°1°

111 30 30
                                    

"Bu nanti Abel pulang agak sore ya, soalnya mau ngerjain tugas dulu. Gak papa kan bu,"

"Gak papa sayang, aturan kamu gak usah bantu ibu. Tugas kamu itu cuma belajar yang rajin," Rani-ibu Abel-mengelus rambut Abel, "Ingatkan mimpi kamu, kamu haru bisa gapai mimpi kamu itu!"

Abelia Putyas gadis cantik yang kerap di sapa Abel. Saat ini ia hanya memiliki ibu, ayahnya telah meninggal beberapa tahun lalu. Dulu ayah Abel seorang pegawai negeri, Ayah Abel meninggal karena kecelakaan mobil. Tapi Rani menduga suaminya itu sengaja ditabrak oleh seorang saat menuju ke mobil, karena bangkai mobilnya tidak ditemukan dan cctv sekitar pun mati. Jika benar ditabrak pasti bangkit mobilnya ada, ya walaupun sudah tak berbentuk mobil lagi. Rani mencoba mencari bukti-bukti tentang dugaannya itu, tapi nihil. Abel menyakitkan ibunya bahwa sang ayah memang meninggal karena kecelakaan, walau Abel sendiri kurang yakin.

Setelah suaminya meninggal, Rani  bekerja sebagai juru masak di salah satu cafe, tapi Rani dipecat  karena keteledorannya. Dan sekarang Rani berkerja sebagai pembantu, Abel sebenarnya tidak tega melihat ibunya yang sudah berumur dan sakit-sakitan harus berkerja. Maka dari itu setiap ia pulang sekolah, Abel mampir ke rumah majikannya untuk membantu ibunya.

"Yaudah bu, Abel berangkat dulu ya," pamit Abel setelah selesai memakai sepatunya.

"Iya hati-hati!"

∮∮∮

"Bel lo udah ngerjain yang ini belom?" Tanya Lea sahabat Abel.

"Fisika ya."

Lea mengangguk, "Iya, liat ya!"

"Iya ambil aja di tas! gue ke toilet dulu,"

"Oke, makasih cantik!" ujar Lea seraya memeluk buku Abel. Abel hanya bergidik melihat sahabatnya itu, dengan cepat ia pergi ke toilet untuk membuang hajatnya.

Sesampainya di toilet, Abel melihat beberapa siswi sedang bergosip ria di wastafel sambil berdandan. Sekolah kok dandanannya tebel kaya mau kondangan, batin Abel.

Abel langsung masuk ke bilik toilet yang kosong, setelah selesai ia hendak keluar tapi tidak jadi setelah mendengar ucapan siswi tadi. Abel menunggu sampai siswi tersebut pergi baru ia keluar.

"Eh tau gak? kemarin gue denger-denger sih katanya bakal ada murid baru loh," siswi A.

"Seriusan lo?" siswi B.

"Iya, tadi pagi pas gue mau ke kantin juga denger orang TU ngomong ada anak baru," ujar siswi C

"Wah! semoga aja sih cowok," siswi D.

"Biar makin nambah cogan-cogan di sekolah kita!" siswi B.

"Yoi, hhhh" siswi C

"Dan katanya lagi dia donatur di sini," siswi A

"Wow, anak donatur! tajir melintir nih," siswi D

"Kenape lo? mau jual badan?" Tanya siswi C.

"Yakali gak kuy," ujar siswi A B D serempak lalu tertawa.

Di tempat lain, Abel merasa aneh mendengar ucapan siswi tersebut. Menjual badan? yang benar saja. Ya walaupun hanya bercanda siapa tau jadi kenyataan kan? Abel ngeri membayangkan itu. Setelah tidak mendengar suara siswi tadi ia segera keluar dan pergi kembali ke kelas, Lea pasti mencarinya karena sebentar lagi bel masuk.

∮∮∮

"Lea gue balik dulu ya!" ujar Abel sembari membereskan buku-bukunya. Seperti yang Abel bilang pada ibunya, saat ini Abel dan Lea sedang berada di cafe untuk mengerjakan tugas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

rêver Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang