01

3 0 0
                                    

    Deru suara kendaraan kian terdengar ketika hari sudah semakin gelap,Renjana senantiasa mengeluarkan sebatang rokok dari kantong kemeja-nya yang sudah berbau masam akibat keringat yang di dapatnya dari kampus.Asap keluar mengepul dari bibirnya menyisakan aroma tembakau yang tercampur mint,entah berapa lama ia menekuni hal ini,mungkin sejak kehilangan seseorang yang berarti baginya ? ya alasan yang biasa penyebab orang mulai merokok.

"Sudah kutebak memang rasa rokok yang ini nggak enak kaya biasanya,kenapa si orang itu bisa suka dan sampai ada stock ditempat tinggalnya ?"

    Sembari membuang putung rokok,Renjana terus membuka ponselnya dan membuka aplikasi chat yang sedari tadi sudah banyak pesan yang menumpuk dari teman bahkan dari ibunya yang menanyakan sudah dimana posisinya sekarang.

"Halo Bun,Renjana masih di shelter bus" Ucapnya yang langsung menghubungi ibunya.

"Iya Bun,bentar lagi udah mau sampai kok bus-nya"

     Panggilan Renjana disambut oleh suara ibunya di seberang sana yang memperingatinya untuk hati-hati bahwa hari sudah semakin malam.

"Iya Bun,.. Ya sudah aku tutup ya" Balasnya bertepatan dengan terlihatnya bus menuju kearah dirinya,segera dimatikan rokok yang masih tersulut bara dan kemudian bersiap menaikinya.

     Suasana bus yang sepi membuat Renjana merasa tenang,diluar sana terlihat banyak sekali orang-orang yang masih sibuk dengan aktifitasnya masing masing tanpa merasa dihalangi oleh mentari yang sudah pamit dahulu.

"Dasar manusia,memang mereka ga Lelah apa mengejar sesuatu yang fana ini ?"

     Perjalanan Renjana hari ini cukup melelahkan,dari kegiatan UKM yang sebentar lagi ada perekrutan anggota baru,dosennya yang tiba-tiba memberikan tugas dengan deadline hari itu juga,dan masih banyak lagi yang telah Renjana alami hari ini.Sayangnya tak aka nada yang menanyai tentang harinya kecuali Ibunya yang ada dirumah sedang menunggunya.

***

"Bunda,aku pulang" Ucap Renjana memasuki pintu rumah bewarna coklat,disambut dengan senyuman hangat dari ibunya yang baru saja selesai menyiapkan makan malam.

"Mandi dulu sana,sudah itu makan"

     Tutur Aneta pada putri semata wayangnya,yang tentunya amat ia sayangi.

     Renjana memasuki kamar tidurnya yang bernuansa polos,hanya bercat putih serta furniture yang berwarna hitam.Tidak ada hiasan atau décor apapun yang menghiasi kamarnya,mungkin pengecualian untuk figura yang ada di atas nakas dekat tempat tidurnya.

Ya,figura dari seseorang yang ingin ia hapus dari hidupnya.

     "Bun,makanannya enak banget.Renjana suka" Ucap Renjana pada Aneta yang ikut duduk Bersama di meja makan.

"Iya Na makasih..Dihabisin cepat,nanti keburu gaenak lagi " Balas Aneta pada ucapan Renjana.

"Iya Bunda-ku tersayang,makasih ya Bun udah kuat hidup berdua sama Renjana"

     Perkataan Renjana membuat Aneta berhenti sejenak mengunyah makanannya,dan akhirnya ia hanya membalas perkataan Renjana dengan senyuman.Segera mereka mengakhiri makan malam dan bergegas untuk beristirahat dari hari yang melelahkan,terkesan seperti berlebihan padahal setiap hari mereka memang selalu begini.Seolah tidak ada lelahnya dengan lingkaran hidup yang begitu monoton.

     Renjana kembali kedalam kamarnya setelah membantu Aneta membasuh piring bekas makan malam,diambilnya ponsel yang lampu indikatornya berkedip menandakan ada pesan masuk di aplikasi chat terpasang di ponselnya.

+6285328910xxx : Halo

Renjana : Iya ?

+6285328910xxx : Apa kabar Renjana ?

     Renjana sontak kaget dengan isi dari pesan itu,ia bukan tipe yang akan memberikan nomornya pada siapapun.Tapi,orang yang tak dikenalnya ini tahu nomor ini dan tak hanya itu orang ini juga tahu namanya,Renjana.

Renjana : Baik,dengan siapa saya berbicara ?

+6285328910xxx : Ah maaf Ren,aku lupa menyebut namaku,ini aku Kedan.

     Renjana sontak menjatuhkan ponselnya,dan merasakan degub jantung yang kian bertambah cepat diiringi dengan rasa sesak menusuk yang membuatnya menahan sakit yang sepertinya teramat dalam.

"Dia pulang"

     Pikirannya kacau,lebih dari biasanya.Kedatangan seseorang dari masalalu membuat hatinya bergemuruh hebat,kepalanya serasa berputar-putar.Otak Renjana seketika menarik flashback masalalu yang tidak ingin diingatnya,ingatan akan kepergian sosok itu tanpa ada berita sama sekali seolah menghilang begitu saja ditelan bumi,seakan terlintas cepat dikepalanya. Kedatangannya kali ini sungguh tidak dipikirkan oleh Renjana.Yang akhirnya membuat Renjana mengabaikan pesan yang terakhir di kirim Seseorang yang ia pikir tak akan kembali.

***

     Decit pintu kamar Renjana terdengar nyaring saat ia membuka pintunya,seperti biasa setelah selesai bersiap ia menuju ruang makan yang sudah tersaji sarapan yang telah disiapkan oleh Aneta.Bau roti yang baru saja keluar dari panggangannya tercium harum menghiasi ruangan,dioleskannya selai blueberry kesukaan Renjana.

"Kamu hari ini pulangnya sore lagi ?" Ucap Aneta memberikan roti yang sudah terolesi oleh selai di dalamnya.

"Iya Bun,mungkin malam.Soalnya aku ada pengerjaan berkas" Balas Renjana sambal memasukkan roti itu kedalam mulutnya.

*ting

+6285328910xxx : Pagi Ren,lagi apa ?

    Suara notifikasi dari ponsel Renjana,membuatnya mengalihkan pandangannya pada sumber suara itu.Masih nomor yang sama semalam yang menghubunginya,membuatnya terdiam sejenak seperti sedang berpikir untuk membalasnya atau tidak karena memang orang di dalam ponselnya tersebut ada hubungan dengan alasan Renjana menutup pintu hatinya kepada siapa pun yang mencoba masuk.

Renjana : Sangat baik,sampai kamu datang lagi.Semuanya tidak baik lagi.

Berulang kali Renjana memikirnya apa balasan yang akan ia kirim,akhirnya hanya kalimat itu yang menurutnya pas sekali dengan keadaannya saat ini.

+6285328910xxx : Aku mau ketemu sama kamu,aku pengen jelasin semuanya sama kamu..

Read 07.50 am

"Dasar gila,dia pikir dia siapa datang sesuka hatinya lalu pergi begitu saja"

     Ucapan Renjana membuat Aneta tersedak,yang membuat Renjana sadar ia masih ada di meja makan Bersama Ibunya.Diambilkan minum untuk Aneta yang langsung disambut cepat.Setelah sedikit membaik Aneta mengajukan pertanyaan untuk anaknya,apa hal yang sudah membuat Renjana menggerutu di pagi hari ini.

"Siapa Na ? Kok kamu bilang dia gila ?"

"Bukan siapa-siapa kok Bun,orang iseng aja.Ya sudah Renjana berangkat dulu"

     Sambil menggendong ranselnya Renjanamencium punggung tangan Aneta dan berpamitan untuk berangkat menuju kampusnya,Renjanatak sadar bahwa ia akan diberi kejutan saat dikampus nanti.


Hey,aku kembaliii

Semoga suka dengan cerita ini ya,terus dukung aku dengan Vote,share beserta komen.

-Wufyuu all <3

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Renjana bersama KedanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang