Mark berdecak kesal ketika melihat kemacetan jalanan di depannya. Ia melihat jam tangan yang melingkar pada pergelangan tangannya, semoga ia tidak terlambat. Mark merutuki kebodohannya, bahkan ia belum membeli hadiah untuk diberikan pada Haechan.
Mark berdoa semoga ia tidak terlambat untuk bertemu dengan gadis itu. Pria itu tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama yang terus-terusan ia lakukan di masa lalu, ia tidak pernah memberi Haechan waktu yang cukup untuk mereka habiskan bersama. Mark selalu membuang kesempatan itu untuk hal lain, Mark selalu memberi alasan tidak masuk akal pada Haechan apabila ia terlambat atau tidak dapat menghabiskan waktu untuk bersama. Ia akan selalu mengatakan bahwa ia bekerja untuk Haechan dan ia ingin membahagiakan Haechan dengan uang yang banyak. Dan kini Mark sadar semua itu tidak lebih penting daripada kebersamaannya dengan Haechan.
Akan tetapi sekarang semua itu sudah tidak ada artinya lagi, Mark terlambat menyadarinya. Dan ia tidak bisa memperbaikinya lagi.
[]
Haechan membuang napasnya kasar ketika melihat Mark yang dari tadi sedang sibuk memainkan ponselnya bahkan ketika seharusnya mereka makan.
"Mark?" Panggil Haechan, tetapi Mark tidak mendengarnya.
"Mark!" Ulang Haechan lagi, tetapi Mark masih tidak mendengar panggilan Haechan.
"Mark Lee!" Haechan berteriak lebih kencang disertai cubitan yang ia layangkan pada tangan kekasihnya itu.
"Aww!" Mark berteriak karena cubitan Haechan. "Ada apa?" Tanya Mark dengan nada tajam dan tanpa merasa bersalah.
"Kau sudah menatap ponselmu lebih dari dua puluh menit, Mark! Demi tuhan. Kita sedang makan malam di luar untuk pertama kalinya dalam dua bulan terakhir. Dan kau mengabaikanku begitu saja?" Sungut Haechan. "Apa kau sedang berkencan denganku atau dengan ponselmu, ha?"
"Maafkan aku, Haechan. Aku hanya sedang mengecek beberapa pekerjaan." Jawab Mark enteng. "Kau adalah teman kencanku yang paling cantik malam ini." Tambahnya.
"Teman kencan?" Haechan berdecak malas dan merotasikan matanya tapi Mark tidak menyadarinya, tentu saja karena ia kembali fokus pada ponselnya.
Mark hanya terkekeh ringan dan kembali menatap ponselnya.
Sejujurnya Haechan merasa sangat terganggu dengan sikap kekasihnya akhir-akhir ini, karena ia lebih sering menghabiskan waktunya bersama ponselnya atau pergi keluar yang entah kemana yang membuat mereka menjadi sulit untuk bertemu.
Haechan sesungguhnya sangat ingin marah pada Mark, ia sudah beberapa kali berusaha memaklumi dan membiarkannya karena ia pikir Mark sedang bekerja ia tidak boleh egois dan mengganggunya. Karena Mark sendiri selalu tidak menyukai apabila privasinya diganggu. Walaupun itu kepada kekasihnya, Mark tetap memberikan batasan, dan tentu saja, Haechan juga sudah tahu karakter Mark yang seorang pekerja keras dan memiliki sifat keras kepala. Haechan akhirnya merasa terbiasa.
Akan tetapi sepertinya Mark tidak peduli dengan segala pengertian Haechan. Ketika gadis itu berusaha untuk membangun komunikasi di antara mereka untuk menjadi lebih baik lagi dan berusaha membuat hubungan mereka tetap intim dan romantis, Mark seperti biasanya malah bersikap biasa saja, dan terkesan semakin cuek.
Haechan sejujurnya ingin Mark setidaknya berusaha walaupun ia sibuk serta menghargai gadis itu sebagai kekasihnya.
"Mark, bisakah kita makan sebentar, kau bilang kita akan makan malam bersama dan mengobrol tetapi sepertinya kau sibuk terus." Haechan memohon dengan hati-hati.
Mark akhirnya mendengar Haechan berbicara lagi, dan ia sedikit merasa bersalah. "Maafkan aku, Haechan. Aku menyesal karena tidak bisa meninggalkan ponselku."
![](https://img.wattpad.com/cover/251842074-288-k35757.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Was Your Man✅
FanfictionA flashback (((BAHASA))) Jung Sungchan x Lee Haechan x Mark Lee Genderswitch ~ misgendering