Trying to understand
Hari ini Cuaca sedang cerah Matahari bersinar namun tak terlalu terik membuat suasana tak menjadi panas yang pekat.
Namun terlalu dingin juga tak begitu menyentuh. Sejuk dengan hembusan angin yang tak terlalu kencang. Bukankah sore hari ini merupakan hari yang bagus jika digunakan untuk berjalan jalan sore disekitar area rumah atau sekedar keluar dari rumah dan menikmati hembusan angin yang membelai.
Namun kesejukan dan ketenangan sore hari ini tampaknya tak ada dalam sebuah kediaman keluarga kecil ini.
Suasana tegang justru meliputi semua orang yang berada dalam rumah ini , jantung semua orang terpacu , semua yang berada dirumah ini berada diambang kesabaran mereka, emosi dan hawa nafsu serta merta menyelimuti rupanya.
Seorang pemuda tengah duduk bersimpuh lemah dihadapan kedua orang tuanya dengan tetesan tetesan air mata yang terus saja menetes meluncur keluar dari kedua belah matanya membasahi pipi.
Wajahnya yang memerah karena tangisnya yang tak kunjung henti membuat bagian wajahnya memerah seperti udah rebus.
"kamu kira saya kurang apa kasih ke kamu sampai kamu berani melakukan hal seperti itu ,DITEMPAT UMUM LAGI!"
"MAU TARUH DIMANA HARGA DIRI DAN WAJAH SAYA NANTI!"
"MANA JANJI KAMU YANG MAU KAMU TEPATI?!"
Ucapan tersebut dikeluarkan dengan suara yang lantang dengan penekanan disetiap kata katanya .
menusuk langsung kepada seorang pemuda yang masih bersimpuh menumpu pada paha nya.
"Pah sabar ..." Bibir seorang wanita yang memasuki usia paruh baya mencoba menenangkan suaminya yang kalut dengan emosinya.
sang suami menarik nafas dalam lalu berlalu begitu saja menuju kamarnya , jengkel rasanya melihat putranya pada hari itu. ingin rasanya ia melenyapkan putranya pada hari itu juga.
sang ibu yang melihat putranya masih duduk bersimpuh dengan bersimbah air mata merasa iba namun ada hati yang kecewa besar lebih besar dari rasa ibanya kepada sang putra.
ia melangkahkan kakinya menuju sang putra membisikkan beberapa kalimat.
"mamah kecewa sama kamu Chael"
bisik sang wanita lembut kepada sang putra.
Memang terucapkan dengan lembut namun tetap saja membuat hati pemuda tersebut melebur bersama tangisnya yang semakin menjadi-jadi.
Tak kuasa menahan tangisnya Ia mengeluarkan suara nya menangis sejadi-jadinya pada sore hari itu.
Bahunya tak kuat lagi menopang berat tubuhnya, rasanya bukan hanya saja tubuhnya yang terasa berat namun hatinya juga terasa berat .
Perlahan punggung nya merendah ke arah depan semakin rendah hingga keningnya menyentuh lantai.
Membiarkan dirinya membasahi Bumi yang senja ini dengan tangisnya , meluapkan emosinya pada tanah yang ia jadikan tempat untuk berdiri dan bertumpu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY NEIGHBOOR?
RandomTrying to accept your self it's totally horrible. and loving yourself it's make the society judge you apathetic. but you should to accept and love your self. no matter how hard it would be. . . . . . story language : bahasa Indonesia Credit :A sto...