Ingatkah ketika pertama kali kita bertemu?
Kamu begitu sopan,menjabat tanganku dengan erat tidak mengalihkan pandangan mu dari mata ku
Tidak pula sengaja merubah pandangan mu pada tubuh ku yang lain
Kamu begitu sopan
Begitu memuji bagaimana aku dapat kuliah di universitas yang menurut mu luar biasa
Begitu memuji tutur kataku yang menurut mu begitu sopan
Kau tidak mengatakan diriku cantik
Seperti bagaimana orang biasa berucap padaku
Kau membuatnya jauh lebih baik
Kau memuji diriku selain fisik ku
Dan aku tersentuh akan hal itu
Kita mengobrol sedikit setelah itu membahas sedikit hal yang berkelumit di otak ini
Politik,ekonomi dan partriarki
Aku begitu tertarik dengan pandangan mu tentang yang terakhir jadi kutanyakan padamu
"bagaimana bila wanita mencari nafkah dan lelaki mengurus rumah"
Kau jawab itu tak masalah,toh kedua peranan juga penting,tidak masalah jika harus bertukar peran dari apa yang diinginkan masyarakat jika hal itu memang baik bagi pasangan tersebut.
"kamu rela dicap tidak berguna?" kutanya lagi padamu,mencoba membuka dirimu yang asli padaku
Jawaban mu kembali mempesonaku
"mengapa tidak berguna?toh aku mengurus rumah ku,menjaga agar semua terkendali dan tidak hancur,aku begitu penting dalam peranan ini sebagaimana pasangan ku yang begitu penting dalam hubungan ini"
"aku tidak perawan"itu kebohongan,aku terlalu takut untuk melakukan hal itu seumur hidup ku
Mungkin orang tua ku akan membunuh ku jika mengatakan hal itu di depan mereka
Namun lagi dan lagi kau membuatku terpesona
"lalu?"
"kau tidak keberatan?mahkota ku telah hilang"
"aku tidak setuju dengan mu,keperawanan bukan lah mahkota seseorang tidak untuk wanita tidak untuk lelaki,apa yang menjadi mahkota kita adalah pikiran kita,tentang hal-hal kecil hingga besar,karna menurut ku pemimpin tidak menadapatkan kepemimpinan nya melalui mahkota keperawanan atau pun keperjakaan,kamu adalah pemimpin yang memiliki mahkota mu untuk selama nya,bahkan ketika pikiranmu hancur,kau masih memiliki itu"
Saat itu kau mungkin melihatku yang hanya berwajah datar dan tidak percaya pada ucapan mu dan kau terkekeh karna eskpresiku,tapi percayalah saat itu aku benar-benar menahan senyuman di wajah ku,menyebabkan ku melukai bagian dalam mulut ku sendiri.
Setelah itu kita kembali mengobrol,tidak meghiraukan kedua ibu kita yang duduk di dalam café
Hingga akhirnya urusan memangil dan aku harus pergi lebih dahulu bersama ibuku
Tau kah kau apa yang terjadi di mobil saat itu?
"dia itu lelaki baik-baik,masa depan nya terjamin,menurut ibu lebih baik kamu menikah dengan dia setelah wisuda,tidak perlu bekerja,wong kamu tinggal hidup enak,nyaman,dirumah nunggu suami mu pulang ngasih duit"
Aku sakit saat mendengar itu,harga diri ku seakan telat di robek oleh ibu ku sendiri.
"tapi aku mau kerja dulu bu,belum mau nikah" ucapku,ucapan ibuku bukanlah hal baru aku sudah cukup pincar hanya untuk membiarkan omongan ibuku berlalu begitu saja.
"ya kan bisa kerja sambil nikah nanti"
"aku mau fokus kerja bu"
"ngapain kamu fokus-fokus kerja ndo ndo,toh nanti suami mu yang bayar kebutuhanmu,kamu dan perlu lah so soan punya beban banyak,yang punya beban banyak itu ya lelaki! Calon suami mu!"
"bu aku mau kerja buat diriku bu,aku nddak mau kalau nanti nikah,aku dan suami ku rengang karna kami fokus masing-masing" ibu tau? Sebenarnya aku memang tidak ingin menikah,aku hanya ingin menikmati diriku sendiri lalu mengadopsi anak dan merawatnya tanpa harus menikah.
"ya makanya nddak usah kerja ndo,kamu itu cewe kerjaan mu ya di rumah.bukan di luar
"kamu memang kenapa mau kerja? Mau kaya mama mu itu? Karir lancar tapi pasangan nya diangurin,anak nya sampe kabur-kabur begitu kamu mau?" aku lupa sudah memberitahu mu atau belum,tapi ibu ku ada dua,ibu dan mama aku memangilnya yang sat ibu rumah tangga dan satunya lagi wanita karir,benar ayah ku menikahi dua wanita,dan menciptakan kami 5 saudara tidak seibu.
Aku hanya diam setelah ibu berkata seperti itu,aku tidak mau menjawab karna ibu akan menjadi sensi jika aku membela mama,begitu pula mama yang sensi jika aku memuji ibu.
Tapi taukah kamu mas?ah. . . bolehkan aku memangilmu mas? Kurasa boleh karna aku tidak bisa menderngar jawaban mu sekarang.
Latar orang tua,perilaku,juka ucapan ibuku tadi,membuatku kembali teringat pernikahan hanyalah sel bagiku mas,jadi maaf,aku memang sudah menyukaimu saat itu namun aku telah memutuskan untuk pergi,menolak lamaran mu sebulan setelah nya.
Aku takut mas namun tidak bimbang karna kuyakini pilihanku adalah yang terbaik untuku
Meski bukan untuk orang tua ku yang berharap putri nya akan menikah dalam waktu dekat
Saat ini umurku 36 tahun mas sudah 15 tahun semenjak kamu melamarku dan aku menolak,sudah lama ternyata mas
Sudah banyak orang yang memangilku perawan tua sekarang,tidak laku lah,atau wanita aneh mas karna tidak menikah seperti apa yang mereka inginkan.
Tapi aku bahagia mas,saat ini aku bersama anak ku,aditama namanya itu nama yang diberikan ibunya dan aku tidak berniat mengubahnya begitupun dia,usia nya saat ini 14 tahun.
Tidak mudah untuk ku juga dia ketika aku pertama kali membawanya kerumah ketika dia berumur 9 tahun,satu keluarga menolak ku,semuanya marah,menanyakan kenapa tidak mau menikah saja jika ingin punya anak? Aku tidak menjawab aku takut mereka akan sakit hati dengan jawaban ku.
Mereka juga kembali menanyakan mengapa tidak menerima mu saja? Saat itu aku sudah cukup marah sehingga aku menjawab dengan nada tinggi
"lalu apa?aku tetap akan meningalkan nya!!" sedikit kesal juga,saat itu aku pergi dari rumah orang tua ku yang selama ini menjadi tempat ku berkembang,sedikit menyesal aku tidak melalukan pembicaraan saat itu dan malah pergi begitu saja bersama anak ku,tapi sekarang jauh lebih baik keluarga ku mulai menerima aditama,dan tidak ada yang menanyakan kapan aku akan menikah.
Mungkin pikir mereka aku sudah tidak laku karna aku punya anak,tapi aku tidak peduli toh saat ini aku dan anak ku bahagia.
Mas,sedikit sulit aku untuk menyebut namamu,tapi mas nabil bagaimana kabar mu? Sudah 15 tahun aku ingin mendegar pemikiran mu lagi saat ini dengan kata yang baru-baru ini beredar ke daratan kita sebuah kata yang menurut temanku sangat lah aku yang banyak kekurangan ini kata itu adalah: feminish.
kuharap kita dapat membahasnya di lain waktu.
Salam hangat kenalanmu
Vabriati marvess
KAMU SEDANG MEMBACA
puisi
Poetrydisini saya menulis apa yang saya pikirkan,saya tidak terlalu bagus dalam puisi jika tidak suka tidak apa apa. aku vabriarti marvess seorang wanita di keluarga dengan partiarki yang begitu keras membuatkan membenci lelaki,namun aku munafik karna men...