If Only

309 28 4
                                    

Lee Donghyuck menatap langit-langit kamarnya dengan mata terbelalak. Napasnya tersengal, seolah ia baru saja dikejar oleh hantu atau penjahat. Hanya saja, tidak ada siapapun di dalam kamar bernuansa abu-abu selain pria yang masih terbaring di ranjang. Tidak ada penjahat yang bersembunyi di balik pintu, tidak ada pula hantu yang berada di bawah tempat tidur, siap untuk menarik kaki Donghyuck dan membawanya pergi ke dimensi lain. Hanya ada Donghyuck dan sisi kanan tempat tidur yang terasa lebih dingin dari biasanya.

Pendingin ruangan sudah bekerja keras, diatur sedemikian rupa supaya ia bisa memberikan kesejukan bagi Donghyuck di musim panas. Namun, dahi Donghyuck tetap berkeringat layaknya orang yang merasakan betapa gerahnya musim panas kali ini.

Ia melemparkan selimut tipisnya, kemudian memutuskan untuk mandi meskipun jam dinding di kamar itu menunjukkan pukul tiga dini hari. Donghyuck tidak peduli. Ia tetap melepas pakaiannya, kemudian berdiri di bawah pancuran air dingin dengan kekuatan penuh, membuat tubuhnya serasa ditusuk oleh ratusan jarum. Tapi, sungguh, Donghyuck tidak peduli. Satu-satunya hal yang ia pedulikan saat ini hanyalah sebuah mimpi.

Mimpi tentang seorang pria yang pergi meninggalkan Donghyuck tanpa penjelasan apapun.



Sudah sepuluh bulan lebih Donghyuck berusaha melupakan Liu Yangyang, pria yang mengisi hati Donghyuck selama kurang lebih enam tahun lamanya. Yangyang, si kapten basket SMA Vision yang menarik perhatian Donghyuck pada suatu pertandingan basket antara sekolah Yangyang dengan sekolah Donghyuck, SMA Dream.

Donghyuck bukan penggemar olahraga basket, tapi karena salah satu sepupunya bermain di tim kebanggaan sekolah, dan Na Jaemin akan membunuhnya kalau Donghyuck tidak menemani pemuda dengan senyum manis itu untuk menonton Si-Tuan-Populer Lee Minhyung, maka Donghyuck rela menunda sesi tidur siangnya untuk menonton pertandingan sengit dari dua SMA yang menjadi rival dalam bidang akademik maupun non akademik.

Rumor mengatakan kalau Yangyang adalah putra pebisnis kaya raya asal Taiwan dan masih memiliki hubungan darah dengan Moon Taeil, alumni SMA 127. Ada juga yang menyebutkan kalau Yangyang merupakan sepupu jauh Li Yonqin, alumni SMA Vision yang juga mantan kapten basket SMA tersebut. Entah rumor mana yang benar, Donghyuck tidak tahu dan tidak peduli. Ia lebih mempedulikan bagaimana Yangyang memiliki senyuman indah tapi juga terlihat seperti meledek.

Dan ketika tatapan mereka bertemu, Donghyuck tidak menyangka kalau Yangyang akan mengedipkan sebelah mata ke arahnya, membuat wajah Donghyuck memerah. Perlu tamparan kecil dari Jaemin untuk menyadarkan Donghyuck dari dunia kecilnya. Tim SMA Dream kalah dengan skor tipis, membuat para pemain dan penonton merasa kecewa.

Tapi tidak dengan Donghyuck.



Keduanya kembali bertemu di pesta kelulusan Minhyung—yang anehnya justru bersahabat dengan tiga siswa SMA Vision: Xuxi, Dejun, dan Guanheng. Empat pemuda itu memutuskan untuk menggelar pesta di rumah Xuxi, mengundang hampir semua orang yang mereka kenal (sialnya, mereka berempat adalah siswa-siswa populer di kota itu, jadi kau sudah bisa membayangkan betapa penuhnya rumah Xuxi sekarang).

Jaemin sudah menghilang ke lantai dua bersama Minhyung, meninggalkan Donghyuck sendirian di lantai satu dengan segelas bir di tangannya. Berani taruhan, besok pagi Jaemin akan menggedor pintu rumah Donghyuck dengan heboh sambil bercerita kalau ia sudah resmi berpacaran dengan Minhyung.

Dan itu artinya, hanya Donghyuck yang berstatus lajang di lingkup pertemanan mereka.

Menyedihkan.

If Only | YangHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang