5

7 3 2
                                    

         

          Malam ini rencananya akan ada kumpul karyawan. Karena biasanya jika setelah gajian kami mengadakan makan bersama.

Saya berjalan mendekati Muti.

"Muti, ajak yang orang baru itu ya, kalo mereka mau." ujar ku

"oh iya mas Banyu, nanti saya ajak."

"sama ajakin Adel yaah, harus mau gitu." ucap Putra yang sedari awal sudah mengincar Adel.

"Mba Adel itu sodara saya mas, nanti saya kasih tahu ya, kalo mas Putra mencarinya." ucap Muti dengan godaan

          Banyu meninggalkan mereka yang tengah asik berbincang dan memilih memasuki kamar.

"hai Banyu. Udah denger kabar anak baru belum?" tanya Iki

"udah" sahut ku tanpa menatap.

"yang satu namanya Adel, kalo yang satu lagi belum tahu."

"hmm"

"apa kamu tidak tertarik dengan mereka?"

"saya mengantuk mau tidur. Sudah ya."

Iki membalas dengan mengangkat pundak.

          Sudah 2 jam saya tertidur. Saya lupa jika ada kumpul karyawan. Bergegas saya bersiap-siap. Setelah itu menuju ruang utama. Saya melihat sudah ramai. Terdapat anak baru yang bernama Adel. Namun, yang satu lagi tidak ada.

         Saya melihat ponsel, saya berniat ingin membeli pulsa. Memutuskan untuk keluar. Saya menuruni tangga. Berbarengan dengan saya turun anak baru itu keluar dari kamarnya. Dan lagi ia terseyum padaku.

         Aku tidak membalasnya lagi dan lagi. Dan memilih untuk melewatinya saja. Aku pun keluar dari kantor ini. Membuka pager utama dan mencari konter pulsa. Saya sudah hafal dengan tempat-tempat disini.

          Sekarang sedang ramai karena bertepatan dengan malam minggu. Malam dimana yang sangat disukai oleh anak remaja sampai orang tua.

          Menurut saya malam ini sama saja dengan malam-malam biasanya. Tidak ada Yuri disamping saya. Yuri masih sibuk dengan kegiatan sekolahnya. Terlebih di sekolahnya tidak diperbolehkan membawa ponsel.

          Setelah membeli pulsa saya kembali menuju kantor. Dari kejauhan saya melihat anak baru itu. Dia sedang membawa air mineral di tangannya. Dia tersenyum ramah pada saya. Selalu tersenyum ramah.

Belum kenal sudah berani senyum.-batin ku

"hai" sapanya terdengar di telingaku.

Seperti biasa aku tidak membalasnya. Aku terus mengabaikannya.

Sepertinya dia kesal.-pikir ku

Hmm. Smirk untuknya

Senyum kemengan terlintas sekilas di wajahku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Amerta Banyu BeningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang