1

31 2 0
                                    

Choi Seungcheol POV

Apa-apaan ini? Aku tidak mengerti. Bagaimana bisa aku yang tadinya sedang ketiduran karena diriku kalah telak dengan buku-buku pelajaran tebalnya minta ampun lalu terbangun di sebuah mansion yang megah dan mewah seperti ini? Dan lagi, aku duduk di paling ujung di sebelah kanan di sebuah meja yang ukurannya sangat panjang. Duduk berhadapan dengan seorang lelaki yang tak ku kenali.

Aku menoleh ke kiri. Ah, itu ada sahabat seperjuanganku, Junhui, yang tepat duduk di sebelah kiri ku dan Mingyu, yang duduk lebih jauh dari kami berdua, yang sama-sama dengan tampang kebingungan. Ketika aku menatap ke depan, lebih tepatnya ke sebelah kiri lelaki di depanku tadi, aku sangat terkejut. Begitu pula lelaki tersebut saat tatapan kami bertemu.

MENGAPA MANTANKU ADA DI SINI JUGA?

Setelah ku perhatikan lebih detail, semua lelaki yang berada di sini terlihat kebingungan. Mungkin mereka mengalami hal yang sama denganku. Mataku memicing ketika melihat tiga lelaki duduk dengan wajahnya yang terlihat lebih tenang dan santai dari yang lainnya. Aku jadi curiga kalau mereka bertiga pelaku di balik semua penculikan ini. Ah satu lagi. Ada seorang lelaki yang menurutku itu cuek dan dingin. Sip, mereka berempat aku curigai sebagai tersangka.

"Selamat datang di mansion kematian!"

Suara itu membuyarkan lamunanku. Semuanya, termasuk aku tentunya, mencari-cari sumber suara yang mendadak muncul. Aku mengeryitkan kening. Sama sekali tidak ada pengeras suara di sini.

Ngomong-ngomong, suaranya seperti suara robot.

"Aku memilih tiga belas orang yang beruntung, yaitu kalian semua, untuk mengalami sesuatu yang tidak akan pernah kalian lupakan."

Tadi katanya mansion kematian, mengapa malah sebut kami semua orang yang beruntung? Maksudnya beruntung bisa mati di tempat megah nan mewah ini? Konyol!

"Choi Seungcheol."

Aku sangat terkejut ketika nama beserta margaku disebut. Sedetik kemudian aku merasa jantungku seperti berhenti berdetak sejenak.

MENGAPA TANGAN KANANKU TERANGKAT KE ATAS SENDIRI? KENAPA TIDAK BISA DITURUNKAN?

Aku pun refleks menarik tanganku, namun tak bisa. Kedua mataku melotot. Tanganku benar-benar tidak bisa diturunkan!

Aku melihat ke arah lain-maksudku melihat orang-orang di sekitarku-dengan keadaanku yang sungguh sulit diungkapkan dengan kata-kata. Semuanya menatap padaku dengan reaksi yang bermacam-macam.

"Yoon Jeonghan."

Giliran tangan kanan lelaki di hadapanku itu yang terangkat ke atas. Dia juga sama terkejutnya denganku.

Apa ini yang dimaksud dengan perkenalan diri masing-masing? Tetapi siapa yang menggerakkan tangan kanan kami ke atas? Bagaimana caranya? Apa itu hantu mansion di sini?

"Hong Jisoo."

Lelaki yang aku bilang tadi sebagai mantanku itu, tampangnya terlihat tenang walaupun sorot matanya mengatakan kalau dia ketakutan.

"Wen Junhui."

Lelaki itu terkejut sambil melirik padaku.

"Kwon Soonyoung."

Dia yang duduk di sebelah kiri Junhui. Yang menarik darinya adalah matanya sipit dan wajahnya terlihat imut sekaligus sangar.

"Jeon Wonwoo."

