di ulang tahun Embun.

Ia juga mengundang seluruh angkatan kelas 12 dan rekan-rekan sekolahnya dulu di hari bahagianya ini.

Gadis itu berdiri di depan kue ulang tahun bertingkat dua setinggi 20 centimeter. Embun memberikan senyum terbaiknya di hari yang spesial yang menjadi hari ulang tahun terakhirnya di masa-masa SMA.

Mengadakan ulang tahun di luar ruangan sudah menjadi cita-cita Embun sejak tahun lalu.

Meskipun menyewa seluruh restoran, Embun hanya memakai outdoor + kolam renang sebagai acara inti pestanya.

Sudut bibir gadis itu turun, ia melihat ada sesuatu yang aneh. Dimana terlihat Vier dan Keenan berdiri berjauhan.

Ia pikir dua sahabatnya itu sudah berbaikan semenjak bertengkar kemarin. Namun, sepertinya tidak.

"Vier, Keenan!" panggil Embun sambil mengayuhkan tangan pada dua pria paling menawan menurutnya.

Embun tahu bahwa Vier sedang mendengarkan musik, hingga seperti biasa ... pria itu mengabaikannya lagi.

PANGERAN PERMEN KARETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang