Mark melihat Haechan dan ayahnya selesai berdansa dan memberikan tangan putrinya kepada Sungchanㅡyang sekarang adalah suami Haechan untuk meneruskan tarian mereka dan berdansa untuk tradisi yang dilakukan oleh pengantin ketika mereka selesai pemberkatan.Haechan menari dengan semangat, ia telah mengganti gaun hitam panjangnya dengan gaun yang masih berwarna hitam tetapi lebih pendek, hanya sebatas pahanya. Gaun ituㅡMark hampir sulit menjelaskannyaㅡseperti gaun yang dulu yang Mark ingat ketika ia dan Haechan menghadiri pesta dansa untuk kelulusan sekolah mereka.
Haechan memeluk suaminya, sambil memegang buket bunga yang Mark berikanㅡbunga matahari dan baby's breathㅡia terlihat sangat mungil walaupun telah mengenakan highheels. Berputar dan memegang tangan suaminya, mereka tertawa sangat bahagia.
Mark terpukau, Haechan sangat cantik di hari pernikahannya itu.
.
.
"Aku mencintaimu," ungkap mark pada Haechan.
Haechan terkekeh, "ya, aku tahu itu." Jawabnya.
"Di mana kau selama tiga bulan ini?" Tanya Mark cukup pelan, tetapi karena tidak adanya jarak di antara mereka membuat Haechan dapat mendengar pertanyaan Mark dengan jelas.
"Aku berada di Jeju, di rumah nenek dan kakekku." Jawab Haechan dengan senyum yang terus terpatri di wajahnya.
"Aku tidak bisa menemukanmu." Mark bergumam dengan sedih.
"Ayah memastikan supaya aku tinggal di rumah, maafkan aku." Sahut Haechan.
"Tidak, bukan salahmu. Ini semua salahku. Ayahmu melakukan hal yang benar, hanya saja, aku minta maaf karena aku terlambat. Kau tahu, aku masih sangat berharap aku dapat bertanggung jawab." Ujar Mark.
"Tidak apa, Mark. Kita sama-sama tahu bahwa kita berdua kehabisan kesempatan." Haechan menghela napas, berusaha untuk tidak menangis.
Kesempatan itu Mark buang dengan percuma. Ya, ia tahu itu. Sekarang ketika ia menyadarinya dan berusaha mencari kesempatan tersebut semuanya sudah hilang tak tersisa, ia sudah terlambat.
Mark hampir merengek, "apabila aku menemukanmu lebih cepat setidaknya kau dapat mendengar permintaan maafku lebih awal. Dan mungkin, kau tidak perlu menghadapi semuanya sendirian. Aku bisa memperbaiki diriku, dan bayiㅡ"
"Mark," Haechan dengan cepat memotong ucapan Mark. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Aku baik, dan aku telah memutuskan. Kita berdua telah memiliki keputusan masing-masing." Haechan memeluk tengkuk Mark, membawa pria itu untuk lebih dekat. Dan Mark dapat merasakan tonjolan kecil di perut Haechan.
"Aku mencintaimu," bisik Mark, sekali lagi.
"Terima kasih telah menjagaku selama beberapa tahun ini, Mark. Akuㅡaku bahagia, aku menghargai segala keputusanmu. Tapi saat ini tidak ada yang bisa kau lakukan. Kita bisa saling menjaga bayi ini, kau masih bisa menemuinya nanti ketika ia telah lahir, kita masih bisa saling bertemu, dan itu tidak membuat kita berdua harus memiliki ikatan." Haechan menjelaskan.
Mark mengernyit tidak suka, gagasan itu, awalnya ialah yang mengusulkanㅡatau lebih tepatnya memberi Haechan jalan seperti itu. Tapi Mark kini telah berubah, ia menyesali hal itu.
"Sungchan bersedia menerima bayi ini, dan diriku Mark." Haechan menambahkan.
Mark ingin sekali mendebat perkataan Haechan. Tapi alasan tertentu tidak dapat membuatnya seperti itu, ia ingat ialah yang membuat Haechan mengambil keputusan ini. Lagipula Haechan telah menikah, kecuali dengan membunuh Sungchan, ia tidak akan bisa mendapatkan Haechan sama sekali.

KAMU SEDANG MEMBACA
When I Was Your Man✅
FanfictionA flashback (((BAHASA))) Jung Sungchan x Lee Haechan x Mark Lee Genderswitch ~ misgendering