Duduk di seberang Soonyoung. Ini salah satu lelaki yang ku curigai. Tetapi, aku mendadak ragu ketika aku mendapati ketakutan di matanya seperti Jisoo.

"Lee Jihoon."

Duduk di sebelah kiri Wonwoo. Astaga! Matanya lebih sipit dari si Kwon itu! Ingin menaksirnya namun ia termasuk salah satu tersangka.

"Lee Seokmin."

Duduk di hadapan Jihoon. Tunggu, Lee? Apakah mereka berdua bersaudara? tetapi ketika kulihat lagi, tidak ada yang mirip sama sekali dari mereka. Biar kutebak, lelaki ini pasti suka sekali tersenyum. Ekspresi ketakutannya itu menunjukkan kalau dia lebih merasa takut dibandingkan Jisoo dan Wonwoo tadi.

"Kim Mingyu."

Duduk di sebelah kiri Seokmin. Ku rasa lelaki kelebihan kalsium dan kulit eksotis itu tak perlu penjelasan lebih lanjut lagi dariku.

"Xu Minghao."

Duduk berhadapan dengan Mingyu. Woah, bisa kulihat matanya tajam bagaikan elang. Dengan kacamata persegi berwarna hitam bertengger di atas hidungnya. Entah kenapa, saat melihatnya menurutku dia terlihat cocok dengan Mingyu. Ngomong-ngomong, dia lelaki ketiga dari keempat tersangka.

"Boo Seungkwan."

Duduk di sebelah kiri Minghao. Lelaki berpipi chubby. Boleh cubit pipinya tidak? Kutebak dia suka sekali makan, makanya dia terlihat gembul. Sayangnya dia terlihat ketakutan, sama seperti Seokmin.

"Hansol Vernon Chwe."

Duduk berhadapan dengan Seungkwan. Lelaki terakhir yang ku curigai. Tetapi aku merasa ragu ketika melihat tangan kanannya yang terangkat ke atas itu agak bergetar.

"Lee Chan."

Duduk sendirian tanpa menghadap siapa pun di ujung meja sana. Lee yang lain lagi? Dan lagi-lagi tidak ada yang mirip dari ketiga Lee tersebut. Dia kelihatan yang paling muda di sini. Anaknya siapa?

"Carilah aku. Dengan senang hati aku memberikan kalian sebuah petunjuk. Merah yang menenangkan. Hanya itu. Tenang saja, waktu kalian masih banyak. Jika waktu kalian sudah habis, maka satu persatu dari kalian akan mati!"

Suara itu kembali dan memberikan sederet kalimat yang mendadak membuat kepalaku pusing.

Aku beranjak berdiri dan menggebrak meja dengan keras dengan kedua tanganku. Membuat diriku menjadi pusat perhatian.

"Berengsek! Keluar kau! Dasar pencundang! Beraninya cuma pakai suara!" teriakku sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling.

"Memalukan." cibir lelaki di sebelahku.

Aku mendelik padanya, "Hei, kau mau mati begitu saja di sini Junhui? Atau kau yang sebenarnya dibalik semua ini?" Aku memicingkan mata.

Jeonghan mengetuk meja beberapa kali dan membuatku menoleh padanya.

"Tenanglah. Kita semua harus tenang dan bekerja sama untuk menyelesaikan semua ini. Bukankah begitu?"

Amarahku sedikit mereda mendengar suara lembutnya. Aku menghela napas dan kembali duduk.

"Perkenalan diri kita sudah cukup atau ingin lebih? Seperti tentang usia atau pekerjaan kita?" tanyaku yang otomatis membuka rapat dadakan ini.

#####

Halo! Setelah sekian lama hiatus aku kembali lagi, tentunya dengan cerita baru-walaupun ini draft lama.

Sebelumnya terima kasih telah meluangkan waktu kalian untuk membaca cerita ini. Aku akan mengusahakan yang terbaik untuk kalian!

Tuliskan kritik dan saranmu di sini, terima kasih! Atau mungkin kalian ada request?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang