"Obsesi mu membuatmu perlahan menjadi seorang pembunuh, kau menjadikannya seolah milikmu yang tak boleh siapapun menyentuh, tanpa sadar justru kau menyakiti milikmu, yang perlahan menjauh."Baekhyun mempercepat langkah kakinya, was-was melihat tatapan mata orang lain yang seolah menusuknya. Lorong terlihat masih begitu panjang, seolah ingin memperlambat langkahnya, bahkan lorong pun mengejek, seperti ingin membuatnya melihat dan mendengar orang-orang menggunjingnya.
"Gua masih gak percaya, hah beneran dia? dia pacar Park Chanyeol, kayanya dia cuma jadi pelampiasan doang"
"Gila si dari Luhan, uke paling cantik, terus sekarang sama dia, gua aja baru liat tampang mukanya, kayanya dia gak terkenal kan, dan pastinya dia bukan anak siapa-siapa (maksudnya anak pengusaha or anak konglomerat)"
"Luhan aja pindah hati langsung ke Sehun,hah ini beneran Chanyeol ke dia, gua si cuma bisa bilang wow"
Persetan dengan semuanya, orang-orang sialan, lorong panjang menyebalkan, dan Park Chanyeol brengsek gila. Rasanya Baekhyun ingin berteriak kencang, mengatakan semua yang sebenarnya dengan lancang. Tapi ia tak bisa, ia tau ancaman Park Chanyeol bukan hal yang bisa ia permainkan.
"Baekhyun!" panggil seseorang, Baekhyun menoleh, semakin mempercepat langkahnya setelah mengetahui siapa yang memanggilnya.
***
"Bersembunyi huh, keluar sekarang. Gua tau lo ada disini."
Baekhyun semakin memperat tubuhnya didalam tumpukan kardus-kardus. Ia takut, takut Chanyeol melakukan hal gila lagi yang membuatnya semakin bimbang.
Baekhyun kira, Chanyeol tidak akan masuk ke gudang ini, tapi ternyata ua salah. Baekhyun lupa, Chanyeol gila itu tidak ada yang bisa mengalanginya untuk mendapatkan apa yang ia suka.
"Gua hitung sampe 10, kalo lo gak keluar juga, gua bakal ngelakuin hal yang lebih gila daripada kemaren"
Baekhyun semakin mempererat tas nya, tangannya bergetar. Disatu sisi ia takut, tapi disatu sisi juga ia bimbang apa harus keluar dari persembunyiannya atau tidak.
Prang
Chanyeol menoleh, matanya awas melihat ke arah pojok kanan dalam gudang.
Chanyeol smirk, menyunggingkan senyum seolah menemukan hasil buruan.
"Lo ngapain disitu? Takut huh?"
Baekhyun kalut memasukkan buku-buku yang berserakan dilantai. Mencoba acuh akan keberadaan Chanyeol didepannya.
Chanyeol mendecih, ia benci diabaikan.
Tidak ada yang boleh mengabaikannya.
Ia cucu pemilik universitas, pemilik semuanya, lihat siapa yang mengabaikannya, Baekhyun ia hanya mahasiswa biasa yang tidak akan bisa kuliah dikampus milik keluarganya jika bukan karena beasiswa.
Chanyeol menendang buku-buku Baekhyun yang berserakan dilantai. Menunduk mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh mungil pria didepannya.
"Lo kira lo siapa, lo cuma orang miskin ga usah belagu" bisiknya, tangannya tidak tinggal diam, mengangkat dagu Baekhyun lalu mendekatkan bibirnya.
Dalam hidup Baekhyun, ia sudah biasa menerima berbagai macam cacian. Baekhyun memang miskin tapi ia bukan murahan. Baekhyun mendorong tubuh Chanyeol, berdiri berusaha berlari kabur. Sayangnya langkah kakinya terhenti.
Chanyeol menarik tangannya, memojokkan tubuhnya ke dinding pojok tembok.
"Mau pergi kemana cantik?" bisik Chanyeol, tangannya tidak tinggal diam, masuk kedalam celana jins Baekhyun. Membelai perlahan, seolah mempermainkan.
Baekhyun mendesis, berusaha menahan desahannya.
Mulut Chanyeol tak kalah diam, mencium lembut leher pria dalam dekapannya. Membuat tanda kepemilikan disana. Tubuh Baekhyun berusaha menjauh, tapi semakin ia bergerak, justru miliknya malah bersentuhan dengan milik Chanyeol.
Chanyeol mengerang, merasakan sengatan sensasi miliknya dengan milik Baekhyun.
"Lepasin brengsek, gua mau pergi."
"Mulut lo manis banget berani ngomong gitu." Chanyeol menjambak rambut Baekhyun, seolah menjelaskan, bahwa disini lah ia yang mendominasi. Baekhyun berusaha mati-matian menahan tangisnya, hatinya sakit dan rambutnya juga.
"Mulut manis lo harus dikasih lolipop biar diem" Chanyeol semakin kencang menjabak rambut Baekhyun, tangannya mendorong, memaksa Baekhyun jongkok, menjajarkan muka Baekhyun dengan miliknya.
"Hisap, baru lo bisa keluar."
Tangan Baekhyun bergetar, perlahan membuka rasleting milik Chanyeol, membuka celana dalam, dan memegang penis didepannya.
Seumur hidupnya baru kali ini, ia memegang penis orang lain. Rasanya aneh.
Baekhyun bersumpah, ini untuk pertama dan terakhir ia lakukan.
Persetan dengan semuanya. Baekhyun hanya ingin cepat-cepat keluar dari gudang ini.Perlahan Baekhyun mencoba memasukkan penis itu kedalam mulutnya. Mengecap rasa aneh, kembali ia keluarkan. Sayangnya Chanyeol tak kalah cepat, kepalanya ditahan. Penis itu semakin masuk kedalam tenggorokannya.
"Bergerak bodoh, jangan diam saja, jangan kena gigi" Perintah Chanyeol dengan tangannya yang masih menahan kepala Baekhyun. Dimaju mundur kan kepalanya.
Pecah, Baekhyun tidak bisa menahan tangisnya lagi.
Lengkap sudah kesialan dalam hidupnya.
Miskin dan menjadi murahan.
***
Nulis pertama kali di wattpad, jadi mon maap yee kalo jele dan berantakan gaya tulisannya, kalo mau ngasi saran atau apa komen aja yaa, jangan lupa vote nya yaawwww!!! 😚😚😚
Lanjut ga ya...
OKE BYE,
SALAM, CHANBAEK ISRAEL WKWKW-ilovecybh-
KAMU SEDANG MEMBACA
KATING [[M]]
Fanfiction[Chanbaek] [BoyxBoy] [ADULT] Bagi orang lain mungkin menyenangkan mempunyai pacar most wanted seantero kampus. Tampan, Kaya, Terpandang siapa yang tak kenal Park Chanyeol? Tapi bagi Baekhyun, kesialan. Rasanya seperti neraka dalam dunia.