Chapter 1: Papa!

4.5K 441 198
                                    

Sebelum membaca tolong pencet tombol bintangnya!
.
.
Attack on Titan credit to Isayama Hajime-sensei!
Blairé Smith credit to me!
.
SELAMAT MEMBACA!!!!
🍃

===========================

Mentari pagi menyerbak memasuki ruang kerja seorang lelaki jangkung berpangkat Komandan. Erwin Smith. Pria itu mengerjapkan matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk. Kedua iris esnya berkilau terkena sinar mentari pagi.

"Pah! Bangun! Udah pagi!." Teriakan anak kecil terdengar dari arah dapur bersamaan dengan suara sayuran yang sedang dipotong. Suara itu terdengar lembut seperti suara perempuan.

"Hmm~" Erwin hanya membalas pekikkan putrinya dengan deheman. Pria jangkung itu langsung mendudukkan diri diatas sofa yang dia tiduri. Dia tertidur diatas sofa karena sibuk begadang mengerjakan berkas-berkas pemindahan pangkatnya dari seorang Kapten menjadi Komandan. Komandan sebelumnya Keith Shadis mengundurkan diri dan menunjuk dirinya sebagai Komandan yang baru.

Dan tentu saja, Erwin tidak bisa menolaknya. Lagipula posisi itu menguntungkan dirinya. Memudahkannya untuk mencari tahu rahasia yang ada diluar dinding sekaligus membuktikan bahwa teori sang ayah benar adanya.

"Papa dengar tidak sih?!," suara gadis kecil itu kembali terdengar. Suara derap langkah kaki terdengar mendekat kearah ruang kerjanya beriringan dengan suara omelan.

Gadis itu langsung memasuki ruang kerja Erwin, memperlihatkan surai emas yang diikat dua sepanjang pinggang mirip seperti milik Erwin dan sepasang mata besar dengan iris biru muda sewarna lautan. Kalau mata Erwin terlihat dingin dan tegas. Maka mata gadis ini terlihat lembut dan menyenangkan. Ditambah gaun putih selutut yang menimbulkan kesan manis pada gadis tersebut. Dan jangan lupakan spatula ditangannya.

Blaire Smith, itulah namanya. Anak perempuan berumur 10 tahun yang diadopsi Erwin saat menangkap penjahat di Underground City. Saat pertama kali diadopsi Blaire masih berumur 7 tahun. Erwin mengadopsinya karena melihat alis Blaire yang sama tebal dengan miliknya, sekaligus dia merasakan bakat terpendam milik Blaire yang dapat membantu dirinya.

"Iya Blaire. Ini papa bangun, kamu'kan udah lihat nih," ucap Erwin sambil meregangkan kedua tangannya.

Blaire menaikkan sebelah alis tebalnya. Ya, mereka berdua sangat mirip, seperti ayah dan anak kandung. Orang awan pasti mengira kalau mereka memiliki hubungan darah padahal tidak.

Begadang lagi ya?, batin gadis itu. Blaire langsung melipat kedua lengan mungilnya didepan dada. Ia menatap papa nya tajam. Yang ditatap hanya memasang tampang watados. Blaire mendengus, membuat Erwin mengernyitkan dahinya.

Seketika Komandan langsung tersadar. Ah, aku sepertinya ketahuan begadang, batinnya. Blaire pasti menyadari kalau dirinya begadang. Kemeja yang dipakainya untuk bekerja kemarin belum sempat ia ganti, ditambah sepasang sepatu boots yang melekat dia kedua kakinya.

"Maaf sayang. Kalau papa tidak begadang, pekerjaan papa tidak akan selesai," ucap Erwin sambil tersenyum lembut.

Blaire menghela nafas panjang. Iris lautnya kembali menatap iris es milik Erwin. "Papa mau Blaire omeli sampai muntah dulu'kah biar gak begadang lagi?," ucapnya ketus. Blaire memberikan tajam keayahnya, namun bukan terkesan menyeramkan. Tatapannya malah terlihat seperti kucing.

Blairè SmithTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang