"Sebentar lagi aku akan menghadapi ujian."
Sunoo merengut sedih, tangan kiri membersit hidung dengan ujung lengan sweater baby blue miliknya, sedang tangan kanannya meremat ujung kemeja yang dikenakan lelaki yang tepat berada disebelahnya.
"Lalu?" satu alisnya terangkat, heran melihat tingkah Kim Sunoo. Mendadak sekali Sunoo menghubunginya, memintanya datang ke taman yang dekat dengan komplek rumahnya. Berujar padanya jika ada hal yang harus dia bicarakan bersama.
"Kau tahu, teman-teman dikelasku suka sekali mencontek."
"Itu wajar, aku juga terkadang mencotek jika benar-benar tidak mengetahui jawaban seperti apa yang harus kutulis." jeda sejenak. "Bukankah kau juga suka mencontek?"
Sunoo merona, malu dengan perkataan kakak kelasnya yang kelewat jujur. "I-iya memang."
Sunoo mendengus mendengar tawa cekikikan yang berasal dari sampingnya. "Yak dengarkan dulu!"
Menggangguk, lelaki dengan surai hitam itu mulai menatapnya dengan raut yang serius pada Sunoo yang masih merenggut sedih. "Lalu apa?"
"Teman sekelasku selalu mencontek, kau tahu, peringkat satu dikelasku mendapat nilai bagus bukan karena otaknya yang pintar." Sunoo memberi jeda sejenak, nafasnya dihembuskan dengan perlahan. Mencoba mengurangi rasa kesal yang membuat dadanya menjadi terasa sesak. "Mereka membawa contekan dikertas saat ulangan. Itu curang. Nilai mereka sempurna, sedang nilaiku bahkan hanya hanya mampu mencapai batas rata-rata. Aku iri, aku kesal."
"Kenapa kau juga tidak membawanya?"
"Kau mau aku melakukan hal yang tidak baik hah?!" Sunoo menatap marah dengan maniknya yang membulat karena tidak percaya dengan apa yang didengarnya. "Yak Heeseung hyung?!"
Lelaki dengan surai hitam disamping Sunoo tertawa dengan keras begitu mendapati raut marah dari adik kelasnya itu, perutnya terasa digelitiki karena terus tertawa. Lucu, wajah yang terlihat didepannya terlampau lucu untuk dia lihat.
"Aku tidak mau menghabiskan hidupku dengan hal yang tidak baik." Sunoo merengut, melipat tangannya didada. "Kau tahu, yang membuatku marah bukan karna nilai mereka yang nyaris sempurna."
"Apa?" Heeseung bertanya, setelah meyakinkan jika perutnya tidak lagi digelitiki oleh bayang-bayang wajah menggemaskan seorang Kim Sunoo.
"Aku belajar dengan keras untuk setiap ujian yang akan datang, menghafalnya hingga benar-benar dapat kuingat saat ujian tiba nanti. Menghabiskan malamku dengan berbagai tumpukan buku. Namun saat hasilnya keluar, nilaiku hanya mampu menjangkau rata-rata. Sedang mereka yang tidak belajar dan mengandalkan contekan yang mereka bawa, mendapat nilai yang sempurna. Kau tahu, aku merasa jika perjuanganku selama ini sia-sia."
Heesung diam, lebih memilih meniti raut wajah Sunoo yang nampak begitu sedih.
"Peringkatku tidak pernah mencapai tiga besar. Ibuku akan kecewa jika nilaiku tidak naik-naik diujian kali ini."
"Lalu? Apa ini ada hubungannya denganku?"
Sunoo mengangguk. "Untuk sementara waktu, aku ingin keluar dari kelas musik." Sunoo berucap dengan pelan. "Hanya sementara, sampai aku selesai dengan ujianku nanti."
"Apa kau benar-benar harus keluar?"
"Aku harus mendapatkan nilai yang cukup untuk menaikan peringkat. Aku ingin belajar lebih keras lagi diujian kali ini. Hyung tahukan, jika sudah berada dikelas musik, aku tidak bisa berhenti untuk bermain musik."
Nafasnya ditarik dengan pelan. Heeseung mulai sibuk memikirkan berbagai pemikiran yang memasuki kepalanya. Jika Sunoo keluar, kelas musik tidak akan ada yang memimpin. Mungkin ada Sunghoon yang menggantikan, tapi dirinya tidak begitu menyukai jika Sunghoon yang memimpin kelas musik. Heeseung sadar jika dirinya tidak dapat menemukan semangat dalam bermain musik jika tidak ada Sunoo bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LIKE U
FanfictionDisini Kim Sunoo yang membawa Lee Heeseung pada musik. oneshoot!!!