10

3.6K 487 85
                                    

Apa yang paling menyenangkan dalam hidup? Salah satunya berdamai dengan masa lalu. Tidak melupakan tapi belajar memaafkan.

Hari-hari sudah Ten lalui dengan baik saat dia datang ke dunia Haechan dan Johnny. Tidak dekat hanya belajar untuk mendekat. Hati itu perlu di luluhkan. Seringnya mereka bertemu membuat mereka menjadi dekat.

Permulaan yang bagus bukan ?

Pertemuan Ten dengan Yunho waktu lalu tidak membuat Ten gentar. Karena dia tahu semakin dia terlihat ketakutan semakin senang Yunho melihatnya.

Pagi ini Haechan, ibu dan ayahnya sudah bersiap-siap untuk pergi ke suatu tempat. Berkunjung ke salah satu orang yang ingin Haechan dan johnny kenalkan pada Ten, ibu Johnny di rumah sakit jiwa. Perjalanan menuju tempat itu memakan waktu hampir satu setengah jam. Rumah sakit jiwa itu berada di tempat terpencil dengan pemandangan asri menyejukan mata. Di kelilingi pohon rindang yang teduh dan tinggi. Mempunyai area luas dengan rumput hijau yang terlihat menyegarkan.

Hingga mereka sampai di tempat yang biasa Haechan sebut dengan rumah nenek. Mereka memasuki tempat itu bersama, mematuhi prosedur awal di pendaftaran lalu menuju kamar ibu Johnny. Ten melihat sekitar, dapat dia temukan orang-orang dengan gangguan mental, dia jadi teringat masa praktikum nya dulu saat sekolah keperawatan. Sempat dia di haruskan merawat ODGJ pada saat itu, untuk datang ke tempat seperti ini bukan hal yang menakutkan baginya.

Haechan terlihat riang di tuntun oleh ibunya, anak itu tidak sabar mengenalkan Ten pada nenek cantiknya. Johnny mengetuk pintu pelan, lalu membuka pintu perlahan. Dia mendapati ibunya yang sedang melukis pemandangan di depannya.

"Ibu"

Hingga wanita cantik itu memutar tubuhnya ke arah pintu, melihat tiga orang datang, satu di antaranya belum pernah bertemu dengannya. Hanya saja sepertinya ibu Johnny kenal betul orang yang di bawa oleh Johnny dan cucunya itu. Johnny pernah menceritakan orang baru ini padanya.

Ten sempat terpana melihat wanita yang masih cantik di usianya itu, terlihat masih segar walau guratan halus sudah mulai terlihat di wajahnya yang cantik. Ten mulai tersadar saat wanita yang menurutnya sehat-sehat saja itu datang menghampirinya dan mengajaknya berjabat tangan.

"Sunny. Ibu dari Johnny"

"Ini Ibu Ten, Ibunya Haechan" sebelum Ten membuka mulutnya untuk memperkenalkan dirinya. Mendapat usakan halus pada surainya dari si nenek.

"Boleh pinjam alat lukis nenek ?"

Setelah di iyakan anak itu langsung mengambil tempat di dekat jendela, sama seperti yang di lakukan neneknya tadi.

"Aku terlihat sehat bukan ?" Sunny menyadari saat Ten memperhatikannya.

"Aku tidak gila. Orang di Rumah Sakit ini pun tahu aku baik-baik saja. Kau tahu ? selama dua puluh tahun ini aku tidak pernah di beri obat untuk gangguan mental sama sekali"
Pernyataan Sunny yang membuatnya tercengang, dilihat dari segi manapun ibu Johnny ini terlihat sangat sehat secara mental maupun fisik sekalipun. Tidak seperti pasien dengan gangguan mental lainnya yang harus di rawat di ruang khusus atau isolasi, ruangan yang Jessica justru menyerupai ruang kamar pribadi. Dengan ornamen yang indah juga berkelas.

"Keparat Yunho itu yang menyebabkanku harus berada di sini seumur hidupku" Wanita itu berkata pelan, senyum keluar dari bibirnya.

"Dia bahkan berniat membuat Johnny cacat, memberiku anti depresan saat hamil yang kontra indikasi dengan kehamilan padahal mentalku sehat. Menyiksa Johnny saat dia masih kecil"

"Ibu..."

"Tolong maafkan anakku"

"Dia tidak sepenuhnya salah" Wanita cantik itu masih berbicara dengan tenang. Masih setia menatap manik mata Ten yang terlihat unik. Pantas anak lelakinya mengatakan jika dia jatuh cinta.

NEEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang