Acara akhir tahun telah sampai pada sesi penghujung acara, biasanya para penyanyi serta MC akan berkumpul bersama untuk menyanyikan satu lagu secara bersama-sama. V berjalan terlebih dahulu dari Rosé, dan berdiri membuat barisan dengan yang lainnya, sisi kiri V terlihat masih kosong menimbulkan banyak space untuk penyanyi lainnya.
Rosé datang dengan gaun hitam berkilap yang memamerkan lekuk tubuhnya, terbuka dibagian atas dan belakang punggung cantiknya yang bisa membuat para hati pria meronta-ronta ingin menyentuhnya.
"Nikmat tuhan mana yang kau dustakan wahai para lelaki" ungkap V yang menatap Rosé dari kepala hingga kaki.
V tak berhenti menatap Rosé yang datang dari arah kanannya, menatap lekat sampai enggan untuk berkedip. Rosé tiba dihadapan V dengan senyuman yang terus mengiringi langkahnya, mencari posisi kosong tentunya mengambil posisi di samping kiri V. Degup jantung semakin memburuh membuat V kewalahan mengatur ritmenya, memcoba untuk berpaling pandang namun matanya sulit dikondisikan, Rosé yang menatapnya bingung sekaligus gemas.
"Tuhan tolong aku tidak ingin mati mendadak" kata hati V.
Karena cukup banyak waktu yang terbuang sia-sia menunggu para penyanyi untuk memenuhi panggung, Rosé berinisiatif untuk berinteraksi dengan penyanyi lainnya.
"Selamat atas kemenangan mu yaa, V-ssi?" ungka Rosé seraya sedikit menyentuh lengan V.
"Ah, terimakasih senior" balas V diiringi dengan sedikit membungkukkan tubuhnya, menghormati seniornya.
Rosé pun tersenyum dengan perlakuan sopan yang V berikan dikesan pertama mereka.
"Jadi namamu benarkan V? aku takut salah dengar."
"Benar senior, ijinkan saya untuk memperkenalkan diri, nama saya V, mohon bantuannya" seraya mengulurkan tangannya.
"Aku Rosé, senang berkenalan dengan mu V" balas Rosé, meraih uluran tangan dari V.
"Bagaimana perasaan mu? gugup atau sebaliknya sangat santai?" tanyanya lagi, setelah melepaskan jabatan tangan mereka.
"Gugup sekali, sampai detik ini selalu ada yang membuat saya gugup" V diiringi senyum kikuknya.
"Santai aja, kalau gugup nanti serangan jantung, hahaha" ucapnya seraya tertawa ringan.
"Iya serangan jantung karena senior" jawab V memelankan suaranya.
"Eh apa V?" tanya Rosé yang takut salah dengar.
"Nggak senior, senior terlihat sangat cantik hari ini!" balas V yang mengalihkan pembicaraan.
"Haha, yang benar? terimakasih kalau begitu" tawanya dengan tepukan ringan dibahu V.
V membalas dengan senyuman, tak lama suara alunan musik mulai terdengar pertanda bahwa acara penutupan akan segera dimulai. Semua ikut bernyanyi, V dan Rosé menghentikan pembicaraan ringan mereka dan ikut menyanyi dengan yang lainnya.
.
."Hey Rosé?!" panggil seseorang yang berada dibelakang Rosé.
Rosé menengok mencari sumber suara, tak lama sang pemilik suara tersebut muncul dari banyaknya kerumunan para penyanyi yang akan turun dari panggung. V dan Rosé sendiri agaknya terpisah dari barisan membuat mereka tidak lagi bertemu saat turun panggung.
bunyi nafas tersengal-sengal dibuat oleh Joy yang sudah berada di depan Rosé.
"Hey kau kok pergi sendirian? orang lain sibuk menemui temannya kau sibuk melenggang pergi begitu saja!!" ungkap Joy.
"Maaf aku melupakanmu, sudahlah jangan dibahas ayo kita turun, managerku sudah menunggu Joy." balas Rosé.
Joy dan Rosé akhirnya sama-sama pergi menuju belakang panggung.
.
."Kak staff, apa kalian melihat Rosé senior atau Joy senior?" tanya V pada para staff dan kru acara penghargaan tersebut.
"Tidak, kami tidak melihatnya" jawab salah satunya.
"Ada apa memangnya?" tanya seorang staff yang menghampiri V.
"Tidak ada, hanya ingin tahu aja apa mereka sudah pulang atau tidak."
"Mereka tadi ada dibelakang panggung, Rosé mengganti bajunya bersama Joy, lalu mereka pulang sekitar 5 menit yang lalu" jelas staff tersebut.
"Baiklah kalau begitu, terimakasih kak saya juga pamit pulang, terimakasih kerja kerasnya juga." ucap V seraya membungkukkan tubuhnya.
V menghela nafas beratnya, sangat terlihat senyum yang terpatri di wajahnya kian memudar, membuat wajah tampannya terlihat begitu datar.
V memasuki mobilnya dan sang manajer pun melajukan mobil tersebut, membawa V pulang ke apartemennya.
Menatap jendela dengan wajah lesu, jelas ini bukan V yang biasanya, ini seperti seorang pria yang merindukan masakan dari sang mama.
"Harusnya tadi kita tidak berpisah, harusnya tadi RM hyung tidak mengajak bicara, jika begitu mungkin aku bisa mendapat nomor senior Rosé" gumam V.
"Kau ini kenapa? kusut sekali wajahmu" tanya sang manajer.
"Hyung tolong minta nomor telepon Rosé pada manajernya." ucap V.
"Tidak bisa, kita sesama manajer menjaga ketat artis tersebut, jadi jangan berfikir aku akan membantumu."
"Begitu ya? kalau begitu aku sendiri saja yang akan memintanya." balas V.
"Sudah jangan pikirkan soal wanita, fokus saja pada karier mu, kau ini artis pendatang baru jadi jangan mencoba membuat onar ya Taehyung" peringatan untuk V.
"Ck, sudah lah aku malas membahasnya" balas V kesal.
✨
okkay segini dulu yak, gantung? gapapa lah ya, btw papaku lagi sakit mohon doanya yah, jangan lupa tinggalkan jejak, terimakasih 🙏

KAMU SEDANG MEMBACA
ROLLER COASTER | TAEROSÉ
FanfictionHubungan yang erat dengan wahana Roller coaster adalah hubungan yang tentunya sangat menantang. Tanjakan, turunan maupun jalan yang berkelok-kelok harus dilalui pasangan tersebut, tentunya dengan tingkat resiko yang besar, belum lagi dengan berbagai...