6. Begin Again

641 84 58
                                    

Dipublikasikan 28 Maret 2021

Dipublikasikan 28 Maret 2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Seorang polisi berdiri dengan gagah di hadapan seorang lelaki yang masih duduk dengan mata berkaca kaca. Setelah menjelaskan segala hal yang terjadi, termasuk bukti rekaman suara seorang wanita yang mengaku telah membunuh suaminya pada sebuah ponsel di tangan Yang Yu Teng, polisi itu berkali kali menunduk dan meminta maaf pada orang di depannya.

Sedangkan orang yang ia ajak bicara hanya menggetarkan gerahamnya menahan amarah yang telah sampai di ubun ubun.

"Negara akan memberikan ganti rugi untuk Saudara Yang Yu Teng, karena kami telah teledor. Waktu lima tahun di penjara mungkin tidak bisa digantikan dengan apapun..." Lelaki berseragam itu kembali menunduk, menunjukan wajah menyesal yang teramat dalam.

Apalagi selama rentan waktu itu, dia tidak pernah melihat si Pendiam melakukan kesalahan atau membuat keributan apapun di sel tahanan. Dia hanya tidak bisa membuktikan dirinya tidak bersalah.

"Negara akan mempertanggung jawabkan semuanya. Wanita itu juga sudah kami tahan dengan dugaan penculikan dan membawa kabur seorang tahanan. Dan pemuda pemuda itu juga mendapat pasal berlapis terkait narkoba dan percobaan pembunuhan."

Lelaki yang mendengarkan semua perkatan polisi itu menoleh ke samping, tepat di ujung lorong, seorang pemuda terbaring diatas kursi besi. Tampak nyenyak dalam tidurnya.

"Lalu..." Dia kembali pada orang di depannya, "Anak itu, siapa dia?"

Lelaki yang ditanya menelan ludahnya sekali. Kemudian dia menoleh bergantian antara lelaki beruban di depannya juga seorang pria yang tertidur di kejauhan, "Saat menelpon kami memberitahu bahwa Yang Yu Teng diculik..." Dia memberi jeda pada ucapannya.

Lalu suaranya merendah. Sedikit berbisik, "Dia bilang Yu kekasihnya."

Tak ada reaksi apapun dari orang yang baru saja mendengar kata kata itu. Hanya sebuah helaan tipis dari nafasnya yg berat. Setelah diam termenung cukup lama, membiarkan angin dan suara jam berdetak di kejauhan, dia menatap polisi itu dan berkata dengan suara yakin.

"Aku tidak menginginkan apapun dari negara ini."

Polisi itu mengerutkan dahi.

"Tapi aku punya satu permintaan, dan kalian harus bisa melakukannya."

Setelah menatap Pak Tua itu beberapa detik, polisi itu mengangguk. Seakan siap atas semua yang akan orang itu katakan.

"Urus visa anakku agar dia bisa pulang ke Jepang besok pagi."

"Tapi, Pak, Yu masih kritis."

"Aku bisa membawa semua dokter dari negara ini untuk mengawal anakku, mengerti?" Pak Tua dengan rambut hitam itu berkata dengan suara hati hati,

"Lalu keluarkan surat kematian untuk Yang Yu Teng. Beritakan bahwa dia sudah meninggal. Jadi tidak ada seorangpun yang mengaku sebagai kekasihnya, tapi malah menyakitinya sampai seperti ini."

BLUE TOMORROWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang