2

627 79 5
                                    

Setelah melihat beberapa orang diantara mereka adalah aktor senior. Atsushi merasa dirinya kerdil dikelilingi bintang yang bersinar terang sementara ia cuma kunang-kunang. Untungnya ia bisa membaur terbantu kehadiran Rampo, pria heboh easy going dan mau memulai percakapan duluan dengannya sebelum ia mati gaya karena ia tak punya topik sebanyak Rampo untuk berinteraksi dengan orang yang baru dikenal.

"Ohayaou."

"Ohayou, Rampo-san," sahut balik Atsushi. Ia membalik roti panggangnya, itu sarapan yang sangat mudah dibuat dan paling ia sukai. Roti dipanggang dengan bacon dan telur mata sapi setengah matang.

"Itu terlihat enak. Tapi, aku tidak suka telur mata sapi," ujar Rampo. Ia mengambil kotak pancake instans dari lemari setelah ia memeriksa semuanya. Ia picky eater jadi ia memasak sendiri sarapannya supaya tidak merepotkan orang lain.

"Kenapa? Sayang sekali Rampo-san tidak suka. Padahal telur mata sapi setengah matang sangat enak," ujar Atsushi.

Rampo termenung mendengarnya. Matanya yang berbentuk garis lurus itu membuka. "Hahaha...itu baik untukmu. Aku sangat pemilih makanan. Maafkan aku jika menyinggung," ujar Rampo seraya tangannya menuangkan adonan pancake ke teflon. Ia terlihat serius melakukannya.

Baik Atsushi dan Rampo sama-sama kurang pandai memasak, jadi mereka membuat sarapan untuk mereka sendiri seadanya dan paling mereka sukai. Dan pagi itu pun baru mereka berdua saja yang bangun. Semua kegiatan mereka disorot dari bangun tidur kecuali kegiatan di kamar mandi karena itu privasi. Setiap adegannya diambil natural tanpa script.

Dug.

Atsushi secara tidak sengaja menabrak dada Dazai saat ia berbalik untuk mencuci piring kotor bekas sarapannya. Dazai berdiri tepat di dekatnya, ia yang tidak melihat kanan kiri langsung berputar saja sehingga ia tidak bisa menghindari tabrakan.

"Gomen senpai."

Dazai mengangguk, "Tidak masalah. Jangan dipikirkan."

Rampo tersenyum lebar. "Ohayou Dazai-san, Ryu-san..." sapanya.

Selagi menunggu yang lain benar-benar bersiap untuk misi mereka yang belum juga dikirim ke ponsel mereka. Selama menunggu misi, Atsushi ikut berenang di kolam ikut bergabung dengan Chuuya yang bersantai dengan segelas limun.

Byur.

Ryunosuke melompat ikut berenang. Tapi, sejak kedatangannya Ryunosuke cukup pendiam. Lihat saja sekarang Ryunosuke bersantai dengan pipinya menempel dipinggir kolam, sementara Atsushi duduk ditangga di sudut lain.

Perkelanan mereka berlima tidak ada yang menarik. Kegiatan mereka juga belum dimulai sepenuhnya.

"Hoam."

"Hei, semuanya kita berkumpul di taman samping. Periksa ponsel kalian masing-masing, kita sudah mendapatkan misi untuk pagi ini," Rampo menggoyangkan ponselnya.

"Benarkah? Aku baru saja mau bersantai," ujar Chuuya menyahuti.

Mereka bertiga ke luar kolam dan datang mengambil tempat di taman. Semuanya berdiri tidak sabar dan Rampo yang lebih tidak sabar.

Mereka akan mulai permainan jankenpon dengan cara berbeda, yaitu jika salah satunya menang pihak yang kalah harus menyebutkan kata "Menang" dan sebaliknya. Kalau mereka mengeluarkan yang sama, mereka harus mengatakan "Seri".

"Oke kita akan mulai dari siapa dulu? Bagi kelompok yang menang mereka akan mendapatkan jenis makanan yang ditampilkan di layar monitor. Baiklah, makanan pertama sashimi." ujar Rampo membuka suara sekaligus memperkenalkan sedikit misi dari permainan mereka.

"Apakah tidak masalah kalau ada yang bertiga dan berdua saja?"

Rampo nampak berpikir, tapi layar monitor menampilkan teks dari produser. "Tidak masalah. Kita bermain jankenpon berdasarkan keberuntungan."

Mine (Dazatsu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang