16

216 17 2
                                    

Sehun dan Kai sama-sama masuk begitu pak satpam mempersilakan mereka. Sementara itu, Yunho dan Krystal baru aja keluar dari mobil setelah deal mereka dibuat.

"Sehun, sini. Kakak mau bicara bentar," panggil Yunho. Sementara yang dipanggil malah berkedip bingung. "Saya, kak?" tanyanya. "Iya, kamu lah. Ayo."

Krystal cuman mengalihkan pandangannya ke bawah, merasa gak enak sama Sehun yang dipanggil sama kakaknya. Waktu Kai mendekat, dia bisa ngerasain kalau pipinya ngerasa panas. "Tal..."

Dia menatap Kai dengan pandangan malasnya, "Ngapain lo kesini?" Kai melipat tangannya di belakang, bahasa tubuhnya bisa bilang kalau dia sangat nervous. "Gue mau jelasin lagi supaya marah lo bener-bener ilang. Beneran demi apapun gue gak bermaksud untuk lebih milih seneng-seneng sama Jennie kemarin, tal. Niat gue cuma pengen antar dia ke dokter karena dia sakit juga gegara hujan-hujanan sama gue."

"Duh, perlu banget ya gue bilang ini?" kata Krystal pasrah. Rasanya, gengsinya turun karena dia bener-bener pengen Kai gak salah paham soal nganterin Jennie ke dokter. "Gue gak sejahat itu kali. Masa gue marah kalo lo nganter dia? Gue tuh cuma bete aja kemaren lo pake nyamperin gue sama dia yang lagi gelendotan di belakang lo? Gak banget," gerutunya. Kai ketawa waktu dia nyadar apa yang sebenarnya lagi terjadi.

"Tal, lo cemburu?" tanya Kai. Alis cewek itu jadi mengerut, "Maksudnya?"

Kai ketawa lagi. "Serius. Lo cemburu?" Krystal baru mau menggelengkan kepalanya waktu Kai memotong, "Bilang iya aja, gapapa kok. Gue seneng."


"Jadi, gimana kegiatan kamu selama kelas 3 ini?" tanya Yunho sambil nyeruput kopinya.

"Ya, lumayan sibuk kak. Bulan depan aku udah mulai sibuk sama try out dan lain-lain, hehe." jawab Sehun dengan sedikit tegang. Jujur aja, dia gak pernah ngobrol tiba-tiba kaya gini sama kakaknya Krystal, apalagi yang laki.

"Bagus, terus ngapain sibuk disini?" pertanyaan Yunho bikin Sehun mendadak serangan jantung. Pertanyaan macam apa ini? "Hahah, kamu tenang aja. Ekspresi kamu kaya saya mau terkam kamu aja." ujar Yunho, dan Sehun cuma cengengesan.

"Maksud saya, pengen nanya. Kamu tertarik lagi buat deketin adek saya?" tanyanya lagi, dan kali ini pertanyaannya jauh lebih menegangkan buat Sehun ketimbang yang pertama.

"Iya, kak."Ah, udahlah. Hajar aja, batin Sehun.

Yunho cuma mengangguk pelan, mencoba menganalisa raut muka dan bahasa tubuh anak SMA yang ada didepannya ini. "Kamu tau gak, dulu waktu kamu end sama dia, siapa yang ngehibur dia tiap malam?" Oke, ini bakal berakhir parah. Sepertinya riwayat seorang Oh Sehun akan tamat hari ini. "E-enggak kak."

"Ya, bukan saya aja sih. Jessica, kakaknya yang nomor dua sampai terbang dari New York, batalin semua schedulenya buat nemenin dia dirumah tiap malem, mastiin supaya makannya gak pernah di skip. Seulgi, sahabat baiknya gak pernah absen bawain dia martabak, roti bakar, cilok apapun itu yang Krystal suka supaya dia mau makan dan semangat lagi. Dan saya, kamu mau tau gak saya ngapain aja?"

Sehun menelan ludahnya, dia gak menyangka Krystal seterpuruk itu setelah dia ngelakuin kesalahannya dulu. Dia mulai menunduk malu. "Kalau saya sih, waktu itu bagiannya cuma bawa dia ke mall, suruh dia pilih apa aja yang dia mau, dan tinggal gesek card saya aja. Totalnya berapa ya, hm. Mercy kamu di depan itu? Ya, hampir segitu lah." Yunho berhenti untuk menyeruput kopinya yang udah mulai dingin. "Sedih sih liat adik saya yang bungsu jadi kaya gitu. Dia itu kesayangan banget di rumah ini. Ngeliat dia sampai ngerelain jabatannya sebagai wakil osis demi ngehindarin kamu, itu sempat bikin saya marah. Tapi, ternyata..." lanjutnya.

"Tuh, cowok yang di depan, naik motor berisik itu, Kai ya namanya. Berhasil juga dia bikin Krystal lupa sama kamu. Saya juga heran waktu itu. Belanjaan yang saya beliin buat dia kalah sama lawakan recehnya anak itu. Jadi, saya cuma mau kasih tau sebagai sesama lelaki. Kamu punya lawan yang berat, Sehun."


Setelah pembicaraan yang berat dengan kakaknya Krystal, Sehun ngerasa malu dan sadar kalau tindakannya dulu udah bener-bener bikin Krystal dan juga orang-orang disekitarnya rugi. Dia pun langsung pulang, pamit secara singkat sama Yunho dan juga Krystal yang baru selesai bicara sama Kai.

Krystal yang ngeliat muka pucat Sehun jadi curiga sama apa yang dilakuin kakak laki-lakinya itu. Dia menatap Yunho curiga waktu sang kakak keluar sambil megang gelas kopinya. "Hati-hati dijalan, Sehun." ujarnya sambil senyum.

"Kak?" tatap Krystal aneh dan kakaknya cuman menyeringai ke arahnya. Kai yang bingung dan  ngerasa kalau saingannya itu udah mundur total, jadi semakin kepedean. "Sok atuh tal, kita cari lagi kado buat kak Jessica," ajaknya.

"Eh kamu, gak. Kamu juga sana pulang. Siang-siang gini bukannya nongkrong sama temen kek, study group kek, malahan mejeng di sini. Dah sana," usir Yunho.

"Yah kak, tapi kan-"

"Gak, pulang sana." Yunho gak menggubris pengelakan Kai dan dia cuma masuk ke dalam buat ngelanjutin istirahatnya yang sempat kehenti gegara harus jemput Krystal.

Sementara Krystal, dia cuma ketawa. Dalam hatinya dia cuma mikir, gak sia-sia gue punya kakak laki-laki.

"Dah, Kai." ujarnya sebelum masuk ke rumah tanpa ngelihat Kai yang udah ditarik-tarik sama pak satpam.

wkwkwkwk

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Oblivion | SekaistalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang