Tingkah

80 7 0
                                    


PACAR AKU MANA ASTAGA.

Aku gak bohong, tadi aku udah ngabarin ke mas pacar kok kalo acara aku bakalan kelar sebelum jam 4 sore. Dan ternyata sekarang kebukti kan, jam 4 sore tadi aku sudah keluar dari gedung meeting bahkan sampe sekarang penanda waktu di telfon genggamku sudah menunjukman pukul 04.41, tapi aku masih duduk di halte nungguin jemputan.

Aku sudah bilang ke mas pacar, aku bisa naik angkutan umum aja kalau dia ga bisa jemput. Sekarang sudah hampir jam 5 sore dan aku mulai sedikit resah karena angkutan umum di kota ku berhenti beroperasi pada jam tersebut. Sepertinya aku harus segera telfon mas pacar buat menanyakan hal ini. karena kalau benar-benar ga bisa, lebih baik aku pesan ojek online aja.

"Halo, lo di mana", tanyaku to the point kepada yang ada di sambungan.

"Otw"

Aku mengepalkan tangan, "lo tuh dari setengah jam yang lalu bilangnya otw anjir. Rumah lo tuh pindah di luar kota apa gimana si", dengan tanpa sadar aku membuat rolling eyes.

"Sabar anjrit, yang tadi tuh otw manasin motor", balasnya santai. "Sekarang otw beneran dah, sumpil"

KESEL BANGET.

Aku menarik nafas dalam-dalam untuk menjaga kesabaranku. "Dah lah gue naik angkot aja anjrit, keburu jam 5 tar ga nemu angkot", balasku dengan intonasi khas orang marah.

"Yah.... serius lo mau naik angkot?", si mas pacar ini memasang intonasi memelas.

Aku mengernyitkan dahi sejenak, ni bocah ngapa yak. Dari jaman SMP sampai SMA juga aku sudah jadi pelanggan setia angkot sebelum ojek online mulai menjadi trend.

"Ya kenapa enggak", sahutku percaya diri.

Terdapat jeda beberapa detik sebelum yang di sambungan kembali mengeluarkan suaranya, "Jok belakang gue kosong. tempatin kek"

Demi apapun pacarku gemesin banget Ya Tuhan. Kayanya kalo sehari aja ga ngeselin itu ga bisa dehh, "IYA UDAH BURUAN KE SINI"

Aku mematikan panggilan itu, membuang nafasku panjang-panjang lalu menyendenkan kepalaku pada tiang fondasi halte. Langit sudah memulai meredup. Hempasan tak berujung yang tadinya berwarna biru kini mulai menguning dengan ditutupi pasukan awan-awan tipis yang memberikan kesan dingin bercampur hangat.

Ah..., Kangen mas pacar. Tapi dia ngeselin anjing.

Tiin Tiiiin

Aku tersentak kaget. Seseorang dengan motor jadul dilengkapi helm bogo retro berkacamata memberhentikan motornya di depanku. Jeans robek-robek, sneakers hitam-putih kesayangannya dan gimana caranya menyelipkan telfon genggam di helm agar tetap terhubung dengan panggilan pada saat di perjalanan. Benar-benar dia banget.

"Kok gapake motor lo?? motor matic lo kemana dah?", tanyaku sedikit heran.

"Kepo banget, ga suka emang kalo gue pake motor ini?", tangannya menarikku untuk lebih mendekat lalu dia memakaikanku helm yang tadinya ia kaitkan di gantungan motor.

Aku menggeleng kecil, "ga gitu...", Kalimatku sedikit tersendat karena ragu untuk mengutarakannya. Lebih tepatnya malu!, "Tempat boncengannya sempit banget"

Dia membelalakkan matanya sebentar lalu tertawa terbahak-bahak, "Ya sengaja biar rapet"


Plak

"IDIH DASAR COWO", aku memukul lengannya tapi lelaki ini tetap saja tertawa. Wajah cemberutku kembali terurai karena rasa malu bercampus kesal dan.... Ah gatau lah, berantakan banget aku dibuatnya!

Dia mengusap area matanya setelah puas menertawakanku hingga air matanya keluar,"Engga engga astagaaa, motor gue masuk bengkel makanya tadi lama"

"Serius??? ih kenapa ga bilang sihhhhhhh", rasanya seperti aku jadi frustasi sendiri. Tadi kesal, terus malu, sekarang merasa bersalah. Mana daritadi banyak protes lagi aku-nya.

Dia menggeleng, "Ya kan lo ada meeting tadi"

Bibirku langsung menyimpulkan bentuk 'U' terbalik begitu mendengarnya. Aku berasa jadi yang jahat di sini, ya tapi memang iya sih. "Lain kali kalo ada apa-apa ceritain ke gue ya"

"Iya iya", jarinya menunjuk ujung bibir kananku. "Naikin", pintanya. Kemudian dia kembali melakukan hal yang sama pada ujung bibir kiriku, "nah gitu dong, jangan cemberut"

Lo kampret bener sih, tapi gue sayang.

"Berisik!"

"Siapa yang berisik"

"HAIKAL ALAN RASENDRIA!!!!"

Kemudian si pemilik nama yang indah itu kembali tertawa terbahak-bahak seolah membuatku kesal adalah hal yang menggemaskan di matanya.











meet him in person,

ㅡㅡㅡHaikal Alan Rasendriaㅡㅡㅡ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ㅡㅡㅡHaikal Alan Rasendriaㅡㅡㅡ




TINGKAH

©junichwe, 2021

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TingkahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang