***
Mereka berdua berjalan menyusuri koridor yang masih ramai oleh siswa, Rasya menatap kedepan dengan datar, sedangkan Albi hanya terus menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dia terlihat sesekali melirik Rasya, namun gadis itu tidak mengubrisnya sama sekali. Tibalah mereka dikelas X MIA-3 dan merekapun memasukinya.
''Disini Ra'' seorang gadis dibarisan kedua melambaikan tangan sambil menunjuk tempat duduk kosong, seketika anak kelasnya menoleh kearah pintu, Rasya berjalan menghampiri temannya diikuti Albi yang sejak tadi terus berjalan dibelakangnya, dan mereka berhasil menjadi pusat perhatian, Rasya yang terlihat kecil namun memiliki aura yang tegas dengan matanya yang tajam namun anehnya kesan imut dari wajahnya bisa dilihat oleh semua orang, tegas dan imut itulah Rasya, dan lagi diikuti oleh Albi yang memiliki tinggi badan yang ideal untuk seukuran anak kelas 1 SMA, wajah yang teduh dan manis, matanya yang indah dengan bulu mata sedikit lentik dan rahang wajahnya yang sedikit mulai terlihat membuatnya terlihat tegas tidak lupa lesung pipinya yang sejak tadi terus dipamerkan karena dia terus menerus tersenyum menatap yang lain.
Tidak sedikit siswa yang senang melihat mereka.***
''Kamu kok lama si Ra? Tadi dilapangan nggak keliatan? Abis darimana Rara? Kamu telat yaa??'' Pertanyaan demi pertanyaan keluar dari mulut Linda.
''Heemh'' jawabku singkat.
''Yaampun Raa, ini hari pertama looh, masa udah telat, gamungkin kan seorang Rasya bangunnya kesiangan''ujar Linda dengan ekspresi muka tidak percayanya.
''Lin,, aku udah diomongin Guru sama Osis, kamu ngga usah ya'' jawabku menatap Linda memohon agar dia mau berhenti.
''Hhuuuh, yaudah yaudah, besok jangan telat lagi'' Ucap Linda dengan bibirnya yang mengerucut.Linda itu temanku, kita ketemu di SMP, anaknya agak bawel, hampir saja aku kena rentetan pertanyaan dari Linda, dan bisa aku bayangkan pertanyaannya akan jauh lebih panjang daripada Guru yang menghukumku tadi, untung saja dia mau mengerti dan berhenti bertanya untuk sementara ini, ya, sementara, karena dilain waktu dia pasti akan bahas lagi masalah ini.
''Assalamua'laikum anak anak'' Guru memasuki kelas kami.
''Wa'alaikumsalam buu" jawab kami serentak.
.
.
***
Author pov :Hari pertama sekolah sudah pastinya dipakai untuk saling berkenalan, dengan guru, teman baru dan sekolah tentunya.
Anak anak masih merasakan manisnya sekolah bebas, ada yang berlarian di koridor dengan teman lamanya, biasanya mereka anak kelas sebelas dan duabelas, beberapa siswa terlihat sedang bermain bola dilapangan, hari pertama selalu menyenangkan karena sekolah tidak selalu langsung membahas tentang belajar, anak anak mencoba membiasakan diri lagi di sekolahnya.
.
Berbeda dengan Rasya, dia hanya duduk di tempatnya dan membaca novel mysteri kesukaannya. Tidak ada Linda disampingnya berbeda dengan Rasya yang menyukai kesendirian, Linda menyukai keramaian, dia mulai berteman dengan orang-orang baru.Hanya ada Rasya dan Albi di dalam kelas, Rasya dengan novelnya, dan Albi dengan mimpinya, ya, dia tertidur bahkan dihari pertamanya sekolah, namun Albi memang suka tidur, dia bisa tidur dimanapun itu.
Riuh suara anak anak yang sedang bermain diluar kelas tidak mampu membangunkan Albi, sampai akhirnya satu bola terlempar kearah jendela kelasnya, dan hal itu berhasil membuat Albi terbangun.
Duarrrrr (suara bola yang mengenai kaca)
''Duhh berisik apaan lagi sii'' gerutu Albi terbangun dari tidurnya.
Niatnya ingin melanjutkan tidur yang terpotong, tapi ternyata dia tidak sendiri dikelas
''Hi, Ra? Lagi baca apa?'' Tanyanya dengan kepala yang disandarkan ke meja dan menghadap Rasya.
Sementara itu Rasya hanya membalikan novelnya memperlihatkan sampul depannya ke arahnya, tanpa sepatah katapun, ya, dia terlalu tidak ingin menjawab pertanyaan Albi.''Ra, temenan yuk'' tanya Albi spontan.
Mata Rasya berhenti menatap bacaannya, dia menatap kedepan lalu berpindah menatap Albi.
.
Satu detik
.
Dua detik
.
Tiga detik
.
Kemudian dia memalingkan wajahnya kembali,
''wuaaah, sensasi dingin apa ini? Kenapa dia begitu aneh? Padahal akukan hanya ingin mengajaknya berteman?'' Gumam Albi dalam hati.'' gamau ya Ra?" Tanyanya lagi.
Dia hanya diam tak mengubris pertanyaannya, setidaknya.
.
''Ahh, ada Linda, aku ajak dia aja, temannya teman kan temanku juga,'' gumam Albi dalam hati disusul dengan senyum tipisnya.
.
***
.
''Ra, temenan yuk?'' Tanya lelaki di sampingku
Aku menatapnya dengan datar,'' Gamau ya Ra?" Tanyanya ulang.
Aku hanya menghela nafas, lagipula kenapa Linda nyisain kursi dekat cowok si. Kulirik sedikit melalui ujung mataku dia manggut manggut tersenyum sendiri, ''aneh banget si'' gerutuku dalam hati, tapi kenapa dia punya lesung pipi si.
.
Sejak dulu aku tidak terlalu suka dengan laki laki, mereka hanya banyak membuat ulah, kalaupun ada yang pendiam mereka juga memiliki sisi lain dari dirinya, dan itu tidak bisa dibayangkan. Dan bagaimana keadaanku sekarang, sangat berbahaya, disampingku ada laki laki yang bertingkah semaunya, entah apa yang dia pikirkan, masih banyak anak yang lain yang bisa dia jadikan teman, kenapa harus ''Aku?'' Huuuh.
Kulihat sekilas kearahnya, dan aku hanya bisa menggelengkan kepala, bagaimana bisa orang yang tadi senyum senyum sendiri tiba tiba tertidur lagi dasar sleeper.Aku memutuskan melanjutkan bacaanku yang tertunda, dunia novel memang yang paling cocok untukku.
***
Author pov
Mereka berdua tetap memilih kelas sebagai tempat ternyaman untuk dihabiskan di hari pertama sekolah, pertemuan pertama mereka mungkin terasa biasa saja, namun siapa sangka kalau hari itu akan menjadi kenangan yang tidak bisa dilupakan oleh keduanya.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendsick
General Fiction''Bagaimanapun laki laki dan perempuan itu tidak akan pernah bisa berteman, kecuali salah satu diantara mereka ada yang memendam rasa'' . saat itu aku hanya mendengar dengan sebelah telingaku, hingga waktu menjawab semua makna yang tersembunyi dibal...