chapter 1.

16 8 8
                                    


Happy reading 💙.

Zava berjalan di koridor. Saat matanya terfokus melihat ponsel.

Tiba-tiba....

BRAKKK

"Awhh.. pantat gue sakit anjrottt!!" Teriak cewek didepan Zava. "Punya mata gak si lo? Kalo jalan tuh liat liat goblok!" Cewek didepannya berusaha bangkit sambil berceloteh.

Sedangkan Zava terdiam diri ditempat sambil mengamati wajah cewek didepannya dengan lekat.

"Woy malah bengong." Ucapan cewek itu membuyarkan lamunan Zava.

"Lo jadi pacar gue sekarang. Gak ada penolakan." Ucap Zava datar lalu pergi begitu saja.

Cewek tersebut terdiam beberapa saat sambil mencerna kalimat yang baru saja di lontarkan Zava.
Cewek itu pun tersadar  dan berucap. "Eh maksudnya apa?" Cewek tersebut pun keheranan bukannya meminta maaf, cowok itu malah mengucapkan kata  yang terdengar aneh di telinga cewek tersebut.

***

C

ewek tersebut berjalan di koridor menuju kantin sambil menyumpah serapahi cowok yang tadi menabraknya.

Cewek tersebut sampai dipintu kantin mencari seseorang. Saat hendak ingin menghampiri meja, tiba tiba seseorang mendorong punggung cewek itu sambil berucap. "Lama Lo sat."

Lantas cewek tersebut pun kehilangan keseimbangan nya, dan menempel dengan punggung cowok.
Dengan sigap cowok tersebut berbalik badan dan langsung menangkap cewek tersebut.

Wajah merekapun saling bertemu, mata merekapun memandang wajah mereka lekat. Hembusan napas mereka terasa di wajah keduanya.

"Astagfirullah, keuwuan apa lagi ini." Teriak Gevano sambil memegang dadanya.

"Alhamdulillah, temen gue sembuh dari homogen nya." Ucap Axel sambil menyengir.

Keduanya pun tersadar masih dalam berpelukan dan langsung melepaskannya. Merekapun menjadi pusat perhatian.

Buru-buru Zava mengubah ekspresinya yang tadi canggung menjadi cool kembali.

"Arghh... Kenapa si gue ketemu lagi sama lo!" Ucap cewek itu sambil berusaha menutupi wajah merahnya.
Cewek itu berbalik pergi meninggalkan Zava.

***

Cewek tersebut menghampiri meja yang sudah berpenghuni oleh orang yang tak asing baginya, yaitu sahabatnya.

Cewek tersebut duduk di bangku antara 2 orang yang tak asing baginya. Mereka berdua menyadari cewek tersebut dengan melihat raut muka yang masam.

"Lo kenapa Kayona?" Ucap Kayra.

" Gue lagi kesel sama orang, tuh anak di lahirin dari rahim apa dari Dugong,  sama sekali gak ada sopan-sopan nya." Ucap Kayona dengan wajah yang kesal.

"Emang siapa sih?" Tanya Sena.

"Gue gak tau, kayaknya kakak kelas. Dia itu nabrak gue sampe nyungsep ke bawah, parah banget gak si? Untung aja pantat gue gak kenapa kenapa." Kayona menarik nafas dan melanjutkan cerita. " Dan parahnya, si cowok itu ga minta maaf sama sekali. Malahan dia ngeklaim gue jadi pacarnya. Sumpah gue kesel banget." Geramnya sambil meminum jus milik Kayra.

Kayra melihat gelas yang berisi jus miliknya telah habis, karena diminum oleh Kayona.

" Eh dugong jus gue, main sedot aja Lo!" Ucapnya dengan wajah di tekuk.

"Yaelah jus doang. Sono pesen lagi, sekalian pesenin gue makanan." Ucap Kayona sambil menyodorkan uang.

Dengan berat hati, Kayra bangkit dari duduknya dan menuju stand makanan.

***

"Wih, abis peluk pelukan sama cewek nih." Ucap Gevano sambil tertawa.

" Bacot Lo." Ucap Zava datar.

" Mereka terdiam sebentar, lalu Axel membuka suara. "Geb, pesenin makanan Sono, gue laper." Suruh Axel kepada Gevano.

"Lo nyuruh gue?" Tanya Gevano menunjuk dirinya sendiri.

" Ya iya lah ogeb." Ucap Axel sambil menjitak kepala Gevano.

"Aww, bisa gak sih ngomongnya jangan sambil jitak pala gue, lama-lama nih pala botak gara-gara lo." Ucap Gevano sambil wajah nya yang di tekuk.

"Udahlah Sono, banyak bacot banget si." Ucap Axel.

Gevano pun bangkit dari duduknya lalu mengambil uang yang berada di atas meja, dan langsung menuju stand makanan.

"Udah dapet cewek belum lo?" Tanya Axel memecah keheningan diantara mereka berdua.

"Udah." Jawab Zava singkat.

"Gercep amat lo." Ucap Axel sambil menepuk beluk punggung Zava. "Btw, siapa?" Lanjutnya.

"Cewek yang tadi." Jawab Zava.

Axel mengangguk ngangguk. "Cakep juga." Ucapnya. "Nama ceweknya siapa?" Tanya Axel.

"Gak tau." Ucap Zava santai.

Axel pun berbelalak kaget. "Jangan bilang Lo maksa dia buat jadi pacar Lo?"

" Gak kok, lo tau kan gue ini most wanted di sekolah. Siapa sih yang berani nolak gue." Puji Zava pada dirinya sendiri.

Axel yang mendengar nya pun memutar bola mata malas.

Setelah menunggu beberapa menit, Gevano datang menghampiri mereka sambil membawa makanan.

"Nih makanannya jejel!" Ucap Gevano dengan wajah watadosnya.

"Ikhlas ga si lo mesenin kita makanan." Ucap Axel.

"Ikhlas kok sayang." Ucap Gevano dengan wajah dan suara yang di imut imutkan.

"Jijik anjir!". Ucap Axel sambil menggeplak kepala Gevano.

"Bisa biasa aja nggak. Gak usah sambil ngegeplak pala ue. Masi mending gue beliin makanan." Ucap Gevano ngegas.

Zava yang melihat kedua temannya yang somplak nya kelewatan. Zava pun semakin geram dan langsung membuka suara yang sedari tadi hanya diam melihat kelakuan kedua temannya.

"Engga us-"

"Diem Lo pada. Cepet makan!" Ucap Zava yang memotong pembicaraan Axel.

Gevano dan Axel pun langsung diam dan memakan makanannya.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZavaKayonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang