Rami's Story Part 1 : First day as an Angrboda

4 0 0
                                    

Terdengar pintu kamar diketuk dari luar. Lalu terdengar teriakan seorang lelaki

"Rami! Shii! Udah kelar belum? Acaranya udah mulai dari tadi tuh!"

Aku yang saat itu sedang memakai dress langsung berteriak panik

"Ah! Steen! Sebentar! Belum, sebentar lagi," ujarku sambil buru-buru memakai dress ku dengan cepat. Dress itu berwarna merah. Dress yang sangat cantik dan terlihat mahal dan sangat tidak cocok denganku. Aku tak paham kenapa ada orang yang mau memakai baju seribet ini. Tapi Dress ini merupakan hadiah dari ayah. Ayah angkatku, Zeon Angrboda.

"Oke, 15 menit lagi ya. Atau kudobrak dengan paksa pintu ini," kata Steen disusul tawa jahat. Aku hanya tertawa karena tahu dia hanya bercanda. Steen Angrboda merupakan kakak pertama dari Angrboda murni generasi ke 13. Aku bertemu dengannya 1 tahun yang lalu. Aku bertemu dengannya saat aku mencari ayah angkatku yang hilang. Dan dari pertemuan itu pula dia menjadi lelaki yang sangat berarti bagiku.

Sebagai balasan dari perkataan Steen, terdengar eongan kucing yang marah tepat di depan pintu. Disusul terikana marah dari Steen. meskipun terdengar seperti eongan kucing, tapi aku sangat mengerti apa arti di balik eongan itu. Selain Shii, aku lah satu-satunya yang mengerti perkataan Noa, sang kucing hitam itu.

"Kakak malah bilang gitu terang-terangan di depan Noa sih!" suara itu datang dari belakangku. Dia gadis berambut pendek berwarna hitam. Matanya sayu tapi wajahnya begitu manis. Dia sedang mencoba memakai dress elegan berwarna hitam. Jika Steen adalah kakak pertama dengan wibawa nya yang luar biasa, kalau Shii Angrboda anak terakhir dari Angrboda murni generasi ke 13. Wanita satu-satunya dan yang paling dimanjakan oleh seluruh anggota keluarga.

Steen pun berlalu pergi sambil diiringi eongan kucing yang makin panjang. Kami pun tertawa. aku dan Shii akhirnya selesai memakai dress kami. Aku melihat ke cermin. Dapat kulihat mukaku sendiri. Muka seorang perempuan dengan rambut panjang digerai, meski aku lebih suka mengikat rambutku. Aku mendecak setiap kali kakiku tersangkut dress yang panjang ini.

"Kau cantik," kata Shii melihatku. Aku pun melihat Shii dari balik cermin,

"Kau juga terlihat manis," ujarku.

Setelah semuanya siap, kami pun keluar dari kamar itu. dan disana sudah menunggu seekor kucing hitam.

Shii hanya menatap mata kucing itu sekali dan aku bisa melihat Noa menganggukan kepala kucingnya. Lalu kucing itu mengikuti kami dari belakang. Kami berdua pun berjalan menuju aula di lantai 2 dari mansion ini. Walaupun namanya mansion, tapi lebih tepat disebut istana, istana Angrboda. Rumah yang begitu megah ini adalah bangunan utama kepunyaan Keluarga besar Angrboda, dan yang tinggal disini biasanya Angrboda murni dan beberapa pembantu.

Aku dan Shii pun sudah di depan pintu aula.

Aku menahan tangan Shii untuk membukanya dan memberikan waktu bagi diriku sendiri untuk menghela nafas. 

Begitu aku membuka pintu ini, aku secara resmi menjadi bagian dari keluarga Angrboda. Keluarge magis tertua yang memiliki peran penting untuk menjaga hutan terlarang. Aku pun mneghela nafas kembali sekali lagi. Aku harus bersiap berhadapan dengan setiap anggota keluarga Angrboda. 

Setelah hatiku mantap, aku mengangguk pada Shii. 

Shii tersenyum kecil dan mulai membuka pintu

Angrboda's storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang